What is design accountable for in a product company?

Sebuah tulisan Thomas Sutton dalam UX Collective 2024 bertajuk What is design accountable for in a product company? menarik sekali untuk dibahas, terkait bagaimana sebuah produk melahirkan outcomes bagi penggunanya?✨

Di balik setiap desain yang kita cintai, terdapat perpaduan seni dan sains yang memikat hati dan pikiran. Desain bukan sekadar tentang estetika; ia adalah jembatan yang menghubungkan kegunaan (usability) dengan keterjangkauan (accessibility),menciptakan pengalaman tanpa batas (barrier-free) bagi setiap pengguna. Kita berbicara tentang sintesis antara kebermanfaatan (usefulness) dan kesenangan (enjoyment), di mana setiap sentuhan dan interaksi dengan produk tidak hanya memenuhi kebutuhan, tetapi juga menumbuhkan kecintaan❤️

Lebih jauh, desain yang efektif adalah tentang menciptakan kesesuaian kontekstual (context-fit) dengan kesederhanaan jaringan (net-simplicity), mengubah realitas yang kacau menjadi pengalaman yang harmonis dan intuitif. Setiap elemen dirancang untuk meningkatkan kehidupan pengguna, mendorong mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri🤩

Namun, perjalanan untuk mencapai hasil produk (product outcomes) yang luar biasa ini tidaklah sederhana. Di balik layar, ada kerumitan yang harus ditaklukkan – mulai dari penjualan (sales), pemasaran (marketing), layanan pelanggan (customer services), desain, ilmu pengetahuan (science), hingga teknologi. Semua elemen ini berkolaborasi, berinovasi, dan terus-menerus beradaptasi untuk menciptakan nilai bisnis (business value), manfaat pengguna (user benefit), dan dampak sistemik yang berarti🎯

Ketika desain bertemu dengan kecintaan, kegunaan, dan inovasi, kita tidak hanya mendapatkan produk yang luar biasa; kita mendapatkan pengalaman yang mengubah kehidupan. Desain yang hebat adalah tentang menciptakan produk yang tidak hanya kita gunakan, tetapi juga kita cintai, yang pada akhirnya membawa kita ke masa depan yang lebih cerah dan lebih baik🚀

Empati

Empati adalah kemampuan esensial untuk mengerti dan merasakan emosi serta keadaan orang lain dari sudut pandang mereka, seakan-akan kita yang mengalami situasi itu sendiri. Ini adalah kunci dari pemahaman antarmanusia, sebuah proses dimana kita menempatkan diri kita dalam sepatu orang lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam🍎

Compassion, atau kasih sayang yang aktif, adalah perluasan dari empati. Ini bukan hanya tentang pemahaman emosi, tetapi juga tentang hasrat untuk mengurangi atau mengeliminasi penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. Compassion adalah manifestasi dari empati yang berujung pada tindakan, sebuah keinginan untuk tidak hanya mengakui tetapi juga untuk mengambil langkah konkrit dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi orang lain🍊

Dalam Design Thinking, empati adalah fondasi dari pendekatan desain. Desainer menggunakan empati untuk menyelami kebutuhan, hasrat, dan tantangan pengguna, memungkinkan mereka untuk mengungkap masalah yang benar-benar perlu diatasi dengan solusi yang tepat dan berpengaruh🍒

Namun, Design Thinking mengusung tujuan yang lebih besar daripada sekadar empati. Ini berambisi untuk mencapai compassion melalui proses desain—menciptakan solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan tetapi juga menghormati dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Desain yang didorong oleh compassion mempertimbangkan efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, menghasilkan produk, layanan, atau sistem yang mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan kebahagiaan secara keseluruhan🍉

Sehingga, sementara empati adalah langkah awal yang memungkinkan kita untuk memahami pengguna dengan lebih mendalam, compassion adalah puncak dari Design Thinking, di mana solusi yang dihasilkan tidak hanya berorientasi fungsi tetapi juga dipandu oleh nilai-nilai humanistik dan etis, yang menunjukkan kepedulian nyata terhadap kebutuhan kemanusiaan di balik setiap tantangan desain🍓

Dari empathy hingga compassion

Servant Leadership

Bergesernya pola kepemimpinan transformatif, menjadikan konsep Servant Leadership jadi makin populer, Servant leadership itu ibarat seorang kapten yang tidak hanya memerintah kapalnya dari dek atas tetapi turun ke bawah untuk membantu awaknya🚢🚢🚢

Pemimpin jenis ini tidak cuma memikirkan tentang bagaimana caranya bisa tiba di tujuan, tapi juga memastikan seluruh awak kapal ikut berkembang dan merasa penting dalam perjalanan tersebut⚓️

Bayangkan seorang pelatih sepak bola yang tidak hanya memberi strategi permainan, tetapi juga mendengarkan dan memahami kebutuhan pemainnya. ⛹️‍♂️🤾🏻‍♀️Dia melatih tidak hanya untuk memenangkan pertandingan, tetapi juga untuk membuat setiap pemain menjadi yang terbaik. Itulah esensi dari servant leadership: memimpin dengan hati, bukan hanya dengan perintah⚽️🏀🏈

Servant leadership mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang membantu anggota tim kita menemukan kekuatan mereka, mengatasi ketakutan, dan bersinar. Ini tentang menunjukkan kepedulian yang sebenarnya kepada orang-orang yang kita pimpin dan bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan yang lebih besar 🎯🎯🎯

Ketika kita memimpin dengan cara ini, kita tidak hanya mencapai target kita, tetapi juga membangun tim yang kuat dan setia yang merasa dihargai dan didengarkan. Di dunia di mana semua orang ingin didengar dan diakui, servant leadership adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif & produktif🚀

Pengembangan diri

Pengembangan diri yang kita lakukan sejatinya berakar pada tujuan mulia: membesarkan kebermanfaatan bagi orang lain.

Proses belajar dan meningkatkan diri bukanlah semata untuk kepuasan atau pencapaian pribadi, tetapi lebih penting lagi, untuk memastikan bahwa keterampilan yang kita miliki dapat ditransfer secara efektif kepada penerima manfaat.

Konsep ini menekankan pada pentingnya tidak hanya memiliki pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga kemampuan untuk memastikan bahwa pengetahuan tersebut dapat melekat dan berkembang dalam diri orang lain.

Dalam konteks ini, belajar menjadi lebih dari sekadar menambah wawasan; ini adalah tentang mengasah cara kita mengkomunikasikan dan membagikan ilmu tersebut pada siapapun. Misalnya, seorang pendidik yang terus-menerus memperbaiki metode pengajarannya tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikannya sendiri, tetapi juga memperkuat pemahaman dan keterampilan murid-muridnya. Ini menciptakan lingkaran positif dimana peningkatan kemampuan pendidik langsung berdampak pada keberhasilan pembelajaran muridnya.

Selain itu, pengembangan diri dalam konteks ini juga melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh penerima manfaat. Dengan memahami ini, seseorang dapat menyesuaikan pendekatan dan metode pembelajaran atau transfer keterampilan untuk memastikan bahwa mereka relevan dan efektif. Tujuannya bukan hanya transfer pengetahuan, tetapi juga membekali penerima manfaat dengan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam praktik.

Pendekatan ini memandang keberhasilan tidak hanya dari pencapaian pribadi, tetapi dari seberapa besar dampak positif yang bisa dihasilkan bagi orang lain. Ini adalah tentang menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan, di mana pengembangan diri kita secara langsung berkontribusi pada kemajuan dan keberhasilan orang lain. Dengan cara ini, pengembangan diri menjadi sebuah perjalanan yang tidak hanya memperkaya diri sendiri, tetapi juga membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Individu dikembangkan bukan dengan pendekatan sulap, tapi proses transformasi yang panjang, tapi sungguh-sungguh dirancang. Change by Design✨

Selamat menebar manfaat!

Psychological Safety

Ruang bermain atau bekerja sih?

Ruang bermain sangat erat dengan Psychological Safety yang baik, konsep penting dalam psikologi organisasi, terutama dalam konteks kerja tim dan inovasi🤯

Pertama kali diperkenalkan oleh Amy Edmondson, seorang profesor di Harvard Business School. Psychological Safety merujuk pada sebuah lingkungan dimana individu merasa aman untuk mengambil resiko, berbicara terbuka, dan mengekspresikan ide-ide mereka tanpa takut akan penilaian negatif atau hukuman🤩

Konsep ini sangat relevan dalam membentuk ‘Learning Zone’, yang merupakan keadaan di mana individu dan tim merasa termotivasi dan mampu untuk belajar, bereksperimen, dan berkembang. Dalam Learning Zone, orang merasa nyaman untuk mencoba hal-hal baru, membuat kesalahan, dan belajar darinya. Ini berbeda dengan ‘Comfort Zone’ di mana seseorang mungkin merasa aman tapi tidak termotivasi untuk berkembang, ‘Apathy Zone’ yang ditandai dengan kehilangan minat dan motivasi, dan ‘Anxiety Zone’ di mana tekanan dan ketakutan menghalangi kinerja dan pembelajaran😓

Mengapa Learning Zone penting? Dalam lingkungan yang mendukung Psychological Safety, individu lebih cenderung:

✅ Berinovasi dan Kreatif
Ketika tidak takut gagal, individu lebih cenderung mengambil risiko dan berpikir di luar kotak.

✅ Belajar dari Kesalahan
Kesalahan dilihat sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai kegagalan pribadi.

✅Berbagi Pengetahuan
Orang merasa lebih nyaman untuk berbagi ide dan pengetahuan, yang memperkaya seluruh tim.

✅Bekerjasama dengan Efektif
Meningkatkan keterbukaan dan kepercayaan antara anggota tim, menghasilkan kolaborasi yang lebih baik.

Untuk menciptakan Learning Zone yang kaya akan kreativitas, penting untuk membangun budaya organisasi yang menghargai keberagaman pemikiran, menerima risiko dan kegagalan sebagai bagian dari proses, dan mendorong komunikasi terbuka. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi, di mana setiap orang merasa dihargai dan terlibat dalam pekerjaannya.

Seberapa tinggi Psicological Safety tampat kamu bekerja?

Inovator & enthusiast

Ada yang lebih keren selain jadi Silent Majority?

Dalam perjalanan inovasi, setiap individu memainkan peran unik dalam menyebarluaskan ide-ide baru. Ada dua peran yang biasanya terdepan dalam perubahan, yakni sang inovator & sang enthusiast yang sangat krusial dalam merajut masa depan. Mereka bukan sekadar pemimpin dalam mengadopsi gagasan, tetapi juga pemberani yang tak gentar menghadapi risiko. Di tangan mereka, ide-ide segar tidak hanya ditemukan tetapi juga dibawa ke kehidupan nyata, membuka pintu bagi kemungkinan-kemungkinan baru yang belum terjamah.✍️

Inovator berdiri di garis terdepan, sering kali mereka adalah pencipta atau pengembang awal dari sebuah ide. Mereka menanamkan benih perubahan dengan dedikasi & ketekunan. Sementara itu, enthusiast, dengan semangat & kegembiraannya, jadi pendukung vital dalam menyebarluaskan gagasan. Mereka berbagi visi inovator, menyebarkannya melalui komunitas & jaringannya, sering kali jadi pengguna awal yang memberikan umpan balik penting untuk penyempurnaan lebih lanjut✨

Kedua kelompok ini, adalah pemberani & dedikasi tinggi, tidak hanya menghadirkan inovasi tetapi juga menginspirasi orang lain. Mereka menunjukkan bahwa melangkah ke wilayah yang tidak diketahui dapat membawa keuntungan yang signifikan, tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam dunia yang terus berubah, di mana adaptasi adalah kunci, peran mereka menjadi sangat penting. Inovator & enthusiast sering kali menjadi pencipta lapangan kerja baru, membuka pasar yang belum tersentuh & mendorong pertumbuhan ekonomi, jadi motor penggerak yang menggerakkan roda inovasi, mendorong yang lain maju ke depan🙌

Jadi bagian dari kelompok inovator & enthusiast bukan cuma tentang menciptakan sesuatu yang baru / jadi yang pertama. Ini tentang menjadi bagian dari perubahan, menjadi pendorong dalam evolusi masyarakat. Dalam dunia yang cepat berubah, mereka punya peran penting dalam membentuk masa depan. Mendorong lebih banyak orang untuk menjadi bagian dari kelompok ini bukan hanya mengenai perkembangan teknologi, tetapi juga tentang membentuk masyarakat yang lebih adaptif, inovatif & progresif🚀

Kamu pilih peran yang mana?

Konsep balas budi & ‘pay it forward’

Konsep balas budi & ‘pay it forward’ punya perbedaan mendasar dalam konteks keberlanjutan. Balas budi/ ‘reciprocity’, berfokus pada tindakan membalas kebaikan yang telah diterima kepada orang yang sama / kelompok yang telah memberikan kebaikan tersebut. Ini adalah siklus yang cenderung tertutup, di mana kebaikan dipertukarkan antara individu atau kelompok tertentu. Misalnya, jika seseorang membantu kita, kita akan membantu orang tersebut kembali sebagai tanda terima kasih.

Di sisi lain, ‘pay it forward’ adalah konsep di mana seseorang tidak langsung membalas kebaikan yang diterima kepada orang yang sama, tetapi lebih memilih untuk memberikan kebaikan kepada orang lain. Ini menciptakan rantai kebaikan yang terus berlanjut & dapat menyebar luas dalam masyarakat.

Dalam konteks keberlanjutan, ‘pay it forward’ menjadi pendekatan yang lebih relevan & efektif. Keberlanjutan tidak hanya tentang kebaikan atau manfaat yang kita terima, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat memberikan kontribusi positif untuk masa depan. Ini mencakup kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat & generasi yang akan datang.

‘Pay it forward’, ngga hanya terfokus pada pengembalian kebaikan yang telah kita terima, tetapi lebih luas dalam memberikan dampak positif yang terus menerus.

Pendekatan ini juga mendorong pola pikir yang lebih inklusif dan berkelanjutan, setiap individu menjadi bagian dari jaringan yang lebih besar, di mana tindakan positif mereka tidak hanya memengaruhi orang yang langsung mereka bantu, tetapi juga mendorong penerima manfaat untuk melakukan hal yang sama. Ini menciptakan efek domino yang dapat menghasilkan perubahan sosial yang lebih luas dan berkelanjutan.

Selain itu, ‘pay it forward’ membantu memupuk rasa tanggung jawab kolektif dan kesadaran bahwa tindakan kita memiliki dampak jangka panjang.

Balas budi adalah konsep yang berharga dalam konteks hubungan interpersonal, tapi dalam hal keberlanjutan, ‘pay it forward’ memberikan kerangka kerja yang lebih luas & berdampak untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, memberi lebih dari yang kita terima dan berkontribusi terhadap rantai kebaikan yang tidak berakhir 🤩

Setia Kawan

Konsep “Setia Kawan” memang seringkali diinterpretasikan sebagai loyalitas terhadap individu tertentu. Dalam perjalannya, Individu bisa berubah karena berbagai faktor, bisa jadi lebih baik/sebaliknya. Resiko subjektivitas terjadi jika kesetiaan dilekatkan pada individu, karena mudah berubah diperjalanan waktu.

Melekatkan loyalitas pada cita-cita / ideologi memiliki karakteristik yang berbeda, umumnya bersifat lebih tetap & konsisten, tidak mudah berubah seperti melekatkannya pada individu.

Mendasarkan loyalitasnya pada cita-cita akan membantunya untuk tetap konsisten dalam tindakan & pemikirannya, meskipun individu dalam kelompoknya itu mungkin berubah-ubah.

Loyalitas pada cita-cita, fokus pada prinsip / tujuan yang lebih besar, tidak melekat orangnya, memungkinkan seseorang untuk menilai situasi & keputusan berdasarkan seberapa baik mereka sejalan dengan cita-cita tersebut, bukan berdasarkan “kesetiaan buta” pada individu. Ini menciptakan sebuah fondasi yang lebih objektif, mengurangi risiko subjektivitas yang mungkin timbul ketika loyalitas hanya fokus pada individu.

Besok, hari besar kita, siapa yang kita pilih? Apakah jatuh pada Individu yang berkomitmen kuat pada cita-cita & prinsip yang konsisten, bisa mengakomodir perubahan karakter & situasi tanpa kehilangan fokus pada tujuan yang lebih besar? Tetap setia pada prinsip dasar bangsa adalah kunci. Fleksibel & mampu menavigasi dinamika sosial & politik tanpa menyimpang dari nilai-nilai inti.

Pemimpin yang baik diukur dari seberapa baik mereka mewujudkan & mempertahankan cita-cita atau ideologi, tidak hanya menjanjikan perubahan atau kemajuan, tetapi juga konsisten memperlihatkan komitmennya melalui tindakan & kebijakan.

Lihat juga sejauh mana mereka mampu mengutamakan kepentingan yang lebih luas daripada kelompoknya. Menempatkan cita-cita & kepentingan kolektif di atas segalanya, sehingga keputusan yang diambil berorientasi pada manfaat yang lebih besar.

Pastikan juga Ia dipilih karena andal menjaga konsistensi ucapan & tindakan, menunjukkan integritas & ketahanan moral dalam menghadapi tantangan, tak tersandera kepentingan & setia pada nilai-nilai & cita-cita mulia bangsa.

Selamat Memilih!

10 Types of Innovation

Dalam makin kompleks, makin dinamis & kompetitif, jangan sampai dibuat jadi complicated!

Kepercayaan diri akan kreativitas ternyata engga cuma dalam mencipta produk, tapi lebih dalam justru penting punya kreativitas mengembangkan model bisnis, jadi kunci keberlanjutan.

Kreativitas dalam bisnis justru mengarah pada eksplorasi peluang baru & pendekatan yang berbeda, Coba lagi deh kerangka kerja “10 Types of Innovation” – Doblin.

Kerangka kerja ini membuka cakrawala yang lebih luas, menemukan cara baru yang menuntut cara berpikir baru tentang bagaimana nilai diciptakan & ditangkap.

✅ Kerangka kerja terkait hubungan & jaringan. Buat lebih banyak kolaborasi strategis dengan mitra, supplier / bahkan pesaing, bisa juga membuka akses ke sumber daya, pasar / teknologi baru. Mengubah persaingan jadi sebuah proses sinergi & kemitraan.

✅ Beranikan buat mengadopsi struktur organisasi yang lebih fleksibel / metode kerja yang mempromosikan kolaborasi & kreativitas, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi & kinerja tim.

✅ Proses bisnis internal, seperti cara kerja tim, diinovasikan untuk meningkatkan produktivitas & efisiensi. Automatisasi, pengoptimalan proses / penerapan metodologi baru seperti Lean / Agile.

✅ Inovasi pada pengalaman yang diberikan oleh produk tersebut. Desain pengalam & fungsi yang membuat pengalaman pengguna menjadi lebih intuitif & menyenangkan.

✅ Inovasi layanan, bisa berupa peningkatan layanan pelanggan atau pengembangan layanan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

✅ Saluran distribusi diinovasi dengan e-commerce atau strategi distribusi fisik yang efektif untuk mencapai pasar yang lebih luas & memberikan nilai lebih kepada pelanggan.

✅ Branding & komunikasi merek, memposisikan dirinya di pasar & berkomunikasi dengan pelanggan sangat mempengaruhi persepsi nilai & identitas merek.

✅ Lingkungan fisik yang seru diinovasikan untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan & produktivitas tim.

Jika 10 tipe inovasi ini bisa bertahap diekslorasi secara konsisten akan membuka jalan bagi pendekatan holistik dalam inovasi, memastikan bahwa setiap aspek bisnis berkontribusi pada pertumbuhan & keberhasilan jangka panjang.

Selamat berproses!

Etika & Legal Standing

Di dunia yang semakin kompleks, pemahaman mendalam tentang bagaimana etika & legal standing berdampingan jadi sesuatu yang amat kritis.

Di hari-hari terakhir ini kita belajar bahwa etika, yang berakar pada moralitas & prinsip benar / salah, malah seringkali jadi bersifat subjektif & berbeda-beda tergantung konteks budaya / pribadi. Di sisi lain, legal standing terfokus pada kepatuhan terhadap hukum yang jelas & objektif, sering kali tidak melibatkan penilaian moral😔

Ketika tindakan yang legal bertentangan dengan etika, muncul konflik moral. Keputusan yang sepenuhnya legal tetapi dianggap tidak etis oleh masyarakat bisa merusak reputasi & kepercayaan. Ini menunjukkan pentingnya tidak hanya mengikuti hukum tetapi juga mempertimbangkan dampak etis tindakan kita.

Untuk mencapai keseimbangan, kita perlu memastikan bahwa hukum mencerminkan nilai-nilai etis masyarakat. Pendidikan tentang etika & hukum yang menyeluruh jadi penting, mengembangkan kode etik yang kuat, tidak hanya memenuhi persyaratan hukum tetapi juga menghormati standar etis tinggi.

Dialog terbuka tentang bagaimana etika & hukum saling berinteraksi jadi sangat penting. Masyarakat perlu terlibat dalam diskusi yang membantu menyelesaikan perbedaan pandangan & meningkatkan pemahaman bahwa etika & hukum bukan cuma 2 entitas terpisah, tetapi harus bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Individu harus mengambil tanggung jawab pribadi untuk mempertimbangkan etika dalam keputusannya, tidak hanya mengandalkan hukum sebagai panduan. Tanggung jawab profesional & pribadi dalam mempertimbangkan etika & hukum sangat penting dalam mendorong tindakan yang bertanggung jawab.

Apapun kebijakannya, walau etika & hukum terpisah, sangat penting memampukan diri menyelaraskannya, memperbarui & menyesuaikan kebijakan dengan perubahan nilai & norma sosial untuk memastikan relevansi & efektivitasnya. Responsif terhadap perubahan sosial & kebutuhan masyarakat modern jadi kunci menjaga keseimbangannya.

Lewat pendidikan, dialog, kebijakan yang responsif & tanggung jawab pribadi, sesungguhnya bisa kita ciptakan, masyarakat yang lebih adil & bertanggung jawab.

Namun sayangnya ruang-ruang dialog & gagasan itu kian tercerabut 😊