Sustainability

Sustain! Bagi penggerak keiwiasuahaan sosial, prinsip Triple Bottom Line tentunya sudah tidak asing lagi. Sebuah prisip menyeimbangakan goals agar terjaga keberlanglanjutannya.ā£
ā£
Konsep ini sesungguhnya tidak saja cocok bagi Wirausaha Sosial, namun bagi siapapun yang mendamba sebuah mimpi dimasa datang dimana kebermanfaatan yang ditanam dapat berkembang luas dan tetap berlanjut lestari.ā£
ā£
Pertimbangan sesungguhnya bukan semataā€‘mata Profit, tapi dalam mencapai sebuah goals, belajar menyeimbangkan antara variabel lainnya seperti People dan Planet adalah seni tersendiri.ā£
ā£

Seperti bemain juggling, ā£
1.Mengutamakan Peopleā£
Variable sosial yang terkait dengan komunitas, pendidikan, keadila, sumber daya sosial, kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup.ā£
ā£
2.Mempertimbangkan Profitā£
Variable ekonomi yang terkait dengan kebutuhan finansial, keuangan dan tumbuhnya kekuatan ekonomi.ā£
ā£
3.Menjaga Planetā£
Variabel lingkungan berhubungan dengan pentingnya kelestarian alam, air, udara, konservasi energi & penggunaan lahan.ā£
ā£
Menyeimbangkan ketiga hal di atas memang sebuah tantangan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak sekedar menekankan aspek efisiensi dengan menekan biaya produksi namun disisi lain mengorbankan aspek lain.ā£
ā£
Mengawinkan People + Profit akan menghasilkan keadialan dan kepatutan.ā£
ā£
Profit + Planet akan menghasilkan kepastian sebuah aksi terjaga dan berlajut (viable)ā£
ā£
Planet + People akan menghasilkan kemampuan bertahan (bearable)ā£
ā£
Ketiga ketiga aspek tersebut tumbuh berkeadilan, terjaga, berlanjut dan mampu bertahan maka hasilnya adalah mekanisme yang dapat dipastikan keberlanjutan manfaatnya dirasakan masyarakat.ā£
ā£
Tujuan utama dari sebuah pergerakan kewirausahaan sosial adalah dampak yang ditimbulkan dari terbangunnya kemandirian individuā€‘individu yang kemudian mengaktivasi ekosistem disekitarnya, dengan secara ikhlas mereplikasikan dirinya melahirkan individuā€‘individu yang lebih baik, adaptif dan kuat sehingga akan relevan pada setiap masa yang didiaminya.ā£ #janganlelahberproses

Organisasi Pembelajar

Rasa yang pas, tatanan meja yang mulai baik, cara menyapa yang makin hangat, catatan keuangan yang semakin rapih, peralatan yang higinis hingga tata organisasi yang makin kuat. Setiap detail perubahan yang baik adalah tanda sebuah organisasi yang belajar, tak begitu saja lahir dengan sempurna.

Begitu menikmati setiap detail aksi yang semakin baik, tidak melompat langsung pada titik ekspektasi teratas.

Mengurai rencana pada garis horizontal, membaginya jadi beberapa tahap dan menekuninya dengan kesungguhan selalu membuktikan bahwa keetekunan yang terukur menghasilkan progress yang baik. Bersaing bukan semataā€‘mata dengan kompetitor, tapi dengan goals yang kita tuliskan diawal dan mengawalnya hingga tuntas membuahkan keberhasilan sesungguhnya.

Learning organization, adalah organisasi yang memperkenankan kesalahan sebagai wadah belajar, karena salah biasanya mengakselerasi proses empatinya. Empati yang baik akan jadi energi untuk belajar lebih keras namun menyenangkan.

Kala organisasi dituntut kesempurnaan pada setiap detailnya justru mematikan kreatifitas, terkungkungnya eksplorasi dan awal dari kematian inisiatif kolektif. Tantanglah dengan kemajuan yang lebih baik setiap saatnya, walau setiap titiknya pun menghadirkan dinamika yang kadang menghadirkan rasa sakit, hanya akan lebih banyak menghadirkan kebahagiaan jika memandangnya sebagai proses belajar.

Makan siang di @cateringsedap_bununung banyak memberikan insight hari ini, bahwa manusia itu sungguh bertumbuh, dan sebuah kewajiban bagi kita memberikannya tempat tumbuh yang sehat, menuai banyak kebermanfaatkan bagi sesama.
#janganlelahberproses