Design Thinking

Design Thinking merupakan lebih dari sekedar alat untuk membuat produk; ia merupakan metode untuk mengembangkan cara berpikir yang lebih baik dan holistik.

Kemampuan ini memungkinkan perubahan paradigma dalam cara memandang masalah dan mengimplementasikan solusi. Ini bukan hanya tentang merancang produk, tetapi juga tentang menetapkan tujuan yang tepat dan mencapai hasil yang diinginkan, mulai dari mengerti ‘Mengapa’, proses, solusi, hingga dampak akhir🚀

Dalam bidang edukasi, pemahaman tentang Design Thinking sangat penting bagi para edukator. Ini memungkinkan mereka mengembangkan metode pembelajaran yang lebih dinamis dan interaktif, tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan solutif pada siswa.

Pendekatan ini membantu siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan nyata, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia nyata dengan keterampilan pemecahan masalah dan inovasi🤩

Design Thinking juga mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, mempromosikan eksplorasi, eksperimen, dan pengembangan pemahaman mandiri. Hal ini penting dalam membangun keterampilan kolaborasi, komunikasi, empati, dan penghargaan terhadap perspektif orang lain.

Penerapannya dalam pendidikan tidak hanya mengubah cara belajar siswa, tetapi juga cara mereka berpikir dan bertindak, menciptakan generasi yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan🥳

Complicated VS Complex

Memahami dan menerapkan profesionalisme, etika bisnis, serta kemampuan memilah masalah adalah keterampilan kunci dalam menghadapi situasi yang kompleks tanpa menjadikannya complicated. Hal ini jadi penting karena dalam kehidupan profesional, seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana berbagai aspek kehidupan saling bertemu dan berpotensi menimbulkan konflik.

Sebagai contoh, pertimbangkan tiga aspek kehidupan berikut: urusan pribadi dengan keluarga, urusan dalam perusahaan, dan hubungan dengan mitra bisnis. Meskipun ketiga aspek ini terkait dengan satu individu, penting untuk memahami dan menjaga agar masing-masing urusan ini ditangani dalam koridor dan batasannya sendiri. Dengan demikian, masalah dalam satu area tidak merembet dan mempengaruhi area lain.

Profesionalisme di sini berarti kemampuan untuk memisahkan peran dan tanggung jawab di setiap aspek. Ini membutuhkan pemahaman yang jelas tentang etika bisnis dan batasan-batasan yang ada dalam interaksi profesional. Kemampuan untuk memilah dan mengelola masalah dalam setiap aspek ini tidak hanya mengurangi potensi konflik tetapi juga memungkinkan penyelesaian masalah secara lebih efektif.

Tanpa keterampilan ini, individu dapat terjebak dalam situasi di mana masalah dari satu aspek kehidupan mulai mempengaruhi yang lain, menyebabkan konflik yang lebih luas dan kompleksitas yang meningkat. Misalnya, masalah pribadi yang mempengaruhi kinerja di tempat kerja, atau sebaliknya, tekanan kerja yang berdampak pada kehidupan pribadi dan hubungan dengan mitra bisnis. Hal ini dapat menimbulkan situasi chaotic yang tidak hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga dapat berdampak negatif pada lingkungan sekitar, termasuk rekan kerja dan keluarga.

Oleh karena itu, kemampuan untuk memilah dan mengelola berbagai masalah dalam koridor yang sesuai adalah keterampilan profesional yang sangat penting. Ini membantu dalam menjaga keseimbangan dan menghindari pemburukan situasi yang dapat mengakibatkan kerugian lebih besar.

Kelola yang kompleks,
Jangan biarkan jadi complicated🔥

Neuro-Linguistic Programming (NLP)

Memanfaatkan momentum awal tahun, kita bisa memetakan ulang rancangan hidup dengan pendekatan Neuro-Linguistic Programming (NLP). Ini melibatkan tiga aspek: Neuro (proses pengalaman melalui indera), Linguistic (penggunaan bahasa untuk pemahaman dan komunikasi), dan Programming (pola perilaku dan strategi)🥳

NLP membantu menyelaraskan ketiga elemen ini untuk meningkatkan kinerja pribadi, mengubah perilaku, dan mencapai tujuan. Berikut adalah tahapan “Well-formed outcome” dengan basis NLP hasil belajar dari Coach @fik_d_rahman 🙌🙌

1. Set the Goals!
Validasi tujuan. Tentukan apa yang ingin dicapai, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

2. Blueprint!
Buat rencana atau ‘blueprint’ hidup yang menunjukkan jalan mencapai tujuan. Ini membantu dalam pengambilan keputusan dan tetap di jalur yang benar.

3. Connected!
Jaga hubungan baik dengan orang lain. Ini memberikan dukungan, ide, dan kekuatan, membantu pertumbuhan dan kemajuan.

4. Train the Minds!
Latih pikiran untuk selalu berpikir positif dan bahagia, seperti memilih makanan yang sehat untuk tubuh.

5. Access the Resources!
Fokus pada aspek positif melalui afirmasi, visualisasi, dan kesadaran akan rasa syukur. Kelola emosi negatif dan hindari pengaruh buruk untuk meningkatkan kesehatan mental dan pendekatan hidup yang optimis. Ingat, ini bukan hanya untuk kebahagiaan pribadi, tapi juga untuk memberi dampak baik bagi orang lain dan dunia sekitar✨

Problem Focused Vs Future Focused

Problem Focused Vs 🤩 Future Focused,
Mana yang kamu banget?

Memfokuskan diri pada masa depan daripada terpaku pada masalah saat ini serupa dengan memilih berlayar menuju pulau impian ketimbang terombang-ambing di lautan masalah🌊.

Jika perhatian terlalu dalam dalam Problem Focused bisa membuat kita bereaksi terhadap setiap ombak tanpa ada kemajuan🌊🌊🌊. Kita bisa jadi sibuk, tetapi tak jua berkembang, terperangkap dalam siklus memadamkan api tanpa menyalakan semangat untuk tujuan yang lebih besar💥

Dengan menjadi future-focused, kita membuka potensi untuk melihat lebih dari sekadar masalah🙌, mulai merencanakan dan membangun, bukan hanya merespons. Mindset ini penting untuk belajar dari masa lalu dan menciptakan solusi, bukan hanya mengatasi masalah saat ini tetapi juga mencegah masalah serupa di masa depan.

Fokus ke masa depan bisa memberikan energi untuk tumbuh. Fokus pada capaian membuat energi kita jadi terarah mencari peluang, bukan terkuras mengeluh tentang masalah. Ini mendorong pengembangan kemampuan, adaptasi, dan kreativitas dalam menghadapi setiap tantangannya✅

Jika memilih untuk tetap future-focused, kita bisa tetap menumbuhkan energinya. Layaknya seorang atlet yang fokus pada kesalahan saat latihan kehilangan kepercayaan diri. Tapi, jika Ia fokus pada tujuan memenangkan perlombaan, Ia akan menggunakan kesalahan sebagai bahan bakar untuk latihan lebih keras dan menjadi lebih baik.

Future-Focused bukan hanya tentang persiapan untuk keberhasilan pribadi, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih baik bagi banyak orang. Kita jadi role model bagi yang mencari inspirasi dan berkontribusi pada kebermanfaatan yang lebih luas dan berkelanjutannya.

Fokus pada masa depan adalah jalan untuk menghadirkan perubahan, bukan untuk dihantui masa lalu. Penting banget untuk bisa berani bermimpi besar, merencanakan dengan cermat, dan bertindak dengan percaya diri. Tiap langkah hari ini menentukan landscape masa depan. Ayo bareng-bareng bikin setiap langkah mengarah pada masa depan yang lebih cerah.🤩🤩

Akhlak dan Adab

Dalam dunia pendidikan transformatif, ‘akhlak’ dan ‘adab’ bukan sekadar pelajaran tambahan, melainkan fondasi utama dalam membentuk generasi masa depan.

✅ Adab; Diterjemahkan sebagai “manners”. Ini merujuk pada perilaku sopan, etiket, dan tata krama dalam interaksi sosial.

✅ Akhlak, Lebih sering diterjemahkan sebagai “morals” atau “character”. Ini mengacu pada nilai-nilai batin, etika, dan moralitas individu.

Pendidikan transformatif menekankan pada pembentukan karakter, di mana akhlak adalah inti dari proses tersebut. Ia bukan hanya tentang mengajarkan kebenaran, keadilan, atau empati, tapi juga tentang menumbuhkan nilai-nilai ini dalam jiwa para peserta didik🙌

Sementara itu, adab menjadi jembatan yang menghubungkan nilai-nilai tersebut dengan dunia nyata. Melalui praktik adab, para pelajar belajar bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai akhlak dalam interaksi sehari-hari, dari cara berkomunikasi hingga menghargai perbedaan✨

Pendidikan transformatif dengan fokus pada akhlak dan adab membuka jalan bagi pembelajaran yang holistik. Ini bukan hanya tentang pencapaian akademis, tapi juga tentang membentuk individu yang siap menghadapi tantangan global dengan hati dan pikiran yang terbuka😎

Dengan menekankan pada kedua aspek ini, kita menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya secara emosional dan sosial, mampu berkontribusi positif dalam masyarakat🤩

Pendidikan jenis ini mengubah kelas menjadi lebih dari sekadar tempat belajar; ia menjadi ruang di mana nilai-nilai kehidupan ditanamkan, di mana akhlak dan adab menjadi nafas dalam setiap pembelajaran, membimbing pelajar untuk tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab, beretika, dan penuh empati💙

#DesignThinking
#designthinkingforeducators

Transformasi Organisasi

Cek deh ini, kira-kira ada ditype mana organisasi kamu? Dan bagaimana caranya kita bertransformasi menuju organisasi yang lebih fokus pada inklusifitas dan keberlanjutan jangka panjang?

✅ Shareholder Value;
Model ini fokus pada keuntungan finansial bagi pemegang saham organisasi. Organisasi dilihat sebagai entitas terpisah dari lingkungan dan masyarakat, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham.

✅ Shared Value;
Pendekatan ini mengakui bahwa keberhasilan organisasi terkait erat dengan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Organisasi mencari cara untuk mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan ke dalam strategi inti mereka, dengan tujuan menciptakan nilai baik untuk organisasi maupun masyarakat.

✅ System Value;
Ini adalah model yang lebih holistik yang melihat bisnis sebagai bagian dari sistem hidup yang lebih besar, termasuk masyarakat dan lingkungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan dan positif bagi semua elemen dalam sistem, tidak hanya untuk pemegang saham.

Pentingnya jadi organisasi yang punya System Value terletak pada pengakuan bahwa keberlanjutan jangka panjang dan keberhasilan bisnis ngga cuma tergantung pada profit, tetapi juga pada kesehatan lingkungan dan masyarakat🤩

Organisasi tipe ini, dengan System Value mengarah pada inovasi yang berkelanjutan, membangun reputasi yang kuat, dan memungkinkan perusahaan untuk berkontribusi pada solusi masalah yang dimaknai lebih holistik, kamu berkiprah di organisasi yang mana?✨

Design Thinking penting di bidang pendidikan

Bareng-bareng dosen keren di Paragon @inspiringlecturer 🙌 punya kesempatan bagus berbagi mengapa Design Thinking penting di bidang pendidikan, terutama Pendidikan Tinggi.

Di era yang serba cepat dan penuh tantangan, mengadaptasi metode pembelajaran efektif dalam pendidikan tinggi menjadi sangat penting. Design Thinking, dengan fokusnya pada empati, kolaborasi, dan eksperimen, mendukung pembelajaran kritis dan kreatif✨

Proses ini dimulai dengan memahami kebutuhan pengguna, membentuk fondasi untuk solusi yang relevan dan berdampak. Kolaborasi memperkaya pembelajaran, menggabungkan berbagai perspektif untuk menciptakan solusi inovatif. Eksperimen mengajarkan penerimaan kegagalan sebagai bagian penting dari proses pembelajaran, mendorong pencarian solusi yang lebih efektif🤩

Hasilnya adalah kemampuan menciptakan solusi yang inovatif dan relevan, mengembangkan individu yang tidak hanya ahli dalam pemecahan masalah tetapi juga empatik dan kolaboratif. Design Thinking tidak hanya fokus pada produk yang lebih baik, tetapi juga pada pengembangan individu yang lebih baik, mengajarkan cara berpikir yang dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan🙌

Design Thinking merupakan perjalanan transformasi, membekali individu dengan kebijaksanaan, kreativitas, dan hati untuk menjadi pemimpin masa depan. Ini adalah investasi dalam pendidikan untuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan, menciptakan solusi efektif dan memupuk generasi pemimpin yang siap menghadapi tantangan🚀

Mari bareng-bareng bikin dampak🤩

Behaviour Accountability

Behaviour Accountability adalah konsep kunci dalam membangun tim yang tangkas dan inovatif. Model ini digambarkan sebagai tangga yang mencerminkan perjalanan dari “unconciousness” atau ketidaksadaran yang beranjak hingga bisa berdaya secara penuh penuh.🙌

Di dasar tangga, kita menemukan perilaku yang menempatkan dirinya sebagai “korban” 🥹 di mana individu mungkin tidak sadar atau tidak peduli, sering menyalahkan orang lain, membuat alasan, atau mengatakan “saya tak bisa”. Ini adalah zona stagnasi, di mana pertumbuhan pribadi dan tim terhambat oleh sikap defensif dan penolakan untuk berubah🧐

Namun, saat kita naik tangganya, kita bisa melihat titik perubahan — “Mengakui Realitas”. Di sinilah kesadaran diri & penerimaan situasi menjadi kunci. 😎 Anggota tim yang menyadari keadaannya akan lebih cenderung bergerak menuju perilaku yang bertanggung jawab, seperti “Menunggu & Berharap” menjadi “Merangkul tantangannya!” mereka menerima tantangan dengan antusias & punya komitmen untuk menemukan solusi🤩

Puncak tangga adalah perilaku akuntabel, ditandai oleh warna hijau hingga biru, menggambarkan langkah-langkah seperti “Membuatnya hingga terjadi” dan “Temukan Solusi”. 🥳 Di sini, individu tidak hanya mengakui kendali atas tindakan mereka sendiri tetapi juga secara proaktif menciptakan perubahan, mendorong inovasi, dan berkontribusi pada perkembangan tim🤩🤩

Mereka tidak lagi melihat hambatan sebagai penghalang, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang😇

Membangun tim yang tangkas dan inovatif memerlukan perubahan mental dari sikap korban ke sikap akuntabel. Dengan memelihara lingkungan di mana setiap anggota merasa diberdayakan untuk mengambil tanggung jawab atas tindakannya, tim tidak hanya menjadi lebih gesit dalam menanggapi perubahan tetapi juga menjadi lebih kreatif dalam menghadapi tantangan.✨✨

Behaviour Accountability adalah perjalanan yang terus menerus menuju pertumbuhan pribadi dan profesional, dan fondasi dari tim yang dinamis dan inovatif, selamat berproses!🚀

Taksonomi Berpikir Kreatif

Kenalan dulu yok sama “Taksonomi Berpikir Kreatif” yang dibuat oleh Todd Metrokin menguraikan tiga tingkat proses kreatif yang tidak hanya mengklasifikasikan berpikir kreatif ke dalam berbagai tingkatan, tetapi juga mengarahkan bagaimana mengintegrasikannya.
Tiga tingkatan berpikir kreatif ini adalah;

✅ Adaptive
Di level ini, kita menggunakan keterampilan dan alat yang kita miliki untuk menyelesaikan masalah yang sudah jelas. Kita berinovasi dengan cara yang lebih terstruktur, sering melalui iterasi dan prototyping cepat.

✅✅ Explorative
Pada tingkat ini, kita mencari solusi untuk masalah yang lebih kompleks dengan pengetahuan baru dan cara berpikir yang belum terjamah. Ini mengharuskan kita untuk berpikir terbuka dan siap menghadapi ketidakpastian.

✅✅✅ Originative
Tingkat paling tinggi, di mana kita menciptakan solusi untuk masalah yang belum didefinisikan atau bahkan belum dikenali. Ini memerlukan koneksi antara ide-ide yang tampak tidak terkait dan sering kali melibatkan pengambilan risiko.

Kamu seringkali ada ditingkatan mana nih?
Selanjutya adalah tiga area pengetahuan yang penting buat membuncahkan kreatifitas;

💡
Experience; Memahami bagaimana orang atau benda berinteraksi dengan lingkungan mereka.
💡💡
Systems; Mengetahui tentang sistem dan struktur yang ada.
💡💡💡
Empathy; Memahami kebutuhan dan pandangan orang lain.

Pemikiran kreatif didefinisikan sebagai proses mengembangkan solusi baru, sedangkan inovasi adalah penerapan solusi tersebut untuk membuat perubahan yang berarti. Teori ini cukup membantu kita memahami gimana berpikir kreatif dapat diarahkan untuk mencapai inovasi yang nyata🙌

Selamat berproses!

team of teams

Membentuk sebuah “team of teams” yang efektif, agile, dan dinamis dimulai dengan langkah fundamental: ✅ mengubah mindset. Perubahan mindset ini menjadi kunci utama dalam membentuk fondasi tim yang kuat. Sebelum melangkah ke aspek-aspek praktis seperti keragaman, komunikasi, dan kolaborasi, penting untuk memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai inti yang diusung.

Mindset ini meliputi ✅ pengakuan akan pentingnya keragaman dan inklusivitas, bukan hanya sebagai konsep, tetapi sebagai kekuatan yang mendorong inovasi dan kreativitas. Anggota tim harus memahami bahwa perbedaan bukanlah hambatan, melainkan sumber daya berharga yang memperkaya diskusi dan pemecahan masalah.

Selanjutnya, ✅ mindset terbuka terhadap komunikasi yang transparan dan jujur adalah kunci. Hal ini mencakup kesediaan untuk berbagi informasi, memberikan dan menerima umpan balik, serta mendengarkan dengan empati. Ini memastikan bahwa aliran informasi tidak terhambat, dan setiap anggota tim merasa dihargai dan dipahami.

Pentingnya adaptabilitas dan pembelajaran berkelanjutan juga harus tertanam dalam mindset tim. Dunia yang berubah cepat membutuhkan tim yang bisa bergerak dengan kecepatan yang sama, belajar dari kegagalan, dan terus berevolusi. Tim harus menerima bahwa perubahan adalah norma & fleksibilitas serta ketangkasan adalah aset.

Pemberdayaan dan kepercayaan menjadi bagian penting dari mindset ini. ✅ Anggota tim perlu merasa diberdayakan untuk mengambil inisiatif dan membuat keputusan, dan ini harus didukung oleh kepercayaan dari rekan-rekan dan pemimpin tim.

Terakhir, ✅ pemahaman bersama tentang tujuan & visi tim harus menjadi bagian dari mindset kolektif. Semua anggota tim perlu berkomitmen pada tujuan bersama dan bekerja dengan cara yang sinergis untuk mencapainya.

Dengan mindset yang telah berubah & selaras ini, tim bisa membangun fondasi yang kuat untuk keragaman, komunikasi efektif, kolaborasi, adaptabilitas, dan fokus pada tujuan bersama. Ini menciptakan lingkungan di mana “team of teams” ngga hanya mampu mencapai tujuannya dengan lebih efisien, tetapi juga mampu beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang terus berubah🚀