Inovator & enthusiast

Ada yang lebih keren selain jadi Silent Majority?

Dalam perjalanan inovasi, setiap individu memainkan peran unik dalam menyebarluaskan ide-ide baru. Ada dua peran yang biasanya terdepan dalam perubahan, yakni sang inovator & sang enthusiast yang sangat krusial dalam merajut masa depan. Mereka bukan sekadar pemimpin dalam mengadopsi gagasan, tetapi juga pemberani yang tak gentar menghadapi risiko. Di tangan mereka, ide-ide segar tidak hanya ditemukan tetapi juga dibawa ke kehidupan nyata, membuka pintu bagi kemungkinan-kemungkinan baru yang belum terjamah.✍️

Inovator berdiri di garis terdepan, sering kali mereka adalah pencipta atau pengembang awal dari sebuah ide. Mereka menanamkan benih perubahan dengan dedikasi & ketekunan. Sementara itu, enthusiast, dengan semangat & kegembiraannya, jadi pendukung vital dalam menyebarluaskan gagasan. Mereka berbagi visi inovator, menyebarkannya melalui komunitas & jaringannya, sering kali jadi pengguna awal yang memberikan umpan balik penting untuk penyempurnaan lebih lanjut✨

Kedua kelompok ini, adalah pemberani & dedikasi tinggi, tidak hanya menghadirkan inovasi tetapi juga menginspirasi orang lain. Mereka menunjukkan bahwa melangkah ke wilayah yang tidak diketahui dapat membawa keuntungan yang signifikan, tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam dunia yang terus berubah, di mana adaptasi adalah kunci, peran mereka menjadi sangat penting. Inovator & enthusiast sering kali menjadi pencipta lapangan kerja baru, membuka pasar yang belum tersentuh & mendorong pertumbuhan ekonomi, jadi motor penggerak yang menggerakkan roda inovasi, mendorong yang lain maju ke depan🙌

Jadi bagian dari kelompok inovator & enthusiast bukan cuma tentang menciptakan sesuatu yang baru / jadi yang pertama. Ini tentang menjadi bagian dari perubahan, menjadi pendorong dalam evolusi masyarakat. Dalam dunia yang cepat berubah, mereka punya peran penting dalam membentuk masa depan. Mendorong lebih banyak orang untuk menjadi bagian dari kelompok ini bukan hanya mengenai perkembangan teknologi, tetapi juga tentang membentuk masyarakat yang lebih adaptif, inovatif & progresif🚀

Kamu pilih peran yang mana?

Konsep balas budi & ‘pay it forward’

Konsep balas budi & ‘pay it forward’ punya perbedaan mendasar dalam konteks keberlanjutan. Balas budi/ ‘reciprocity’, berfokus pada tindakan membalas kebaikan yang telah diterima kepada orang yang sama / kelompok yang telah memberikan kebaikan tersebut. Ini adalah siklus yang cenderung tertutup, di mana kebaikan dipertukarkan antara individu atau kelompok tertentu. Misalnya, jika seseorang membantu kita, kita akan membantu orang tersebut kembali sebagai tanda terima kasih.

Di sisi lain, ‘pay it forward’ adalah konsep di mana seseorang tidak langsung membalas kebaikan yang diterima kepada orang yang sama, tetapi lebih memilih untuk memberikan kebaikan kepada orang lain. Ini menciptakan rantai kebaikan yang terus berlanjut & dapat menyebar luas dalam masyarakat.

Dalam konteks keberlanjutan, ‘pay it forward’ menjadi pendekatan yang lebih relevan & efektif. Keberlanjutan tidak hanya tentang kebaikan atau manfaat yang kita terima, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat memberikan kontribusi positif untuk masa depan. Ini mencakup kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat & generasi yang akan datang.

‘Pay it forward’, ngga hanya terfokus pada pengembalian kebaikan yang telah kita terima, tetapi lebih luas dalam memberikan dampak positif yang terus menerus.

Pendekatan ini juga mendorong pola pikir yang lebih inklusif dan berkelanjutan, setiap individu menjadi bagian dari jaringan yang lebih besar, di mana tindakan positif mereka tidak hanya memengaruhi orang yang langsung mereka bantu, tetapi juga mendorong penerima manfaat untuk melakukan hal yang sama. Ini menciptakan efek domino yang dapat menghasilkan perubahan sosial yang lebih luas dan berkelanjutan.

Selain itu, ‘pay it forward’ membantu memupuk rasa tanggung jawab kolektif dan kesadaran bahwa tindakan kita memiliki dampak jangka panjang.

Balas budi adalah konsep yang berharga dalam konteks hubungan interpersonal, tapi dalam hal keberlanjutan, ‘pay it forward’ memberikan kerangka kerja yang lebih luas & berdampak untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, memberi lebih dari yang kita terima dan berkontribusi terhadap rantai kebaikan yang tidak berakhir 🤩

Setia Kawan

Konsep “Setia Kawan” memang seringkali diinterpretasikan sebagai loyalitas terhadap individu tertentu. Dalam perjalannya, Individu bisa berubah karena berbagai faktor, bisa jadi lebih baik/sebaliknya. Resiko subjektivitas terjadi jika kesetiaan dilekatkan pada individu, karena mudah berubah diperjalanan waktu.

Melekatkan loyalitas pada cita-cita / ideologi memiliki karakteristik yang berbeda, umumnya bersifat lebih tetap & konsisten, tidak mudah berubah seperti melekatkannya pada individu.

Mendasarkan loyalitasnya pada cita-cita akan membantunya untuk tetap konsisten dalam tindakan & pemikirannya, meskipun individu dalam kelompoknya itu mungkin berubah-ubah.

Loyalitas pada cita-cita, fokus pada prinsip / tujuan yang lebih besar, tidak melekat orangnya, memungkinkan seseorang untuk menilai situasi & keputusan berdasarkan seberapa baik mereka sejalan dengan cita-cita tersebut, bukan berdasarkan “kesetiaan buta” pada individu. Ini menciptakan sebuah fondasi yang lebih objektif, mengurangi risiko subjektivitas yang mungkin timbul ketika loyalitas hanya fokus pada individu.

Besok, hari besar kita, siapa yang kita pilih? Apakah jatuh pada Individu yang berkomitmen kuat pada cita-cita & prinsip yang konsisten, bisa mengakomodir perubahan karakter & situasi tanpa kehilangan fokus pada tujuan yang lebih besar? Tetap setia pada prinsip dasar bangsa adalah kunci. Fleksibel & mampu menavigasi dinamika sosial & politik tanpa menyimpang dari nilai-nilai inti.

Pemimpin yang baik diukur dari seberapa baik mereka mewujudkan & mempertahankan cita-cita atau ideologi, tidak hanya menjanjikan perubahan atau kemajuan, tetapi juga konsisten memperlihatkan komitmennya melalui tindakan & kebijakan.

Lihat juga sejauh mana mereka mampu mengutamakan kepentingan yang lebih luas daripada kelompoknya. Menempatkan cita-cita & kepentingan kolektif di atas segalanya, sehingga keputusan yang diambil berorientasi pada manfaat yang lebih besar.

Pastikan juga Ia dipilih karena andal menjaga konsistensi ucapan & tindakan, menunjukkan integritas & ketahanan moral dalam menghadapi tantangan, tak tersandera kepentingan & setia pada nilai-nilai & cita-cita mulia bangsa.

Selamat Memilih!

10 Types of Innovation

Dalam makin kompleks, makin dinamis & kompetitif, jangan sampai dibuat jadi complicated!

Kepercayaan diri akan kreativitas ternyata engga cuma dalam mencipta produk, tapi lebih dalam justru penting punya kreativitas mengembangkan model bisnis, jadi kunci keberlanjutan.

Kreativitas dalam bisnis justru mengarah pada eksplorasi peluang baru & pendekatan yang berbeda, Coba lagi deh kerangka kerja “10 Types of Innovation” – Doblin.

Kerangka kerja ini membuka cakrawala yang lebih luas, menemukan cara baru yang menuntut cara berpikir baru tentang bagaimana nilai diciptakan & ditangkap.

✅ Kerangka kerja terkait hubungan & jaringan. Buat lebih banyak kolaborasi strategis dengan mitra, supplier / bahkan pesaing, bisa juga membuka akses ke sumber daya, pasar / teknologi baru. Mengubah persaingan jadi sebuah proses sinergi & kemitraan.

✅ Beranikan buat mengadopsi struktur organisasi yang lebih fleksibel / metode kerja yang mempromosikan kolaborasi & kreativitas, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi & kinerja tim.

✅ Proses bisnis internal, seperti cara kerja tim, diinovasikan untuk meningkatkan produktivitas & efisiensi. Automatisasi, pengoptimalan proses / penerapan metodologi baru seperti Lean / Agile.

✅ Inovasi pada pengalaman yang diberikan oleh produk tersebut. Desain pengalam & fungsi yang membuat pengalaman pengguna menjadi lebih intuitif & menyenangkan.

✅ Inovasi layanan, bisa berupa peningkatan layanan pelanggan atau pengembangan layanan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

✅ Saluran distribusi diinovasi dengan e-commerce atau strategi distribusi fisik yang efektif untuk mencapai pasar yang lebih luas & memberikan nilai lebih kepada pelanggan.

✅ Branding & komunikasi merek, memposisikan dirinya di pasar & berkomunikasi dengan pelanggan sangat mempengaruhi persepsi nilai & identitas merek.

✅ Lingkungan fisik yang seru diinovasikan untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan & produktivitas tim.

Jika 10 tipe inovasi ini bisa bertahap diekslorasi secara konsisten akan membuka jalan bagi pendekatan holistik dalam inovasi, memastikan bahwa setiap aspek bisnis berkontribusi pada pertumbuhan & keberhasilan jangka panjang.

Selamat berproses!

Etika & Legal Standing

Di dunia yang semakin kompleks, pemahaman mendalam tentang bagaimana etika & legal standing berdampingan jadi sesuatu yang amat kritis.

Di hari-hari terakhir ini kita belajar bahwa etika, yang berakar pada moralitas & prinsip benar / salah, malah seringkali jadi bersifat subjektif & berbeda-beda tergantung konteks budaya / pribadi. Di sisi lain, legal standing terfokus pada kepatuhan terhadap hukum yang jelas & objektif, sering kali tidak melibatkan penilaian moral😔

Ketika tindakan yang legal bertentangan dengan etika, muncul konflik moral. Keputusan yang sepenuhnya legal tetapi dianggap tidak etis oleh masyarakat bisa merusak reputasi & kepercayaan. Ini menunjukkan pentingnya tidak hanya mengikuti hukum tetapi juga mempertimbangkan dampak etis tindakan kita.

Untuk mencapai keseimbangan, kita perlu memastikan bahwa hukum mencerminkan nilai-nilai etis masyarakat. Pendidikan tentang etika & hukum yang menyeluruh jadi penting, mengembangkan kode etik yang kuat, tidak hanya memenuhi persyaratan hukum tetapi juga menghormati standar etis tinggi.

Dialog terbuka tentang bagaimana etika & hukum saling berinteraksi jadi sangat penting. Masyarakat perlu terlibat dalam diskusi yang membantu menyelesaikan perbedaan pandangan & meningkatkan pemahaman bahwa etika & hukum bukan cuma 2 entitas terpisah, tetapi harus bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Individu harus mengambil tanggung jawab pribadi untuk mempertimbangkan etika dalam keputusannya, tidak hanya mengandalkan hukum sebagai panduan. Tanggung jawab profesional & pribadi dalam mempertimbangkan etika & hukum sangat penting dalam mendorong tindakan yang bertanggung jawab.

Apapun kebijakannya, walau etika & hukum terpisah, sangat penting memampukan diri menyelaraskannya, memperbarui & menyesuaikan kebijakan dengan perubahan nilai & norma sosial untuk memastikan relevansi & efektivitasnya. Responsif terhadap perubahan sosial & kebutuhan masyarakat modern jadi kunci menjaga keseimbangannya.

Lewat pendidikan, dialog, kebijakan yang responsif & tanggung jawab pribadi, sesungguhnya bisa kita ciptakan, masyarakat yang lebih adil & bertanggung jawab.

Namun sayangnya ruang-ruang dialog & gagasan itu kian tercerabut 😊

TownHall

TownHall yang istimewa ini menjadi momentum memastikan mimpi dan tujuan kami lebih dekat dengan realitas, mempraktekkan Neuro-Linguistic Programming (NLP) yang diajarkan coach @fik_d_rahman , mengintegrasi pikiran, bahasa, dan perilaku untuk hasil yang diinginkan.

Merumuskan mimpi dan memvisualisasikannya jadi krusial. Ini melibatkan identifikasi dan artikulasi jelas outcomes yang diinginkan tahun ini pada beberapa aspek pribadi, keluarga, masyarakat, dan atau tempat kerja. Penting juga menentukan sumber daya yang diperlukan selama prosesnya, termasuk dukungan sosial, pengetahuan, doa, dan keterampilan relevan.

Memahami peran consciousness & unconsciousness dalam mencapai tujuan jadi penting, sering kita terlalu bergantung pada kesadaran tanpa memanfaatkan alam bawah sadar. Mengatur pikiran bawah sadar melalui afirmasi positif, visualisasi konsisten, dan muhasabah membantu menyinkronkan tujuan sadar dan bawah sadar.

Sistem pendukung yang kuat jadi sangat penting, termasuk akses kepada jaringan sosial, mentor & pelatihan yang memberikan dukungan emosional, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berperan sebagai motivasi dan inspirasi.

Refleksi periodik atas kemajuan, penyesuaian tujuan atau metode, dan merayakan pencapaian kecil juga penting untuk menjaga motivasi dan tetap di jalur yang benar.

Memfokuskan outcomes yang diinginkan dan sumber daya yang dibutuhkan memanfaatkan “Law of Attraction”, dimana energi dan pikiran yang dipancarkan menarik kejadian, orang, dan sumber daya yang sejalan. Merasakan emosi saat tujuan tercapai menciptakan frekuensi energi yang menarik.

Afirmasi positif, visualisasi, dan muhasabah tidak hanya menyinkronkan tujuan sadar dan bawah sadar, tetapi juga menguatkan sinyal ke alam semesta. Ini meningkatkan kemungkinan menarik sumber daya yang selaras dengan tujuan kita.

Merayakan pencapaian kecil dan refleksi kemajuan mengirim pesan positif ke alam semesta, memperkuat keyakinan pada pencapaian tujuan akhir. Kesadaran akan hukum tarik-menarik ini mengajarkan bahwa pikiran dan tindakan kita memiliki konsekuensi, membawa kita lebih dekat atau menjauh dari pencapaian tujuan kita atas ridha Allah SWT.

Menggeser titik akhirnya lebih jauh.Dari sekedar life menjadi afterlife.

Menggeser titik akhirnya lebih jauh.
Dari sekedar life menjadi afterlife.

Memahami kehidupan setelah mati dan mengakui Sang Maha Kuasa sebagai Ar Razaq membawa transformasi mendalam dalam pandangan hidup. Konsep ini menjauhkan individu dari kemunafikan, kufur, dan syirik, seringkali akibat ketidakpuasan atau keraguan terhadap ketentuan Ilahi.

Kesadaran akan kekuatan yang mengatur alam semesta mengarahkan pada sikap ikhlas & pasrah kepada kehendak-Nya, mengurangi perilaku yang didorong oleh nafsu dan ego, kepentingan sebatas dunia..

Dengan menggeser pemahaman ini lebih jauh, ketergantungan pada manusia atau benda material berkurang. Ini bukan berarti menghindari interaksi sosial atau tidak bekerja keras, melainkan menginternalisasi bahwa segala sesuatu di dunia hanya sarana, dan kepuasan sejati serta ketenangan hati berasal dari hubungan dengan Sang Pencipta. Keyakinan bahwa apa yang ditakdirkan akan tiba pada waktunya, dicukupkan porsinya, signifikan mengurangi kecemasan terhadap kehilangan atau kegagalan.

Pandangan ini membantu individu untuk lebih bersyukur dan bersabar dalam menghadapi tantangan hidup. Hidup menjadi lebih empatik, terbuka, tidak juga cepat menghakimi, fokus pada tindakan yang penuh makna, mencipta lebih banyak dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Terkandung pula didalamnya kejujuran dan integritas pada setiap aspek kehidupan, waspada terhadap tindakan yang menyebabkan kemunafikan atau penyimpangan dari jalan yang lurus.

Menggeser fokus dari “life” ke “afterlife” menghasilkan ketenangan, fokus, dan orientasi pada tujuan yang lebih tinggi. Pemahaman bahwa kehidupan dunia adalah sementara, dan persiapan untuk kehidupan setelah mati memungkinkan menghadapi kesulitan dengan sikap yang lebih matang dan tenang, menuju taqwa, adab & akhlak yang lebih baik.

Keyakinan pada kehidupan setelah mati dan pengakuan terhadap Sang Maha Kuasa sebagai pemberi rejeki mengubah individu tidak hanya dalam cara berpikir tetapi juga dalam tindakan dan interaksi sehari-hari. Berpusat pada nilai-nilai keabadian dan kebenaran spiritual, pandangan ini membawa kedamaian batin dan kepuasan hidup yang lebih mendalam.

InsyaAllah.

Konsistensi vs Loyalitas

Konsistensi vs. Loyalitas:

Seringkali loyalitas kepada individu menjadi buta ketika sang individu idola berubah haluan, dan sang pengikut kerap jadi bingung, harus loyal pada siapa, individunya atau tujuannya?

Mengapa konsistensi pada tujuan jadi lebih utama daripada loyalitas pada individu?

✅ Pastikan konsisten & fokus pada tujuan jangka panjang;
Konsistensi menjamin tindakan yang selaras dengan hasil yang diinginkan dalam jangka panjang. Ini membantu mempertahankan arah dan fokus, bahkan saat kondisi atau orang-orang berubah✨

✅ Adaptabilitas dan Fleksibilitas;
Loyalitas kepada individu dapat menciptakan ketergantungan yang berlebihan padanya, sementara konsistensi terhadap tujuan memungkinkan adaptasi dengan situasi yang berubah🙌

✅ Penghindaran Bias dan Subjektivitas;
Loyalitas kepada individu bisa mengaburkan penilaian dengan bias dan subjektivitas, sedangkan Konsistensi terhadap tujuan membawa pendekatan yang lebih objektif🎯

✅ Mencegah Konflik Kepentingan;
Loyalitas kepada individu bisa menimbulkan konflik kepentingan, sementara Konsistensi dengan tujuan memastikan keputusan dan tindakan yang selaras dengan visi lebih besar🏅

✅ Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas;
Konsistensi dalam mengejar tujuan membangun kepercayaan dan kredibilitas, baik di dalam maupun di luar organisasi, mencerminkan komitmen terhadap nilai dan sasaran organisasinya bukan individunya💫

✅ Pemberdayaan dan Pertumbuhan;
Konsistensi memungkinkan organisasi untuk tumbuh dan beradaptasi berdasarkan pengalaman, mendorong inovasi dan perbaikan berkelanjutan🚀

Meskipun loyalitas penting dalam membangun hubungan yang kuat dan mendukung lingkungan kerja yang positif, konsistensi dalam mengejar tujuan dianggap lebih kritis untuk kesuksesan jangka panjang. Ini karena konsistensi memberikan arah, kestabilan, dan kerangka kerja yang memungkinkan adaptasi, pertumbuhan, dan inovasi, sambil meminimalkan bias dan konflik kepentingan.

Loyalitas kepada individu, meskipun berharga, harus dipertimbangkan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tidak mengganggu pencapaian tujuan yang lebih luas.

Kamu berada dimana?🙌🙌

Agile Mindset

Bukan cuma metodologi kerja, mengenal Agile as a Mindset. Belajar untuk menguasai “Agile Mindset” memang cukup menantang, belajar menguasai interaksi antara empat jenis kelincahan: kognitif, sosial, pribadi & profesional, serta perubahan.

Setiap aspeknya mewakili satu aspek kelincahan dan berisi elemen-elemen yang mendukung aspek tersebut:

✅ Kelincahan Kognitif (Cognitive Agility)
Melibatkan “Analytical & Divergent Thinking”, yang menunjukkan kemampuan untuk menganalisis informasi dan berpikir secara kreatif atau ‘out of the box’.

✅ Kelincahan Sosial (Social Agility)
Termasuk “Communication & Career Networking”, menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan membangun jaringan untuk kemajuan karir.

✅ Kelincahan Pribadi & Profesional (Personal & Professional Agility)
Diwakili oleh “Reflection & Adaption”, yang mengacu pada kemampuan untuk merefleksikan tindakan dan beradaptasi dengan perubahan.

✅ Kelincahan Perubahan (Change Agility)
Terdiri dari “Innovation & Collaboration”, menyoroti pentingnya inovasi dan bekerja sama dengan orang lain.

Di tengah, di mana keempat area tersebut berpotongan, terletak “Agile Mindset”. Ini menyiratkan bahwa memiliki pola pikir yang gesit melibatkan integrasi dari semua area ini, yaitu seseorang yang memiliki pola pikir gesit mampu berpikir secara analitis dan kreatif, berkomunikasi dan membangun jaringan dengan baik, merefleksikan dan menyesuaikan diri dengan perubahan, serta berinovasi dan berkolaborasi secara efektif.

Jika melihat diagram terkait Agile Mindset ini bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk memahami bagaimana berbagai keterampilan dan sikap berkontribusi terhadap kesuksesan dalam lingkungan yang cepat berubah.

Selamat belajar🚀

The Magic of Thinking Big

Dari bukunya David J Schwartz, The Magic of Thinking Big. Dikemukakan satu istilah yang mungkin jarang terdengar tapi sering dilakukan, Excusitis🧐

Excusitis adalah kebiasaan membuat alasan yang sering menghambat kita dari mencapai keberhasilan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering mendengar atau bahkan mengucapkan kalimat seperti “Saya ngga cukup pintar” atau “Saya terlalu tua.” Ini adalah contoh excusitis, di mana kita mencari alasan untuk ngga mengejar tujuan kita.

Untuk mengatasi excusitis, kita perlu sadar bahwa alasan tersebut sebenarnya adalah hambatan mental kita sendiri. Cara mengubahnya adalah dengan mengganti pemikiran negatif dengan yang positif. Contohnya, daripada berpikir “Saya ngga mampu,” kita bisa berpikir “Saya bisa belajar dan berkembang.”😔

Selain itu, membangun kepercayaan diri sangat penting. Kita bisa mulai dengan menetapkan tujuan yang realistis dan merayakan setiap keberhasilan, meskipun kecil. Ini akan membantu kita percaya pada kemampuan diri sendiri. Tapi dilakukan dengan konsisten yaa!

Penting juga untuk bertindak. Ngga cukup hanya dengan berpikir positif, kita juga perlu mengambil langkah nyata. Tindakan, bahkan yang kecil sekalipun, dapat membantu kita mengatasi kebiasaan mencari alasan🤯

Salah satu pelajaran utama adalah fokus pada solusi “Future Focused”, bukan masalah “Problem Focused”Dengan selalu mencari cara untuk mengatasi hambatan, kita menjadi lebih proaktif dan ngga terjebak dalam membuat alasan🤓

Dari semua ini, kita belajar bahwa untuk mencapai keberhasilan, kita perlu mengubah cara berpikir, membangun kepercayaan diri, bertindak, dan selalu mencari solusi. Mengatasi excusitis tidak hanya membantu kita mencapai tujuan, tapi juga membawa pertumbuhan pribadi dan profesionalnya🚀