Design Thinking (DT) merupakan strategi berpikir kreatif,digunakan dalam proses merancang solusi. Saat ini digunakan oleh lebih banyak orang untuk menyelesaikan masalah dalam bisnis atau sosial.

Selama ini, kekhawatiran yang muncul karena DT lebih disukai teorinya ketimbang prakteknya. Makanya muncul istilah daripada “Design Thinking” mending “Design Action”! Hal ini karena sebagian besar kelompok yang melakukan DT memusatkan semua perhatian dengan “memikirkannya”, tapi sayangnya “berpikir” tak secara alamiah mengarahkan manusia ke bagian “doing”. Untuk mendapatkan hasil praktis dari DT, kita perlu menyeimbangkan proses berpikir & melakukannya.

DT digunakan di awal pekerjaan, masalahnya kemudian adalah terlalu banyak orang menggunakannya dengan harapan mendapatkan solusinya ke pasar, tetapi ternyata tidak. Padahal menghubungkan prinsip-prinsip DT dengan hasil praktis sesungguhnya sangat sederhana, tapi melibatkan proses bicara & komunikasi intensif dimana sebagian besar kesulitan melakukannya.

Pada dasarnya DT adalah perpanjangan metode ilmiah. Mengarah pada menemukan solusi dimulai pengamatan, membuat hipotesis & menguji validitasnya. Hasilnya menghasilkan teori untuk mencerminkan kenyataan yang jadi dasar untuk hampir semua penemuan ilmiah. Prosesnya tidak mengubah validasi jadi solusi praktis, justru DT meminjam dari ketelitian ilmiah tsb & memberi cara yang andal untuk beralih dari konsep yang belum terbukti ke solusi tervalidasi.

Oleh karena itu mengapa DT baik bagi pemecahan masalah. Secara organisasi pun membuat tim lebih matang, bekerja secara inklusif dalam tahapan sprint hingga akhirnya tidak hanya melahirkan artefak berupa luaran, tapi juga outcomes yang bermanfaat & memberikan pelanggannya nilai pembeda yang berharga.

DT layaknya seperti resep. Berisi panduan apa saja yang perlu dilakukan, bukan hasilnya. Resep ini berisi instruksi untuk menghasilkan outcomes & mengiterasinya. Ada analogi bagus dari Banfield (2017), “Jika seorang tamu memesan sepotong kue di toko & mereka memberikan resep pada tamu tsb, tentu tamu tsb akan keluar dengan kecewa” Tapi justru itulah yang dilakukan DT hingga dapat memberikan berupa outcomes yang berhasil.

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *