Apa itu Agile Mindset?

Nerusin yang kemarin yaa. Ngomongin being Agile ga selalu harus berhubungan dengan hal‑hal berbau digital/informatika. Hal ini memang mungkin awalnya istilah ini dikenal dari kawan‑kawan yang bergerak dari dunia informatika dalam pendekatan kerjanya. Namun secara fundamental & filosofis, dasarnya mengacu pada cara pandang & cara berpikir. Sebuah mindset dimana setiap individu perlu melatih kemampuan agilitasnya, bisa tangkas & adaptif.

Jika individu memerlukan tingkat agilitas yang baik, sudah tentu sebuah usaha yang didirikan sang Founder yang memiliki visi jangka panjang, menginginkan usahanya berkelanjutan! Karena setiap jaman memiliki karakteristik berbeda‑beda maka ketangkasan untuk bisa beradaptasi justru menjadi penting dimiliki, sebuah budaya yang penting dan bisa dibangun. Budaya berinovasi!


Agile memang sedikit mengarah ke “Chaos” dalam artian positif, karena dinamikanya justru memerlukan organisasinya memiliki tim yang tetap bereksplorasi terus menerus. Dalam perspektif tradisional ini sering disebut “Ganti‑ganti mulu ah! Capek!” Jadi sebenernya apa itu Agile Mindset? Agile Mindset itu….

1. Menganggap individu adalah manusia dengan motivasi intrinsik yang berbeda‑beda, bukan sumber daya yang memerlukan motivasi ekstrinsik.
2. Individu menjadi baik karena mereka senantiasa berusaha dan terus belajar, bukan sekedar pintar!
3. Keputusan diambil dengan konsensus diatara anggota yang terdampak
4. Membengun produk yang benar dengan cara memperlihatkannya pada konsumen secara sering dan mengujinya dengan perspektif mereka. Bukan menuliskan spec sedetil‑detilnya.
5. Retrospektif. Setelah sebuah project selesai, siapkan wadah berdialog, mencari titik‑titik kesuksesan dan kegagalan. Mencari jalan perbaikan dan menyelenggarakannya.
6. Kapan bisa improve? Dimulai dari hal‑hal kecil yang dapat diperbaiki, dimulai dari apa yang bisa dimulai?
7. Ketika ada perilaku yang tak diinginkan muncul, tapi juga periksa sistemnya apakah terdapat reward pada perbaikannya.
8. Jika ada yang perlu diklarifikasi, “Talk to them in person”
9. Dokumentasikan, jika ada sesuatu yang hilang segera lengkapi.

Yuk belajar lagi
#agilitytransformation

Being Agile

Banyak metodologi artinya makin banyak tools yang memang penting kita kuasai agar sistematika kerja kita semakin baik, juga setiap usaha yang dilakukan memiliki dampak baik yang tak terduga sebelumnya, istilahnya hasilnya beyond!⁣⁣
⁣⁣
Yakin & optimis penting, hanya saja kedua perasaan ini timbul bukan semata‑mata perasaan, tapi timbul karena menguasai caranya dengan baik yang akan membawa kita pada mimpi besar di masa depan. ⁣⁣
⁣⁣
Beberapa pendekatan yang kerap kali bingung menerapkannya, bahkan tak tepat penggunannya antara lain terkait apa itu #Agile, apa bedanya dengan Kanban, kemudian apa itu #Lean#SixSigma dan bedanya dengan #Waterfall? Menggunakan tools manajemen ini merupakan hal yang perlu dipahami bukan hanya para pelaku usaha, tapi setiap individu yang memiliki harapan menumbuhkan kemajuan di masa depan juga penting mengenal dan menggunakannya.⁣⁣
⁣⁣
Agile, saya sangat suka prinsip ini. Mindset hingga praktek yang memperkenankan rancangan proses fleksibel & iteratif. Lebih dari sekedar metodologi, Agile melingkupi satu set proses mengekstensifkan projects dalam lingkungan yang dinamis. Pendekatan dinamis inilah yang justru membawa banyak inovasi dalam prosesnya & banyak melahirkan banyak produk inovatif.⁣⁣
⁣⁣
#kanban, apa itu? Pendekaran ini menggunakan prinsip lean, bertujuan meningkatkan produktifitas dengan mengefektifkan sumber daya & waktu yang tak produktif dengan mengeliminasinya. Kanban bisa dilakukan bersamaan dengan Agile.⁣⁣
⁣⁣


Nah, jika meliirik lagi kebelakang, ada beberapa pendekatan yang memang perlu disesuaikan lagi konteksnya dengan kekinian, tapi masih sangat berguna seperti Six Sigma, teknis pemecahan masalah dengan memperbaiki prosesnya dalam 5 langkah (Define, Measure, Analyze, Improve. & Control) atau Waterfall, pendekatan sederhana perencanaan project. Cara ini menuntaskan satu pekerjaan dahulu baru melangkah pada tahap berikutnya secara sequensial ditetapkan di awal, hanya ini cukup berlawanan dengan prinsip Agile 😉
⁣⁣
Yuk perbaiki, sistematika kerja kita, agar energinya tak terlalu banyak terkuras. Optimisme justru hadir karena tau betul caranya, sementara banyak pihak tak paham caranya:) semangat! #agilitytransformation

How Agile Are You?

Mekanisme WFH itu baik, sangat baik bagi efisiensi, namun bagi organisasi sebuah usaha yang budaya keterkaitan & keeratan antarindividunya belum cukup kuat, justru berpotensi untuk menjauhkan ikatan antar anggotanya.⁣

Membangun budaya unggul kerap kali jadi peer, apalagi kultur usaha & organisasi pada perusahaan / institusi di negara tercinta ini masih jauh dibilang dari maju, masih banyak pekerjaan rumah untuk diselesaikan. ⁣

Salah satu dari 9 prinsip “Agile Leadership” adalah Effective Feedback. Ini menjadi kunci membangun tim tangguh. Ingat, ada 2 kata disana, “Effective” artinya menggunakan waktu dan sumberdaya secukupnya, dan “Feedback” artinya berani mengungkapkan dan menerima umpan balik yang jujur.⁣

Effective Feedback sesungguhnya membawa setiap organisasi dalam budaya untuk memiliki kemampuan “Mindful Leadership” yang makin baik. Oleh karena itu pertemuan setiap hari baik fisik atau pun daring, hendaknya jadi tempat belajar bereksplorasi mengasah kemampuan leadership pada tiap individunya.⁣

Oleh karena itu beberapa yang perlu dilatih & bisa dibantu dengan beberapa tools latihan antara lain menggunakan ini;

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan keterampilan relasional, poin ini kamu bisa berlatih degan menemui banyak orang baru, dan berlatih menyimak. Lakukan hal yang sama untuk tim kita. Jangan lupa main yang jauh!⁣

2. Mampu membuat keputusan & berani mengasahnya! coba main‑main Lightning Decission Jam salah satu tools belajarnya.⁣

3. Kembangkan empati dengan tim kita dan saling menginspirasi. Tools empati ini bayak, seperti 5 Whys, Peta Observe, Persona Canvas dll. Tapi jangan cuma dipake main yaa, lakukan juga dalam keseharian.⁣

4. Berlatih untuk memiliki resiliensi yang kuat & percaya diri. Ingat jangan baperan ya, baper sama punya rasa sense of urgency itu beda ya. ⁣

5. Seringkali kegagalan timbul karena tak fokus, jauh dari clarity. Belajar lagi untuk konsisten, ini bisa pake OKRs loh :D⁣

6. Attitude, ini yang sering kali juga lupa. Karena ini dirasakan orang lain, kita yang punya kendali, jangan lupa asah kemampuan berperilaku baik ini, setiap hari lebih baik dan seterusnya.⁣

Selamat Belajar🚀
#agilitytransformation

Leading The Change

Bersua dengan penggerak‑penggerak perubahan kemarin membawa harapan baru akan seperti apa mimpi dimasa depan berwujud🌴⁣

Hari itu juga kami berjumpa kawan‑kawan yang mendamba perubahan, saat organisasinya yang kerap menghasilkan individu‑individu unggul & hilang perlahan satu persatu seakan lupa akan mimpi yang pernah diikrarkan bersama.

Perubahan era memang tak bisa dielakkan, namun perubahan yang konsisten juga penting, menolak berubah akan berbuah ketertinggalan yang baru akan tersadari dimasa datang.


Tulisan John Kotter, dalam bukunya Leading Change (1996) mengungkapkan 8 tahap memulai menghadirkan perubahan dalam organisasi kita,⁣

1. Mulai menyampaikan sense of urgency, faktor “Why” memang paling penting disampaikan, filosofi dasar ini sering kali terlupakan untuk disampaikan hingga kerap langsung pada “doing what”🤔⁣

2. Membangun panduan untuk berkoalisi. Mencari titik titik simpul individu yang dapat memandu, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan aktivitasnya🧐⁣

3. Memformulasikan visi strategis dan inisiatifnya. Mengklarifikasikan kembali apa bedanya masa lalu dengan masa depan, lanjutkan dengan membangun inisiatif😎⁣

4. Mengkomunikasikan visi perubahan & internalisasikan sungguh‑sungguh pad prosesnya🤠⁣

5. Memberdayakan, menghilangkan beragam penghalang yang tak efektif berupa proses atau hierarki. “Work accross silos, generate real Impact”🧏⁣

6. Buat kemenangan jangka pendek. Sebuah istilah “ Wins are the molecules of results” kemenangan‑kemenangan kecil perlu direkognisi, dikumpulkan & dikomunikasikan dari awal secara frekewentif untuk melacak progres & memberikan energi tim untuk persisten🏆⁣

7. Memastikan akselerasi yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan konsolidasi berbagai kemajuan dan melahirkan lagi banyak perubahan. Kita bisa mengembangkan sistem, struktur dan kebijakan baru. Persisten memulai perubahan demi perubahan sampai vis menjadi kenyataan🧗‍♂️⁣

8. Mengintitusionalkan pendekatan baru dalam budaya organisasi, hubungkan kebiasaan baru dengan keberhasilan organisasi, pastikan berlanjut hingga cukup kuat menggantikan budaya lama🖋📗⁣

Perubahan ngga datang tiba‑tiba, yuk mulai prosesnya!

Scrum

Sejak memperkenalkan Scrum beberapa waktu lalu & secara resmi memasukkanya pada perkuliahan mulai tahun kemarin. Rencana membuat perubahan budaya yang inovatif dan menjadi tim yang lebih baik tampak mendekati kenyataan. ⁣

Keinginan memberikan gambaran sistematika kerja yang baik, proses yang inovatif dan budaya tim yang hangat dan keren juga tampaknya membuahkan hasil yang diluar dugaan.⁣

Scrum yang diajarkan di sebuah mata kuliah tak disangka menyebar luas pelaksanaannya di kelas‑kelas project based learning lain, lebih bahagia ketika beberapa himpunan dan startup pun menggunakannya. Setahun berlalu pergerakan proses pembelajaran ini mulai menampakkan hasil. ⁣


Dalam prosesnya ini memang membuahkan outcomes berupa peningkatan kapasistas kolaborasi. Berbagai pertemuan seperti temu rencana sprint, temu ulasan sprint & rapat perbaikan backlog sdan melibatkan tim berpartisipasi di dalamnya. Proses ini meningkatkan kerjasama tim dan seiring sejalan melakukan berbagai penyelarasan dari racangan arsitektur solusi. Setiap tim yang berpartisipasi memastikan keseragaman dalam pelaksanaan & fokus bersama. ⁣

Sebuah ungkapan penting “A team is only a team if it shares a common goal, and this applies to a team‑of‑teams as well”⁣ kita ini bukan sekedar tim kan? Kita ini Superteam!

Sesi‑sesi retrospektif di penghujung tiap tahapan & project juga selalu jadi media paling meledak yang ditunggu. Saling belajar, mengapresiasi & mengoreksi. Retrospektif adalah pertemuan yang bertujuan membahas masalah lintas tim, organisasi & sistemik dalam organisasi dalam mencapai goalsnya.⁣

Sesi‑sesi ini memang ternyata obat mujarab memperbaiki tim. Pertanyaan‑pertanyaan seperti⁣

1. Seberapa baik tim bekerja bersama?⁣
2. Apakah setiap individu bekerja?⁣
3. Adakah sesuatu yang harus dibagikan oleh tim?⁣
4. Tim belajar bersama?⁣
5. Apakah tim dekat dengan pada pelanggannya?⁣
6. Apakah ada masalah organisasi sistemik yang menyebabkan masalah dalam cara tim beroperasi?⁣
7. Apakah Product Owners baik‑baik saja?⁣
8. Apakah Product Owners mempertahankan hubungannya?⁣

Memperbaiki budaya organisasi ternyata mudah! tantangannya cuma menekuninya! Cobain pake Scrum deh!