Empati adalah kemampuan esensial untuk mengerti dan merasakan emosi serta keadaan orang lain dari sudut pandang mereka, seakan-akan kita yang mengalami situasi itu sendiri. Ini adalah kunci dari pemahaman antarmanusia, sebuah proses dimana kita menempatkan diri kita dalam sepatu orang lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam🍎
Compassion, atau kasih sayang yang aktif, adalah perluasan dari empati. Ini bukan hanya tentang pemahaman emosi, tetapi juga tentang hasrat untuk mengurangi atau mengeliminasi penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. Compassion adalah manifestasi dari empati yang berujung pada tindakan, sebuah keinginan untuk tidak hanya mengakui tetapi juga untuk mengambil langkah konkrit dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi orang lain🍊
Dalam Design Thinking, empati adalah fondasi dari pendekatan desain. Desainer menggunakan empati untuk menyelami kebutuhan, hasrat, dan tantangan pengguna, memungkinkan mereka untuk mengungkap masalah yang benar-benar perlu diatasi dengan solusi yang tepat dan berpengaruh🍒
Namun, Design Thinking mengusung tujuan yang lebih besar daripada sekadar empati. Ini berambisi untuk mencapai compassion melalui proses desain—menciptakan solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan tetapi juga menghormati dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Desain yang didorong oleh compassion mempertimbangkan efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, menghasilkan produk, layanan, atau sistem yang mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan kebahagiaan secara keseluruhan🍉
Sehingga, sementara empati adalah langkah awal yang memungkinkan kita untuk memahami pengguna dengan lebih mendalam, compassion adalah puncak dari Design Thinking, di mana solusi yang dihasilkan tidak hanya berorientasi fungsi tetapi juga dipandu oleh nilai-nilai humanistik dan etis, yang menunjukkan kepedulian nyata terhadap kebutuhan kemanusiaan di balik setiap tantangan desain🍓
Dari empathy hingga compassion
No comment yet, add your voice below!