Habit of Mind & Unlearn Capability⁣


⁣“Mas, konten yang disampaikan saat ini bisa jadi tidak relevan lagi 5 tahun ke depan. Tapi Habit of Mind & Point of View yang dikembangkan dalam diri mereka akan jadi bekal bagi mereka sebagai lifelong learner menghadapi kecepatan & kompleksitas perubahan” Cuplikan pembicaraan saya dengan Mas Hary, seorang Psikolog.⁣⁣
⁣⁣
Entah mengapa pembicaraan ini muncul setelah beberapa waktu terakhir kami mendapatkan pengalaman luar biasa melatih isi kepala dengan beragam keterbukaaan, setelah kemarin berbicara tentang optimis VS pesimis. ⁣⁣
⁣⁣
Pertarungan yang memakan energi adalah pertarungan cara berpikir. Habit of Mind diajarkan beliau tadi, betapa pentingnya memiliki seperangkat keterampilan menyelesaikan permasalahan secara efektif dalam hidup & membantu mencapai mimpi jangka panjang dengan meluaskan wawasan, ketekunan, kreativitas & keahlian. ⁣

Pemahaman & penerapan “Habit of Mind” berfungsi menyediakan kebutuhan diri akan keterampilan bekerja dalam kehidupan nyata & membekalinya untuk merespons dengan menggunakan kesadaran, pemikiran & strategi diupayakan untuk mendapatkan hasil yang positif.⁣⁣
⁣⁣
Nyaris setiap hari kami melakukan brainstroming, memberikan ruang untuk membangun kapasitas & cara berpikir yang tepat agar adaptif dengan perkembangan jaman. Setiap kejadian yang menimbulkan keresahan, kecurigaan atau ketakutan biasanya kami bedah langsung dengan membuka multi-perspektif baru.
⁣⁣
Kesalahan cara berpikir sering kali berakibat pada banyaknya momentum yang tertutup hingga tak jadi melompat. ⁣

Kemiskinan memang bermula dari cara berpikir,hanya saja perlu esktra kerja keras melatihnya, membentur-benturkannya dengan persona yang berbeda yang memiliki keluasan wawasan yang lebih besar, lebih berpengalaman sehingga sesuatu yang “suspicious” dapat terhubungkan logikanya. ⁣⁣
⁣⁣
Belajar naik kelas dalam berpikir sebenarnya menjadi mudah, menjadi pembelajar sepanjang hayat juga sebenarnya mudah. Seorang Futuris Alvin Toffler pernah menulis, “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn and relearn.”⁣⁣
⁣⁣
Sudah mencoba How to unlearn then relearn?

Kekuatan Imajinasi

Atomium, selesai dibangun tahun 1958, adalah represesntasi dari kuatnya imajinasi masa depan pada jamannya.⁣

Bangunan ini tidak hadir seperti saat ini yang sudah lazim menemukan bangunan‑bangunan unik dengan arsitektur monarik. Karya ini adalah sesuatu hal yang melompati masanya. ⁣

Pasca perang dunia II & majunya era revolusi industri, dari sinilah Belgia memulai mimpi barunya sebagai negara industri maju. ⁣ Atom dan Alumunium (Atomium) saat itu dipilih untuk merepresentasikan kekuatan industri baja dan illmu pengetahuan yang dipilih Belgia untuk melangkah pada masa depan. Era Industri maju.⁣

Dibangun dalam rangka World Fair 1958, salah satu rangkaian pameran paling tua yang diselenggarakan selama enam bulan. Pameran ini mewadahi bangsa‑bangsa dunia yang berani untuk menampilkan ide & imajinasi kemajuan serta visinya dimasa depan. Tahun 2020 ini akan diselenggarakan di Dubai. Disini bisa jelas terlihat negara‑negara mana saja yang visi masa depannya kemana akan diarahkan dan berkontribusi apa.⁣

Di tahun 1958 terdapat 48 pavilion negara‑negara yang menghadirkan idenya untuk masa depan. Amerika misalnya menampilkan gaya hidup baru dengan Televisi berwarna atau dengan minuman Coca‑colanya, lain lagi dengan Rusia yang menghadirkan teknologi luar angkasanya. Mimpi‑mimpi itu dalam beberapa dekade kemudian sudah menjadi hal‑hal biasa dan membudaya. ⁣

Kekuatan dan keberanian bermimpi serta berimajinasilah yang saat ini kita perlu banyak ditularkan. Disaat bangsa‑bangsa lain berlari dengan imajinasi‑imajinasi barunya, sebagian besar dari kita masih banyak terjebak dengan zona nyaman atau banyak meluapkan kekhawatiran hingga tidak juga melangkah ke masa depan. Menjadi pengekor adalah hal yang lazim, tapi apa iya kita akan menjadi pengekor sepanjang jaman?⁣

Berimajinasi adalah satu‑satunya jalan mendapatkan rujukan dimasa depan kemudian dibumikan dengan karya nyata dan upaya yang konsisten.⁣

#janganlelahberproses

S.T.U.P.I.D

Menjadi bodoh dalam perspektif lain itu menjadi penting, artinya kita mau mendengar, mau mengerti dan banyak memahami setiap hal yang kita hadapi. ⁣⁣
⁣⁣
Menjadi pintar terkadang kita menjadi sosok sombong yang sama sekali menempatkan diri mengetahui segalanya. Sulit menurunkan egonya untuk mau bertanya latar belakang sebuah pendapat meluncur dari kepala orang lain. ⁣⁣
⁣⁣
Mau mengerti, menyimak dan memahami menjadi senjata paling penting dalam pergaulan sehari-hari. Mengeluarkan energi tanpa mau menyimak artinya sia-sia. Keluarkan energi untuk menempatkan diri pada posisi apa kita dapat berkontribusi dalam sebuah konteks akan lebih baik dan menghasilkan sebuah langkah baru. ⁣⁣
⁣⁣
Kita hadir bersolusi untuk menyatukan kepingan puzzle kita yang berbeda-beda. Puzzle milik kita sama-sama penting, tidak ada yang tidak penting. Tinggal mencari dimanakah posisi kita, terkait siapa menempatkan kepingan kita dengan tempat yang tepat terlebih dahulu itu adalah hal biasa, setiap orang punya waktunya.⁣⁣
⁣⁣
Hari ini tak sengaja membuka buku lama tahun 2015, “Stupid Marketing” tulusan Sandy Wahyudi dkk seakan-akan mengingatkan kita untuk tetap bodoh, sehingga kita tetap mau mencari dan belajar. Dalam buku ini terdapat kata-kata bahwa menjadi bodoh adalah penting. Stupid adalah sebuah proses menuju kemenangan menurutnya. ⁣⁣
⁣⁣
S; Searching Opportunity, ⁣
T; Theoretical Research,⁣
U; Utilize Idea, ⁣
P: Penetrate Market , ⁣
I; Implementation, ⁣
D; Do Review. ⁣
STUPID! ⁣⁣
⁣⁣
Bodoh dalam perspektif lain adalah sebuah proses pencarian dari sebuah peluang yang hadir, dikuatkan dengan berbagai temuan keilmuan dan teori yang sudah ada, menggunakan kemampuan ideasi yang gila, mencobanya dilapangan secara nyata, dan mengevaluasi dan restrospeksi atas prosesnya. Begitu seterusnya untuk merasa bodoh dan memperbaikinya secara berkelanjutan. ⁣⁣
⁣⁣
Merasa bodoh juga melatih kita untuk tetap berkeinginan tahu, menghargai pihak lain serta untuk tidak lelah berproses. Bodoh dan tetaplah belajar.⁣⁣ Mari berlatih bersama.
⁣⁣
#janganlelahberproses

Kaum Berpengalaman

Mendapati kisah dari sebuah ruang bicara awal minggu lalu, tampak sebuah diskusi panas antar generasi. Rentang perbedaan mereka lebih dari 15 tahun, dari sebuah institusi yang tampaknya terlambat dalam regenerasi SDMnya. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Mengamati luncuran kalimat kaum “berpengalaman” yang melabeli begitu banyak kesalahan dilekatkan pada generasi mudanya. Masih terkejut diera ini masih ada mereka yang begitu ringan meluncurkan aneka ragam kalimat & hukuman yang seakan-akan layak untuk dilekatkan, dicari hingga dalam, ah saya sedih melihatnya.
⁣⁣⁣
Hukuman bagi kesalahan mungkin adalah hal biasa di masa lalu, tapi kami memlilih berpandangan lain. Kesalahan adalah sumber belajar. Hingga peran bagi yang lebih dewasa adalah membimbingnya dengan tulus. Memberikan ruang iteratif perbaikan kapasitasnya, memberikan panggung baru bagi “generation next” untuk berlatih & memilih percaya walau minim pengalaman.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Memberikan kesempatan belajar adalah hal yang mudah dilakukan, tapi sulit dalam kenyatannya, apalagi jika terjadi kesenjangan generasi didalamnya. ⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Panggung-panggung tampak kokoh dipegang kaum berpengalaman, tak heran kemudian anak muda banyak menghadirkan banyak panggung baru yang tak eksis dimasa lalu, tapi meledak sukses saat ini.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Dalam perjalanannya, kaum berpengalaman yang mengelu-elukan era emasnya sering kali juga lupa bahwa dirinya perlahan tak lagi relevan & tertinggal jauh dari kemajuan karena mempertahankan cara-cara lamanya.⁣⁣
⁣⁣
Generation Gap dalam kamus Cambridge diterangkan sebagai “a situation in which older & younger people do not understand each other because of their different experiences, opinions, habits, and behaviour”⁣⁣
⁣⁣⁣
Perbedaan cara yang signifikan kerap mengundang banyak letupan panas dalam interaksi beda generasi.⁣⁣
Tampaknya, inilah era dimana chaos banyak terjadi & semakin sering, seiring makin canggihnya dunia.⁣⁣ ⁣

Kedua generasi memang idealnya saling paham. Apa dikata, ideal tak selalu hadir dalam kenyataan, hingga muncullah “The New Normal”, kala tak sepenuhnya menyadari era berubah, tak sadar esok terbangun dalam ketertinggalan. ⁣Saat ini, Learn & Unlearn menjadi keterampilan yang paling penting untuk dikuasai!

Masih penasaran? yuk, kita diskusi.

Environment Shapes The Culture

Diskusi bersama pimpinan lembaga sebuah instusi siang tadi, bagaimana caranya mencapai target yang dibebankan pada instusinya, bagaimana pula mengawalnya agar berhasil.

Semakin maju jaman dengan keragaman variable teknologi yang makin masif tentunya akan hadir juga cara‑cara baru dalam mengatasi sebuah masalah, paradigma pun bergeser, hingga cara mencapai goalsnya pun berbeda. Tinggal keberanian bereskperimen tentunya, ekperimen juga ada ilmunya loh yaa ngga cuma asal eksekusi:)

Hal paling menantang adalah, bagaimana mengubah manusianya. Namun ternyata ada hal yang sering kali kita skip, bahwa mengubah manusia bisa dilakukan dengan cara lain selain hanya fokus pada dirinya.

Jason Baron, dalam catatan kuliahnya selama dua tahun dan menuliskannya dalam bukunya The Visual MBA, mengungkapkan salah satu sesi kuliahnya tentang bagaimana mengubah manusia dan kebiasaanya.

“Although it is hard to change people, nothing changes people faster than changing their environment. Their environment then shape the culture”

Cara ini cukup jitu, melahirkan cara lain dari sekedar training dan training, tapi menata ulang ekosistem, seperti ruang kerja, cara berkomunikasi, cara merespon, cara mendampingi, cara menyimak justru akan menumbuhkan berbagai kemampuan kepemimpinan dalam konteksnya masing‑masing.

Bagaimana mereka tumbuh menjadi personal yang kredibel, hubungan antarpersonal yang saling percaya, kenyamanan sebagai komunitas yang baik, lingkungan yang inspiratif‑suportif hingga membuka ruang‑ruang inisitif dan inspiratif, hingga akhirnya memiliki tanggungjawab pada organisasinya dengan sungguh‑sungguh.

Jangan hanya habiskan waktu mengubah seseorang, coba juga dengan merekayasa lingkungan kerjanya:) selamat mencoba!