Kami selalu yakin bahwa tiap orang terlahir jenius, artinya memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik. Dalam keseharian, kami menemukan banyak individu & mengikutkannya dalam banyak program nyaris tanpa seleksi karena ada selalu keyakinan bahwa terdapat potensi yang dapat dibangkitkan darinya. Walau di banyak tempat beberapa individu tak terwadahi karena aneka ragam kriteria tak fit dengannya.
Tiap individu menjadi penting di-influence dengan hak dirinya untuk maju & berkembang, meyakinkan ada sesuatu luar biasa dalam dirinya. Memiliki pendekatannya berbeda-beda itu biasa, namun ada satu perlakuan yang sama perlu ditumbuhkan, yakni “harapan positif yang dilekatkan & dijaga untuk tumbuh pada setiap langkah memandirikannya”.
Efek Pygmalion. Fenomena psikologis yang menjelaskan kala harapan baik dilekatkan pada seseorang akan menyebabkan peningkatan performa.
Pygmalion berasal dari mitologi Yunani tentang pemahat yang mengukir patung wanita & jatuh cinta padanya. Karena tak mampu mencintai manusia, Ia mengimbau Aphrodite, Dewi Cinta yang menghidupkan patung tersebut, kemudian menikah & melahirkan seorang putri, Paphos.
Efek ini menjelaskan siklus jika kita meyakini seseorang bisa berkemampuan positif, maka akan mempengaruhi sikap kita padanya. Sikap ini akan berdampak pada individu tersebut sehingga rasa percaya dirinya tumbuh & berdampak pada semakin baik kemampuannya. Perbaikan yang tampak tersebut menimbulkan efek pada diri kita yakni menguatnya validasi atas keyakinan awal, bahwa Ia benar memiliki mampu berkembang. Siklus ini penting dijaga keberlanjutannya sehingga terus menerus lebih baik.
Dale Carnegie pun pernah merekomendasikan efek ini pada pembacanya dengan menuliskan “Giving others a great reputation to live up to” & “A wise man raise his expectations of others, and he will naturally do their best to satisfy those expectations”
Menjadi semakin yakin, bahwa tiap orang berhak mendapatkan ekosistem yang mampu menguatkannya. Efek ini penting dipahami pada setiap orang melabeli dirinya sebagai enablers atau pemberdaya atau peranan lainnya sebagai bagian penting karakter leadership yang ditularkan.