Behaviour Accountability

Behaviour Accountability adalah konsep kunci dalam membangun tim yang tangkas dan inovatif. Model ini digambarkan sebagai tangga yang mencerminkan perjalanan dari “unconciousness” atau ketidaksadaran yang beranjak hingga bisa berdaya secara penuh penuh.🙌

Di dasar tangga, kita menemukan perilaku yang menempatkan dirinya sebagai “korban” 🥹 di mana individu mungkin tidak sadar atau tidak peduli, sering menyalahkan orang lain, membuat alasan, atau mengatakan “saya tak bisa”. Ini adalah zona stagnasi, di mana pertumbuhan pribadi dan tim terhambat oleh sikap defensif dan penolakan untuk berubah🧐

Namun, saat kita naik tangganya, kita bisa melihat titik perubahan — “Mengakui Realitas”. Di sinilah kesadaran diri & penerimaan situasi menjadi kunci. 😎 Anggota tim yang menyadari keadaannya akan lebih cenderung bergerak menuju perilaku yang bertanggung jawab, seperti “Menunggu & Berharap” menjadi “Merangkul tantangannya!” mereka menerima tantangan dengan antusias & punya komitmen untuk menemukan solusi🤩

Puncak tangga adalah perilaku akuntabel, ditandai oleh warna hijau hingga biru, menggambarkan langkah-langkah seperti “Membuatnya hingga terjadi” dan “Temukan Solusi”. 🥳 Di sini, individu tidak hanya mengakui kendali atas tindakan mereka sendiri tetapi juga secara proaktif menciptakan perubahan, mendorong inovasi, dan berkontribusi pada perkembangan tim🤩🤩

Mereka tidak lagi melihat hambatan sebagai penghalang, melainkan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang😇

Membangun tim yang tangkas dan inovatif memerlukan perubahan mental dari sikap korban ke sikap akuntabel. Dengan memelihara lingkungan di mana setiap anggota merasa diberdayakan untuk mengambil tanggung jawab atas tindakannya, tim tidak hanya menjadi lebih gesit dalam menanggapi perubahan tetapi juga menjadi lebih kreatif dalam menghadapi tantangan.✨✨

Behaviour Accountability adalah perjalanan yang terus menerus menuju pertumbuhan pribadi dan profesional, dan fondasi dari tim yang dinamis dan inovatif, selamat berproses!🚀

Taksonomi Berpikir Kreatif

Kenalan dulu yok sama “Taksonomi Berpikir Kreatif” yang dibuat oleh Todd Metrokin menguraikan tiga tingkat proses kreatif yang tidak hanya mengklasifikasikan berpikir kreatif ke dalam berbagai tingkatan, tetapi juga mengarahkan bagaimana mengintegrasikannya.
Tiga tingkatan berpikir kreatif ini adalah;

✅ Adaptive
Di level ini, kita menggunakan keterampilan dan alat yang kita miliki untuk menyelesaikan masalah yang sudah jelas. Kita berinovasi dengan cara yang lebih terstruktur, sering melalui iterasi dan prototyping cepat.

✅✅ Explorative
Pada tingkat ini, kita mencari solusi untuk masalah yang lebih kompleks dengan pengetahuan baru dan cara berpikir yang belum terjamah. Ini mengharuskan kita untuk berpikir terbuka dan siap menghadapi ketidakpastian.

✅✅✅ Originative
Tingkat paling tinggi, di mana kita menciptakan solusi untuk masalah yang belum didefinisikan atau bahkan belum dikenali. Ini memerlukan koneksi antara ide-ide yang tampak tidak terkait dan sering kali melibatkan pengambilan risiko.

Kamu seringkali ada ditingkatan mana nih?
Selanjutya adalah tiga area pengetahuan yang penting buat membuncahkan kreatifitas;

💡
Experience; Memahami bagaimana orang atau benda berinteraksi dengan lingkungan mereka.
💡💡
Systems; Mengetahui tentang sistem dan struktur yang ada.
💡💡💡
Empathy; Memahami kebutuhan dan pandangan orang lain.

Pemikiran kreatif didefinisikan sebagai proses mengembangkan solusi baru, sedangkan inovasi adalah penerapan solusi tersebut untuk membuat perubahan yang berarti. Teori ini cukup membantu kita memahami gimana berpikir kreatif dapat diarahkan untuk mencapai inovasi yang nyata🙌

Selamat berproses!

team of teams

Membentuk sebuah “team of teams” yang efektif, agile, dan dinamis dimulai dengan langkah fundamental: ✅ mengubah mindset. Perubahan mindset ini menjadi kunci utama dalam membentuk fondasi tim yang kuat. Sebelum melangkah ke aspek-aspek praktis seperti keragaman, komunikasi, dan kolaborasi, penting untuk memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai inti yang diusung.

Mindset ini meliputi ✅ pengakuan akan pentingnya keragaman dan inklusivitas, bukan hanya sebagai konsep, tetapi sebagai kekuatan yang mendorong inovasi dan kreativitas. Anggota tim harus memahami bahwa perbedaan bukanlah hambatan, melainkan sumber daya berharga yang memperkaya diskusi dan pemecahan masalah.

Selanjutnya, ✅ mindset terbuka terhadap komunikasi yang transparan dan jujur adalah kunci. Hal ini mencakup kesediaan untuk berbagi informasi, memberikan dan menerima umpan balik, serta mendengarkan dengan empati. Ini memastikan bahwa aliran informasi tidak terhambat, dan setiap anggota tim merasa dihargai dan dipahami.

Pentingnya adaptabilitas dan pembelajaran berkelanjutan juga harus tertanam dalam mindset tim. Dunia yang berubah cepat membutuhkan tim yang bisa bergerak dengan kecepatan yang sama, belajar dari kegagalan, dan terus berevolusi. Tim harus menerima bahwa perubahan adalah norma & fleksibilitas serta ketangkasan adalah aset.

Pemberdayaan dan kepercayaan menjadi bagian penting dari mindset ini. ✅ Anggota tim perlu merasa diberdayakan untuk mengambil inisiatif dan membuat keputusan, dan ini harus didukung oleh kepercayaan dari rekan-rekan dan pemimpin tim.

Terakhir, ✅ pemahaman bersama tentang tujuan & visi tim harus menjadi bagian dari mindset kolektif. Semua anggota tim perlu berkomitmen pada tujuan bersama dan bekerja dengan cara yang sinergis untuk mencapainya.

Dengan mindset yang telah berubah & selaras ini, tim bisa membangun fondasi yang kuat untuk keragaman, komunikasi efektif, kolaborasi, adaptabilitas, dan fokus pada tujuan bersama. Ini menciptakan lingkungan di mana “team of teams” ngga hanya mampu mencapai tujuannya dengan lebih efisien, tetapi juga mampu beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang terus berubah🚀

Loyalitas

Setia pada cita-cita, ungkapan yang sering diungkapkan di ekosistem kami✨

Loyalitas, sering disalahpahami sebagai konsep yang terbatas pada individu/ kepentingan, padahal ia memiliki bentuk yang lebih dalam & sustain, yakni, loyalitas pada cita-cita🏆

Loyalitas pada individu bisa berubah, terpengaruh oleh waktu & situasi, sementara loyalitas pada kepentingan seringkali oportunis. Kedua bentuk loyalitas ini, meskipun penting, cenderung bersifat sementara & relatif🧐

Dibandingkan dengan keduanya, loyalitas pada cita-cita adalah bentuk yang paling murni. Cita-cita mencerminkan nilai & prinsip yang dianut, tidak tergoyahkan oleh perubahan kondisi atau kepentingan. Filosof Josiah Royce, dalam teorinya tentang “loyalitas kepada loyalitas”, menekankan devosi praktis dan menyeluruh terhadap tujuan yang lebih tinggi, Ia memandang loyalitas ini sebagai fondasi etis yang kuat, yang membimbing kita dalam setiap tindakan & keputusan🫡

Literatur seperti “Loyalty: The Vexing Virtue” oleh Eric Felten dan “Loyalty and Loyalties: The Contours of a Problematic Virtue” oleh John Kleinig mengeksplorasi berbagai aspek loyalitas, termasuk interaksinya dengan integritas & etika profesional🙌

Dalam konteks etika organisasi & profesional, pemahaman loyalitas pada cita-cita ini sangat penting, terutama dalam situasi seperti whistleblowing, di mana loyalitas pada prinsip kejujuran & transparansi dapat bertentangan dengan loyalitas pada individu atau organisasi🤔

Melalui pemahaman loyalitas pada cita-cita, kita membangun fondasi yang lebih kuat untuk integritas & tindakan kita, mengarahkan kita untuk tidak hanya setia pada orang / kelompok saja, tetapi juga pada prinsip-prinsip yang mendukung tujuan yang lebih tinggi. Ini menciptakan komitmen yang lebih otentik & berkelanjutan, memastikan yang diperjuangkan hari ini tetap relevan & bermakna untuk masa depan🚀

Loyalitas pada sebuah why atau tujuan punya kedudukan lebih tinggi, mempromosikan kehidupan yang baik bagi semua yang terlibat, menciptakan kerangka kerja etis di mana tindakan & pilihan seseorang diarahkan oleh komitmen pada prinsip dan nilai-nilai, bukan oleh loyalitas buta pada orang / kepentingan😉

Sustainability

Salah satu goal penting sebuah organisasi adalah Sustainability, sebuah prinsip penting agar berkembang. Salah satu syarat utamanya adalah fairness, adil bagi semua pihak yang terlibat, termasuk generasi masa depan🎓

Untuk paham & menerapkan fairness dalam konteks keberlanjutan, adalah memulai mengasah kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Hal ini berarti mempertimbangkan kebutuhan & pandangan berbagai kelompok, termasuk mereka yang mungkin tidak memiliki suara atau kekuatan yang sama dalam pengambilan keputusan. Dengan memahami perspektif yang berbeda, kita dapat mengembangkan solusi yang lebih holistik dan adil🥳

Hal lainnya adalah kemampuan berpikir secara sistematis dalam konteks keberlanjutan. Cara berpikir ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana berbagai elemen dalam suatu sistem—baik itu lingkungan, ekonomi, atau sosial—berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Dengan berpikir sistem, suatu keputusan yang tidak hanya mempertimbangkan keuntungan jangka pendek, tetapi juga dampak jangka panjang terhadap keberlanjutan🙌

Pendekatan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi solusi yang memastikan keberlanjutan sumber daya, mencegah kerusakan lingkungan, dan mempromosikan keadilan sosial.🤩

Dengan fokus pada fairness, pemahaman holistik, dan berpikir sistem, kita dapat bekerja menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, di mana kebutuhan generasi saat ini terpenuhi tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya🫡

Di era konvergensi pasca-disruptif, di mana inovasi teknologi dan perubahan sosial terjadi dengan cepat, memahami dan menerapkan prinsip sustainability menjadi semakin penting. Era ini ditandai dengan perubahan yang mendalam dan seringkali tidak terduga, yang bisa membawa dampak signifikan baik bagi lingkungan maupun masyarakat.😎

Dalam konteks ini, menerapkan fairness, pemahaman holistik, dan berpikir sistem jadi krusial untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi dan perubahan sosial berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, mencipta masa depan yang tidak hanya inovatif dan maju, tetapi juga adil dan berkelanjutan untuk semua🚀

Perubahan dan agility

Perubahan dan agility;
Pendekatan Kotter dan Agile dalam change management tentu akan memperkaya proses transformasi organisasi😙

Kotter menekankan delapan langkah: menetapkan urgensi, membentuk koalisi kuat, menciptakan visi, mengkomunikasikan visi, memberdayakan tindakan, menciptakan kemenangan jangka pendek, memperkuat perubahan, dan menggabungkan perubahan dalam budaya. Pendekatan ini menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan dan komunikasi dalam mengelola perubahan😎

Di sisi lain, pendekatan Agile lebih menekankan fleksibilitas dan adaptasi cepat terhadap perubahan. Dalam konteks manajemen perubahan, Agile memfasilitasi iterasi, kolaborasi tim, dan respons cepat terhadap umpan balik, membuat proses perubahan lebih responsif dan dinamis🥇

Menggabungkan kedua pendekatan ini dalam manajemen perubahan organisasi akan membawa sinergi yang kuat. Pendekatan Kotter menyediakan kerangka kerja yang terstruktur untuk memimpin perubahan, sementara Agile menambahkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Ini memungkinkan organisasi tidak hanya merencanakan dan mengimplementasikan perubahan secara efektif, tapi juga cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi atau tantangan yang tak terduga🥸

Dengan memanfaatkan kekuatan kedua metodologi ini, organisasi dapat memastikan bahwa perubahan tidak hanya terencana dan terukur, tapi juga cukup fleksibel untuk berkembang sesuai dengan kebutuhan yang berubah. Gabungan pendekatan ini membantu meminimalisir resistensi, memaksimalkan keterlibatan, dan memastikan bahwa perubahan yang diimplementasikan benar-benar membawa manfaat jangka panjang bagi organisasi🥳

Selamat berproses🚀

Sustainable Futures: Business Ethics

Di era kompetisi bisnis yang sengit, mengutamakan profit seringkali menjadi godaan terbesar. Namun, sebuah bisnis yang bertahan lama dan berdampak positif bukanlah yang hanya fokus pada angka keuntungan semata🙌

Seperti yang dibahas dalam “Sustainable Futures: Business Ethics in the 21st Century” oleh Emma Jones, pentingnya mempertahankan nilai-nilai inti bisnis tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan jangka panjang sebuah perusahaan🤩

Perusahaan-perusahaan yang tetap teguh pada nilai-nilai seperti kelestarian lingkungan, pemberdayaan, dan sustainability, sering kali menemukan bahwa keuntungan bukan hanya diukur dari pendapatan finansial, tetapi juga dari dampak sosial dan lingkungan yang positif.✅

Dalam tulisannya digambarkan bagaimana integritas terhadap nilai-nilai ini membantu perusahaan membangun kepercayaan yang mendalam dengan pelanggan, investor, dan masyarakat. Ini adalah aset tak terlihat yang sering kali lebih berharga dari pendapatan jangka pendek🧐

Menjaga nilai-nilai ini juga berarti membuat keputusan yang sulit, terutama ketika dihadapkan pada situasi di mana nilai-nilai tersebut mungkin bertentangan dengan potensi keuntungan jangka pendek😳

Dalam situasi seperti ini, keputusan yang berpegang pada nilai-nilai inti seringkali menghasilkan keuntungan jangka panjang yang lebih besar, baik dari segi reputasi maupun keberlanjutan operasional🤩

Lebih lanjut, bahwa mengadopsi pendekatan ‘tidak abu-abu’ terhadap nilai-nilai ini memungkinkan bisnis untuk tidak hanya menjadi pemimpin di bidangnya, tetapi juga menjadi pelopor dalam memajukan perubahan sosial yang positif. Dengan tetap ideal pada nilai-nilainya, bisnis tidak hanya memberikan contoh bagi yang lain, tetapi juga membentuk ekosistem bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan🤓

Sementara mengutamakan nilai-nilai ini mungkin terlihat sebagai tantangan di awal, pada akhirnya, ini merupakan strategi yang paling berkelanjutan dan menguntungkan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, bisnis dapat mencapai keberhasilan yang nyata dan berdampak luas, baik secara finansial maupun dalam kontribusinya terhadap dunia yang lebih baik😊

10 karakteristik yang bikin sebuah usaha jadi sukses

Seru juga mengamati ilustrasi yang terinspirasi dari Leandro Herrero. Gambar ini adalah sketchnote yang menampilkan 10 karakteristik yang bikin sebuah usaha jadi sukses. Kita bahasakan satu-satu yaa.

✅ A Strong Future-Looking Narrative
Visi itu bukan ditempel di tembok, tapi diinternalisasikan dalam diri setiap anggota timnya. Jadi visualisasi kuat buat bahan bakar optimisme dan visi ke depan.

✅ A Shared Sense of Urgency
Lari bareng, menuju tujuan perlu ditumbuhkan dengan shared urgency yang ditumbuhkan dan dimaknai bersama, memang ngga akan semua paham diawal, tapi sedikit demi sedikit kekuatan rasa urgensi ini perlu dipastikan meluas dan mendalam.

✅ A Clear Mind on What is Not for Change
Di era perubahan engga semua perlu berubah, tujuan dan values jadi pegangan penting, inovasi ada pada cara-cara barunya, pastikan relevan dengan jaman.

✅ A Collective Human Capital View
Kekuatan keterhubungan bikin sebuah kelompok melesat eksponensial, ngga lagi hierarki. Tiap orang punya ide dan inisiatif, tidak lagi bergantung pada simpulnya, melesat bersama-sama.

✅ External Focus
Pastikan tetap user-setris, mau meluangkan waktu melihat dari beraham POV, gagasan jadi kaya, kreatifitas jadi membuncah🚀

✅ Resilience
Organisasi yang tangguh cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan, memastikan kelangsungan dan pertumbuhan jangka panjang.

✅ Questioning
Kultur organisasi yang mendorong pertanyaan kritis menunjang inovasi dan solusi yang berkelanjutan.

✅ Learinng From Mistake
Organisasi yang belajar dari kesalahannya mengembangkan kebijaksanaan dan meningkatkan kinerja melalui refleksi yang konstruktif.

✅ A sense of a commity
Membangun rasa sebagai komunitas yang kuat di dalam organisasi mendorong kolaborasi dan dedikasi terhadap tujuan bersama.

✅ Strong at keeping promises
Organisasi yang konsisten dalam menepati janji membangun kepercayaan dan kredibilitas yang kuat di mata stakeholder-nya.

Gimana, siap membangunnya satu persatu?

Social Enterprise

Sejak lebih dari satu dekade lalu, sebuah perjalanan luar biasa dimulai ketika Bapak Moazzam Malik menjabat menjadi Duta Besar RI di Indonesia. Kesempatan emas itu datang dari British Council (BC), yang rajin membuka-bukakan pintu bagi kami untuk belajar dan menerapkan konsep Social Enterprise. Pengalaman pada masa itu bukan hanya sekedar belajar; kami diberi kesempatan langka untuk terbang langsung ke Inggris, menyerap ilmu dari sumbernya yang paling autentik.

Kemarin, sebuah momen tak terduga terjadi, sepeti layaknya mimpi Bapak Moazzam mengunjungi Rumah Kolaborasi @thelocalenablers bersama kawan-kawan @wriindonesia . Ini bukan hanya sebuah komunitas biasa, tapi sebuah komunitas yang telah bersama dibangun selama 14 tahun terakhir, yang kini telah bertransformasi menjadi bisnis sosial yang berdampak.

Pertemuan ini membawa kami kembali ke masa lalu, mengingatkan kami pada semua pelajaran, inspirasi, dan wawasan yang telah kami peroleh. Kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Bapak Moazam dan BC atas semua kesempatan yang telah diberikan. Mereka tidak hanya membuka wawasan baru bagi kami, tapi juga membukakan pintu kolaborasi yang luas, memberikan ekosistem yang sehat untuk tumbuh dan berkembang.

Ada kerinduan yang mendalam untuk berkumpul kembali dengan beragam ekosistem yang pernah kami bangun bersama. Rasa bangga dan semangat yang membara kini mendorong kami untuk melompat lebih jauh, menjelajahi kemungkinan baru dan terus memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kami berdiri di sini hari ini, bukan hanya sebagai saksi, tapi sebagai bagian dari perubahan yang berkelanjutan. #JourneyOfLearning#SocialEnterprise#BritishCouncil#Collaboration#Growth#Impact

Special thanks mba @arisutanti 🚀

The Keys To Organizational Agility

Agar sebuah organisasi bisa bergerak lincah dan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan, ada dua kunci utama yang penting dipegang:

✅Dynamic Capability, yakni kecepatan dalam mengambil tindakan, dan
✅Stable Foundation, artinya punya dasar yang stabil yang tidak goyah oleh perubahan.

Bayangkan saja organisasi seperti kapal; desain dan strukturnya haruslah punya blue-print yang baik sehingga kapal bisa berlayar dengan mulus. Kru kapalnya juga harus bersemangat dan terlibat, siap bekerja sama dan menjaga kapal tetap berjalan dengan baik🚢🚢🚧

Proses yang ada di organisasi itu seperti ✅ rute pelayaran yang harus jelas dan terarah, ✅ memastikan kapal mencapai tujuan dengan efisien. Untuk mengetahui seberapa baik kapal berlayar, ✅ kita perlu alat ukur atau metrik yang memberi tahu kita apakah kita berada di jalur yang benar.

Dan ngga ketinggalan, ✅ budaya organisasi yang unik itu seperti semangatnya awak kapal, yang mencerminkan identitas dan nilai yang kita pegang bareng-bareng. Ini yang membedakan satu kapal dengan yang lainnya.

Jadi, agar organisasi kita gesit, agile, kita perlu
⛴️ fondasi yang kuat,
⛴️ desain yang tepat,
⛴️ kru yang kompak,
⛴️ proses yang efisien, dan
⛴️ budaya yang mempersatukan.
Ini semua adalah bagian dari navigasi kita menuju keberhasilan🚀

Tapi inget yaa, ini adalah proses, ngga bisa disulap untuk jadi besok hari! Pelan-pelan berubah, tapi terukur dan semakin matang, lebih dekat dengan tujuan🥇