Ukuran Keberhasilan Usaha

Helicopter, helicopter…
Bukan lagu Fazlija, Lagu yang lagi viral di TikTok yaa

Kita ngobrolin istilah helicopter view, istilah yang merepresentasikan tentang cara melihat seluruh sistem dari berbagai aspek (tidak terpaku dalam 1 aspek) sehingga dapat menghasilkan keputusan terbaik untuk masalah pada sistem tersebut.

Tentang bisnis, memang ngga cuma produk, tapi banyak hal yang menjadi penting untuk jadi bahan pembelajaran bagaimana bisnis dapat dikuasai. Mengakuisis beragam keterampilan mesti jadi target.

Salah satu yang penting adalah kemampuan menganalisa dari multi sudut pandang menjadi penting. Apalagi menjalankan usaha yang perlu dipastikan keberlanjutannya.

Kemampuan menganalisa secara komprehensif memang perlu waktu, memahami ke-empat sudut model bisnis misalnya. Perlahan membenahi cara memahami hal-hal yang lebih kompleks dari sekedar produk, tapi juga tentang tren, pasar, kondisi makro hingga kontelasi industri.

Ada hal yang bisa mempercepat proses akuisisi pengetahuan dan keterampilan. Yakni berdiskusi dan belajar bersama tentang hal ini, nah sekarang tiba saatnya kita belajar bareng lagi sambil beramal!

Setelah Menuliskan Mimpi, Kemudian Apa?

Setelah Mimpi Apa?

Berdiskusi penuh substansi hari ini dengan simpul-simpul kreativitas Banjarmasin. Menggagas mimpi dan menurunkannya menjadi jelas agar mimpi diujung bisa tergambarkan jelas gambaran utuhnya, membangkitkan energi pergerakan yang lebih membara.

Persoalan kemudian adalah bagaimana menurunkannya, menjadikannya tangga yang memperbesar probabilitas keberhasilannya. Pertama yang selalu kami ingatkan bahwa segala sesuatu pergerakan harus berawal dari kesepakatan dan kesepahaman atas tujuan. Tujuannya apa?

Visi.
Tujuan secara jelas disusun bersama secara inklusif, menerangkan tujuan bisnis dan juga finansial. Jangan malu-malu menentukan tujuan finansial, karena ini adalah salah satu pilar penting keberlanjutan. Selanjutnya adalah turun gunung memvalidasi kebutuhan konsumen, buka telinga dan sungguh-sungguh menyimak kebutuhan mereka apa? Jika sudah tervalidasi, kuatkan dengan pernyataan misi. Ciptakan nilai dan pembedanya dari pemetaan konsumen tadi.

Design.
Berkumpulah dan mulai proses divergennya, kemudian konvergenkan. Susun bagaimana organisasi akan berbentuk. Bagi peranan, tanggung jawab, ukuran dan strukturnya. Kemudian cobalah sistem baru, sepakati prosesnya, alur informasi dan penggunaan teknologinya. Kemudian turunkan ukuran kinerjanya, Harapan, ukuran dak keberhasilannya terukur baik.

Manage.
Merawat mimpi adalah hal yang paling menantang. Bagaimana kita melakukan penyelaransan sumber daya, usaha dan peluang. Memberdayakan dengan mengedukasi agar terjadi akuisisi keterampilan dan pengetahuan baru. Jangan lupa merancang proses rewardnya!

Develop.
Menjadi penting menentukan nilai, budaya dan menginternalisasinya. Kapabilitas diperkuat, diakselerasi dengan bentuk-bentuk kolaborasi. Jangan sedikit-sedikit kita bilang persaingan, merawat dan petakanlah puzzlenya!

Lakukan siklus ini dan melompat bersama! Tuangkan mimpunya, rawat perjalannya dengan konsisten, di ujung sana ada kejutan bagi insan-insan yang selalu setia dengan prosesnya!

Setia pada Cita-cita

Setia pada cita-cita. Kalimat ini sering kali saya ungkapkan pada tim. Ungkapan yang kerap kali kita lupakan bahwa kesetiaan tidak selalu identik untuk dilekatkan seorang individu. Kesetiaan pada individu besar kemungkinannya untuk bergeser menjauh dari cita-cita, atau akan sangat mungkin memudar jika sesuatu hal terjadi.

Dalam organisasi, hal ini dikenal sebagai kesetiaan kepada tujuan, pada goals yang dicanangkan. Setiap konflik & dinamika yang timbul antar individunya idealnya diselesaikan untuk kembali pada cita-cita semula.

Banyak organisasi dalam perjalanannya menjauh dari visi & tujuan semula. Sering kali visi dibuat hanya sebatas penghias halaman depan website resmi atau dinding ruang tamunya. Hingga dalam perjalanannya individu-individu yang bernaung didalamnya perlahan lupa untuk dilibatkan dalam merawatnya, hingga akhirnya perlahan organisasi yang ditumpanginya menjadi sebatas tempat bekerja, mencari penghasilan.

Dalam merawat cita-cita, perlu dan sangat penting, membakar visi dan menginternalisasikannya pada setiap individu yang terlibat didalamnya. Lupa merawat sering kali diakibatkan oleh asumsi bahwa hal-hal esensial seperti tujuan organisasi tadi sudah “disampaikan” atau sekedar “Kami sudah webinarkan!” atau “Ada kok di website!”.

Hal ini menjadi penyebab utama mengapa individu-individunya menjadi lupa tujuan, hingga perlahan dinamikanya membawa perpecahan karena politik membawanya pada kesetiaan pada individu tertentu yang lebih kuat posisinya.

Merawat tujuan, adalah hal yang paling esensial dilakukan. Apalagi di era ini dimana beragam distraksi muncul, atau dengan alasan beradaptasi dan menjadi agile. Padahal beradaptasi / menjadi agile adalah terkait cara, bagaimana mencapai tujuannya.

Menjadi adaptif adalah dengan memahamkan bagaimana seluruh awak bisa mengadaptasi cara berpikir, cara kerja & cara implementasinya sesuai jamannya. Bukan mengganti tujuannya dan atau lebih suka dengan kepentingan-kepentingan jangka pendek saja.

Setia pada cita-cita adalah sebuah hal penting, maka untuk menjadi konsisten merawatnya adalah hal yang tak bisa dipungkiri lagi agar setiap pergerakan selalu selaras dengan cita-cita. #OKRs

Mencari Cuan!

Memiliki model bisnis yang pas untuk mengembangkan usaha memang perlu proses yang panjang. Bahkan ini tak berkesudahan, selalu saja ada proses iterasi sepanjang waktunya hingga selalu relevan pada setiap jaman.

Model bisnis yang matang adalah model bisnis yang dapat memastikan keberlanjutannya, artinya berlanjut proses inovasinya, bertumbuh juga produk dan bisnisnya serta semakin luas dampaknya.

Ada 10 spot terbaik dalam melakukan inovasi, apalagi untuk mendatangkan keuntungan. Mendapatkan keuntungan tidak selalu dari jualan tentunya. Jika kita memahami kerangka model bisnis, setiap lini didalamnya bisa dioptimalkan untuk mendapatkan keuntungan serta memaksimalkan peluang untuk tetap tumbuh berkelanjutan.

Setidaknya ada 10 sumber keuntungan atau inovasi yang bisa kita ulik untuk diterapkan kemudian dalam bisnis kita. Ke-10 spot ini dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni Konfigurasi, Penawaran dan Pengalaman Konsumen. Pertanyaan yang perlu kita bumikan menjadi strategi adalah;
________________________________
Konfigurasi
1. Model Keuntungan; Bagaimana kita menghasilkan uang
2. Jejaring; Bagaimana kita terhubung dengan yang lain untuk
mencipta nilai
3. Struktur Organisasi; Bagaimana kita menyelaraskan talenta dan aset usaha
________________________________

Penawaran
1. Kinerja Produk; Bagaimana kita menggunakan fitur yang
memuaskan dan fungsional
2. Sistem ; Bagaimana kita mencipta produk dan jasa yang
saling komplementer

________________________________

Pengalaman
1. Pelayanan; Bagaimana kita mendukung dan memperbaiki nilai dari penawaran usahanya
2. Saluran; Bagaimana kita menyampaikan penawaran pada kustomer dan penggunanya
3. Merek; Bagaimana kita merepresentasikan penawaran
dan bisnis
4. Ikatan dengan pelanggan; Bagaimana kita menguatkan interaksi yang
berbeda

Berikut beberpa contoh usaha inovatifnya ya, selamat belajaar!

Merancang Pembelajaran Berkualitas

Mengutip sebuah catatan seorang tokoh, “Dibutuhkan orang yang berbeda untuk memahami ilmu (sains, science), teknologi (engineering) dan bisnis. Sayangnya jarang mendapatkan orang yang memahami cara pandang dari ketiganya. Kebanyakan hanya salah satu sudut pandang saja dan kemudian merasakan paling benar. Sepi dan sukar mendapatkan lawan bicara yang paham maksud saya, – Budi Rahardjo, 2021

Merancang kurikulum yang relevan, membuahkan learning journey yang menantang & menarik selalu menjadi passion terdalam. Dalam merancangnya, perlu dipastikan relevansinya dengam kebutuhan jaman & masa depan. Dinamikanya juga bukan hal mudah, banyak barier tebal berlapis dari mulai birokrasi, aturan, standar, cara pandang yang berbeda, hingga bagaimana menuangkannya agar benar-benar menjamin para pembelajar lulus bukan dengan sekedar bergelar, tapi justru fundamental utama karakter yang kuat cendekia handal.

Tantangan masa depan penting dijawab dengan pola & sistem pendidikan yang relevan. Penerapannya kerap kali menjadi pelik dalam karena tantangannya adalah bagaimana melahirkan lulusan-lulusan yang mampu berperan, hingga kebutuhan masa depan penguasaan keilmuan menjadi menyangkut multi aspek, baik itu teknologi, ekonomi, industri, sosial bahkan business-sense-nya.

Apalagi, era digital, membawa jaman & komunitasnya punya wahana multilayers yang saling berkaitan.
Merancang proses pendidikan yang memastikan para pembelajarnya ;

1. Mendapatkan cara baru dalam memperoleh keahlian dalam keilmuannya,
2. Mendapatkan kontekstualisasi dalam penerapan risetnya,
3. Memastikan pencapaian penguasaan teknologi dengan kemampuan busines—sesnse yang relevan.
4. Memastikan pembelajar terhubung dengan ekosistem inovatif, terhubung dengan teknologi, industri dan bisnis kreatif yang akan menjadi pilar penting keberlanjutan ilmu yang diperolehnya

Merancang pembelajaran berkualitas agar pembelajarnya bukan hanya kompeten tapi paham teknologi, punya orientasi user & business outcomes, paham model bisnis & eskosistemnya & lulus dengan energi & pemahamannya agar punya kapabilitas untuk berdampak dampak bagi masyarakat . Tetap melangkah untuk kemajuan Pendidikan di Bumi Pertiwi.

Momentum Yang Cocok Untuk Membangun Produk Kamu

Sesi coaching hari ini bersama salah satu newborn startup dari Pekalongan!

Seru membahas fundamental bisnis yang penting untuk dipahami, bahwa dalam bisnis memerlukan pemahaman bukan hanya produk yang perlu dikuasai sebagai Hard Skills. Bukan hanya soal biaya, mutu atau kecepatan bagaimana kita menghantarkan sebuah produk pada konsumen dan memastikan mereka puas.

Banyak hal lagi yang perlu kita secara bertahap pelajari, bicara produk tentunya tidak lepas dengan bisnisnya. Bisnis ada banyak tantangan di dalamnya, bagaimana mengembangkan dan memberdayakan talentnya, jejaring kuatnya, pengetahuannya. Bisnis menjadi aspek lain yang perlahan juga kita kembangkan kapasitas internalnya. 

Aspek lainya adalah bagaimana produk dan bisnis kita memikat pasar, ini dinamakan Captivation. Membuat produk kita jadi sasaran jatuh cintanya pelanggan. Aspek ini menjadi penting untuk mengasah tim internal kita dalam hal Soft SKills marketing, positioning, traksi dan penjualan. Menantang bukan? Beri kesempatan tim untuk belajar, karena tidak serta merta mereka langsung menjadi baik.

Aspek lainnya yang tidak kalah penting! Pasar! Faktor eksternal ini penting dipelajari, bagaimana ukuran pasarnya, ada tidak momentum nya, bagaimana membangun momentumnya dan tentunya peta kompetisinya. 

Belajar ke-4 aspek ini menjadikan kita paham bahwa keseluruhannya membawa bisnis kita untuk memiliki keempat aspek penting lainnya;
1. Kapabilitas produk dan bisnis
2. Kesadaran konsumen 
3. Distribusi produk
4. Memetakan permintaan pasar
Ke-4 aspek inilah yang perlu disadari bahwa ngga cukup jika sekedar produk, lengkapi dengan kapasitas lainnya yang dibangun bertahap!

Selamat berproses!

Beda Mimpinya, Beda juga Energinya

“Beda Mimpinya, Beda juga Energinya” Sekelumit simpulan dari pembicaraan kami dengan salah satu startup baru. Energi yang dihasilkan dari sebuah gambaran mimpi akan sangat berbeda dari energi disepanjang perjalanannya. Maka pastikan setiap mimpi terlihat jelas dan cukup membuat bergetar ingin segera menggapainya.

Hanya saja, sering kali orang lupa bahwa diluar sana banyak juga sekelompok orang yang punya mimpi besar, atau banyak juga yang bahkan takut bermimpi. Berkumpulah dan saling bertukarlah energinya terutama jika bertemu dengan seseorang dengan keberanian untuk bermimpi besar, ambil energinya juga tanyakan apa strateginya untuk membumikannya, mengapa Ia begitu yakin mimpinya terwujud kelak!

Seoarang kawan mengungkapkan bahwa tahun ini Ia akan resmi mundur dari jabatan tingginya disebuah perusahaan yang sedang bersinar, Ia katakan Ia berani lakukan ini karena mimpinya lebih besar dibandingkan yang Ia lakukan saat ini. Keberanian ini Ia lakukan bilang “Karena mimpi saya sudah lebih besar dari yang perusahaan tawarkan, saya punya big why lebih besar”

Awal tahun selalu menjadi awal yang pas untuk memeta-ulang, mimpi diturunkan menjadi tahapan dan kesepakatan bagaimana kita merawat mimpinya. Jangan lupa, banyak juga orang bermpimpi tapi kemudian mimpinya menguap, lupa membumikannya dan atau karena tak berstrategi Ia meyerah karena dinamikanya ekstrim menguras energinya.

Memetakan, membagi tahap dan merawat! Ini adalah tugas selanjutnya pagi para pemimpi. Hal yang sangat penting mengelola mimpi.

Dalam manajemem modern ini ada ilmunya! Goals Management! Keberhasilan tak begitu saja datang layaknya keberuntungan. Keberhasilan itu penting untuk menjadi sesuatu yang by-design. Yakni, mimpi yang keberhasilannya dirancang dan dikelola, bukan muncul sebagai keberuntungan.

Keberuntungan dalam sebuah keberhasilan seringkali tak memiliki kekuatan keberlanjutan. Tapi sesuatu yang by-design Ia akan mendatangkan keberhasilan yang kemungkinan keberhasilannya lebih besar karena Ia dirancang.

Jadi kapan tim kamu #mainkeruko ? Yok belajar Goal Setting mumpung tahun baru, agar akhir tahun kamu esok semua resolusinya perlahan terwujud!

Bagaimana Mengelola Ketidakpastian

2021, tahun paling menantang era belajar paling berat! Ketidakpastian yang nyata jadi makanan sehari-hari bagaimana menemukan pola abstrak & mengantispasinya.

Belajar banyak mengarungi ketidakpastian, tapi jika berbicara ketidakpastian, justru uncertainty adalah karakteristik utama inovasi. Meskipun menghasilkan gagasan baru & menciptakan beragam cara & teknologi baru merupakan hal penting, justru lebih penting bagi para inovator untuk mengidentifikasi hal-hal yang tidak diketahui yang harus valid agar idenya berhasil di pasar.

Era pandemik, cerminan nyata ketidakpastian. Pada tingkat strategi, beberapa kerangka kerja yang perlu dikuasai yang banyak dikembangkan untuk membantu memahami portofolio produk & layanannya, membuat keputusan yang tepat. Sering kali beragam pihak abai akan kepentingan kerangka kerja ini, menggunakan dimensi berbeda yang tersembunyi, tantangan nyata yang dihadapi para pemimpin yakni bagaimana MENGELOLA KETIDAKPASTIAN.

Banyak kerangka kerja yang dipelajari, seperti Ansoff Matrix. Membawa kita memetakan apa yang perlu dilakukan dalam melakukan penetrasi & pengembangan pasar, atau apa yang perlu dikembangkan & didiversifikasi. Ini digunakan Google & Amazon ketike mereka menentukan strateginya di awal.

Atau Matriks Ambisi, cukup menarik memainkan ini, belajar mengelola dimana portofolio kita bermain & bagaimana memenangkannya. Atau Frameworknya McKInsey yang menjelaskan 3 tahap transformasi bisnisnya yakni 1) Extend the core, 2) Kembangkan peluang 3) Visi mengembangkan pilihan viable. Kerangka ini dikembangkan FB di tahun 2016 mengumumkan roadmap 10 tahunnya.

Salah satu yang terbaru, adalah Peta Portofolio Osterwalder & Pigneur menjelaskan dimensi inti pengelolaan inovasi. Dibedakanlaah antara eksplorasi model bisnis baru dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi & eksploitasi model bisnis saat ini dengan tingkat ketidakpastian yang lebih rendah.

Peta Portofolio ini mengambil pendekatan garis bawah & fokus pada yang benar-benar diperhatikan: potensi ukuran pengembalian investasi & tingkat ketidakpastian yang terkait dengan mendapatkan pengembaliannya yakni risiko inovasi & risiko gangguannya. Selamat belajar mengelola ketidakpastian!

Digital Social Innovation

Bisnis Sosial, selalu menarik diperbincangkan, organisasi yang menggunakan praktik bisnis untuk mencapai misi sosialnya. Aspek sosial didahulukan, menghasilkan keuntungan yang menjadi alat untuk menjadi efektif mencapai tujuannya.

Tujuan Bisnis Sosial adalah membuat dirinya usang secepat mungkin (yaitu memecahkan masalah), sedangkan tujuan dari organisasi misi-laba harus ada selamanya dan terus meningkatkan produksi, pendapatan & laba sebanyak mungkin.

Saat ini, bisnis sosial banyak bertrasnformasi di era digital, hingga sangat penting bagi organisasi tipe ini untuk menunggangi dunia digital. Apalagi perkembangan Metaverse yang kini dimulai dengan karya-karya kreatif, kelak tak pelak juga akan menyentuh kontelasi dunia bisnis sosial hingga dampaknya pun makin luas dengan cara-cara baru mengakselerasi tujuan yang diharapkan datang lebih cepat.

Konsep paling pas terkait ini salah satunya adalah “Digital Social Innovation” pendekatan yang memadukan inovasi yang bersifat sosial dalam tujuannya dan dituju dengan cara digital dalam solusinya. Tak lupa fundamentalnya dibangun dengan pemikiran digital yang menembus dimensi pemikiran-pemikiran tradisional.

Menerangkan Inovasi Sosial pada khalayak sudah cukup menantang, aspek “Sosial” adalah yang paling samar kala pasar / pemerintah tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya. Inovasi sosial ini juga adalah kegiatan dengan cara yang tak biasa, yakni lateral, beda dengan pendekatan formal vertikal.

Menyandingkan Sosial dengan Digital membuat dimensinya bukan hanya sekedar lateral dan vertikal tapi melompat menjadi 4 dimensi atau bahkan lebih. Tak pelak saat ini, Inovasi Sosial Digital tak bisa dipisahkan lagi tiga pilar penting nya menjadi satu kesatuan utuh

Dengan pendekatan digital bahkan Metaverse kelak, inovasi dapat berlangsung secara radikal, incremental dan dampaknya luas dicapai dengan segera. Membuka luas cara-cara baru memberikan solusi berdampak luas.

“The digital world has power because it has dynamic information, but it’s important that we stay human instead of being another machine sitting in front of a machine” -Pranav Mistry-

Berorientasi Kemanakah Usaha Kamu?

Diskusi seru hari ini dengan kawan-kawan ODP Bank BNI, terkait bagaimana shifting pemikiran ke Digital Mindset dengan titik beratnya mengubah paradigma dari produk sentris ke user centris.

Kala teknologi menyatukan banyak hal, dampak kolektif dari konvergensi sangat memengaruhi praktik pemasaran di dunia. Tren baru muncul seperti “Sharing Economy & ”Now Economy” terintegrasinya omnichannel, beragam konten pemasaran, CRM sosial, dll. Konvergensi akhirnya mengarah pada ‘keterpaduan’ antara pemasaran digital & tradisional.

Di dunia teknologi yang makin tinggi, setiap orang justru semakin merindukan sentuhan yang lebih tinggi, makin terhubung secara sosial, makin juga ingin hal-hal yang dibuat personal. Dengan dukungan data analitik, produk & layanan jadi lebih personal. Dalam ekonomi digital, kuncinya memang dengan bagaimana kita memanfaatkan paradoks ini.

Di era transisi ini, jelas diperlukan pendekatan berbeda.
1) Perubahan baru yang membentuk dunia kita saat ini adalah konektivitas & subkultur digital. Tak semua pelanggan diciptakan setara. Beberapa segmen mengandalkan referensi pribadi mereka sendiri dan apa yang mereka dengar dari iklan.

2) Adanya kerangka kerja baru yang akan meningkatkan produktivitas dengan memahami jalur-jalur baru yang menghubungkan dengan konsumen di era digital (metrik, industri, dll).

3) Mempelajari taktik utama dunia baru, semua dihasilkan dengan berpusat pada manusia (User Centric & content engagement)

Marketing 4.0 memang menggambarkan sebuah dunia di mana fitur & manfaat menjadi penting, menjadikan kemampuan memahami konsumen jadi pendorong utama inovasi. Kontekstualisasi User Centric dalam kehidupan digital membuatnya makin kompleks karena tidak sekedar human centric, tapi bagaimana individu ini terhubung & sukses menjalani hidupnya di era digital.

Aspek digital mendorong kita melakukan pendalaman erorientasi manusia dengan konteks digital, mencakup tiap aspek dari journey pembeliannya. Coba lihat lagi, apakah kita sudah beralih jadi 4.0, atau jangan-jangan paradigmanya masih berada di Marketing 1.0 Product Centric, atau 2.0 Consumer Centric, & 3.0 Human Centric? Saatnya sungguh-sungguh melompat ke 4.0 Digital Centric!