Menjadi kritis atau kreatif,
Keduanya menjadi penting, apalagi saat ini adalah saat dimana beragam cara menjadi baru, kala hal‑hal lama menjadi tak relevan.
Memiliki kemampuan memecahkan masalah dan solutif adalah hal paling penting untuk tak terjebak menjadi ekosistem yang merengek‑rengek lagi dengan ketergantungan. Membangun kemandirian yang hakiki. Bonus demografi akan berakhir pada tahun 2038, satu‑satunya pintu peluang agar Indonesia menjadi negara maju kelak. 17 tahun adalah waktu tak lama, cepat sekali berlalu, apalagi dalam konteks pembangunan manusia. Sudah wara‑wiri berita televisi mengungkapkan bahwa potensi Indonesia gagal memanfaatkan Bonus Demografi sangatlah besar, hingga kelak menempatkan Indonesia pada deretan negara yang terjebak pada golongan midle income. Tak mau itu terjadi, saatnya kita sungguh‑sungguh melahirkan generasi kritis sekaligus kreatif. Berkemapuan untuk memiliki daya ungkit, melompatkan bangsa ini pada kemajuan.
Kemampuan kritis biasanya berada pada kemampuan menganalisa, menurunkan, mensintesa, membandingkan, mengkategorikan, merunutkan hingga mengurutkan.
Kemampuan kedua adalah Kemampuan kreatif biasanya pada kemampuan untuk berimajinasi, menemukan, merubah, merancang dan mencipta.
Irisan keduanya adalah kemampuan memecahkan masalah, biasanya akan mampu melakukan perbaikan, merancang, memperbaiki, menemukan, mencipta kriteria hingga menghasilkan temuan‑temuan baru.
Kemampuan‑kemampuan yang lagi bisa atas dasar saya memilih untuk lebih kritis atau lebih kreatif. Tapi memadukannya hingga menghasilkan banyak solusi berdampak.
Ayo para generasi solutif, Saatnya bergegas!
No comment yet, add your voice below!