Seringkali, konflik terjadi karena orang-orang berfokus pada perbedaan yang tampak di permukaan—pada tindakan atau pada hal-hal yang terlihat secara eksplisit.

Memfokuskan perhatian pada “Why” dalam setiap diskusi atau pemahaman sebuah topik tidak hanya penting, tetapi sering kali menjadi kunci untuk membuka wawasan yang lebih dalam dan menyeluruh. Di dunia yang kompleks, di mana setiap individu dan kelompok datang dengan latar belakang, nilai, dan motivasi yang berbeda, memahami “Why”—alasan mengapa orang bertindak, berpikir, atau merasa tertentu—memberikan wawasan yang lebih substansial daripada sekadar mengetahui “What” (apa yang terjadi) atau “How” (bagaimana sesuatu terjadi).

Mendiskusikan “Why” mengangkat kita ke level pemahaman yang lebih emosional & psikologis. Pendekatan ini tidak hanya sekadar mengetahui fakta atau prosedur, tetapi juga menggali lebih dalam ke dalam motivasi dan konteks yang membentuk perilaku dan kepercayaan.

Pendekatan ini membantu kita mengidentifikasi titik temu dan perbedaan pada tingkat yang lebih mendasar.

Memahami “Why” seseorang atau kelompok bertindak tertentu membuka jalan bagi empati. Empati adalah kemampuan untuk memasukkan diri kita ke dalam posisi orang lain dan melihat dunia melalui pandangan mereka. Ketika kita memahami alasan di balik tindakan atau kepercayaan seseorang, kita cenderung mendekati mereka dengan rasa hormat dan keterbukaan, bukan prasangka atau ketidaksabaran.

Lebih lanjut, pendekatan berbasis “Why” juga penting dalam memperkaya literasi antarkelompok, memperkaya pemahaman kita sendiri dan mengurangi kesalahpahaman. Literasi ini mencakup bukan hanya pembelajaran fakta baru, tetapi juga pengembangan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain secara lebih efektif.

Oleh karena itu, mengarahkan diskusi atau analisis dari perspektif “Why” tidak hanya membantu dalam memahami isu yang lebih luas, tetapi juga mempromosikan toleransi, kerjasama, dan koeksistensi antarkelompok yang lebih harmonis. Setiap pribadi punya cerita; tiap cerita memiliki alasan; dan menghargai alasan tersebut adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih terbuka dan inklusif🤩

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *