Pertentangan cara berpikir memang kerap kali timbul, entah ditempat bekerja atau tempat lainnya.ā£ Punya cara berbeda kerap kali dicap salahš§
ā£
Kemampuan berpikir kerap kali dilatih di institusi pendidikan selama ini dengan kemampan berpikir vertikal, mengikuti polaāpola baku & merujuk pada satu atau beberapa cara saja yang dianggap benar atau biasa dilakukanš¤
ā£
Tak heran lembaga pendidikan justru menjadi lembaga menjadi penyumbang terbesar melahirkan pemikiranāpemikiran berpola lama dan tak kreatif (de Bono, 2010)ā£
ā£
Ketika setiap kelas diarahkan untuk mengasah hanya pada kemampuan berpikir konvergen, memilih alternatif yang ada, tidak menyeimbangkan dengan membuka pemikiran divergen, yakni mengembangkan anakāanak didiiknya untuk mengembangkan wawasan menemukan berbagai alternatif baruš¤Æ
ā£
Pada awalnya mungkin kita adalah seorang pembelajar, hingga pada satu titik kita merasa bisa & berhenti mendengar. Pada titik inilah kita mulai tak sadar bahwa kita kehilangan kemampuan berpikir kreatif. Atau memang dari awal kita tak pernah belajar membuka peluang halāhal baru masuk pada kepala kita, apalagi jika kita berada di suatu tempat bekerja dalam jangka waktu lama tak terasa lupa membuat lingkaranālingkaran pertemanan baru.š¤©
Terhentinya input baru pada cara pandang & kerja kita inilah, yang menyebabkan makin kuatnya Vertical Thinking kita, makin jauh dari kemampuan berpikir lateral / kreatif. Pengalamanāpengalaman, teman, ilmu, sumber daya & titikātitik baru yang ditemui akan memperkaya referensi melahirkan sebuah solusi baru inovatif kala yang lain terjebak pada jalan buntu tak menemukan jalan keluar karena pola lama tak memungkinkan keluar alur dimana kreatifitas justru memperkenankan alur baru yang tak diduga jalannya, bahkan diakhir solusi, hal diluar dugaan akan terjadi melebihi harapanš
ā£
Kemampuan berpikir lateral kerap berbenturan dengan birokrasi, karena birokrasi kerap kali diturunkan dari cara berpikir vertikal. Mengutamakan cara yang sama ketimbang tujuannya. Berbeda dengan cara lateral, cara baru justru bebas dilakukan hingga goals tercapai & menghasilkan halāhal beyond tanpa melanggar prinsipāprinsip fundamentalnyaš