Taxonomy of Values

Satu hal yang sering terlupakan dalam pendidikan yang justru pilar paling penting dalam proses pendidikan justru adalah terkait bagaimana membangun value, karena ini tak bisa dinilai dengan nilai sekedar angka IPK yang Ia raih. Tapi akan jelas bahwa orang lain akan merasakan dan mengenali value diri kita melalui beragam interaksi dan pengamatannya terhadap perilaku, tindakan, dan sikap kita.

Darimana value seseorang bisa terasa oleh kita?

✔️ Lihat bagaimana Ia bertindak 🫡
Value jadi sangat terlihat dalam cara kita berperilaku dan bertindak dalam berbagai situasi dapat memberikan gambaran tentang nilai-nilai dan prinsip yang dianut masing-masing pribadinya. Misalnya, apakah kita jujur, bertanggung jawab, dan memperlakukan orang lain dengan baik.

✔️ Lihat konsistensinya antara ucapan & tindakannya 🙄
Sekeliling juga bisa mengenali nilai dirinya melalui konsistensi antara kata dan tindakan. Apakah Ia berpegang pada nilai-nilai kita bahkan dalam menghadapi tantangan.

✔️ Lihat bagaimana Ia berempati 😇
Bagaimana Ia menunjukkan empati & kepedulian terhadap orang lain juga mencerminkan nilai-nilai kita. Apakah Ia menunjukkan dukungan & perhatian pada orang lain serta menghargai kerjasama & hubungannya yang saling mendukung?

✔️Lihat bagaimana Ia mencapai prestasinya 🤩
Cara ini menujukka gambaran tentang nilai-nilai yang Ia prioritaskan dalam hidup. Bagaimana ketekunannya, rasa ingin tahu & dedikasi ya dalam mencapai tujuan.

✔️Lihat cara Ia berkomunikasi 🥳
Cara Ia berinteraksi dengan orang lain bisa memperlihatkan nilai-nilai seperti rasa hormat, kerjasama & kejujuran.

✔️ Lihat pengaruh positifnya😚
Sekeliling bisa mengenali nilai dirinya melalui pengaruh positif yang kita berikan pada mereka. Apakah Ia jadi contoh yang baik atau membantu menginspirasi orang lain untuk menjadi lebih baik?

✔️ Lihat bagaimana Ia merespon tantangan 🤨
Ini akan sangat mencerminkan nilai-nilai dan karakternya. Respons yang positif dan ketabahan menunjukkan nilai-nilai yang kuat dan ketekunan.

Semoga kita senantiasa jadi orang yang tekun ya, mulai dari hal-hal kecil baik yang dilakukan setiap harinya, secara konsisten, selamat berproses!

Pendekatan Agile, salah satunya Scrum

Banyak organisasi yang tidak ingin mengalami disrupsi dalam operasi mereka karena merasa sudah nyaman dengan cara mereka bekerja dan memiliki sistem yang sudah mapan.

Bisa jadi mungkin menganggap bahwa mengadopsi pendekatan-pendekatan Agile seperti Scrum jadi terlalu berisiko atau mengganggu kenyamanan status quo-nya. Beberapa perusahaan juga mungkin belum sepenuhnya memahami manfaat yang dapat diberikan oleh pendekatan Agile, salah satunya Scrum😎

Penting sekali bagi perusahaan untuk terus belajar dan berkembang, kemudian paham bagaimana teknologi dan metode-metode baru bisa sangat menguntungkan dalam jangka panjang, bahkan jika perubahan itu terasa sulit atau menantang pada awalnya😔

Tantangan utama ada pada bagaimana mereka bersedia beradaptasi, umumnya gagal karena gagal mengubah budayanya🧐

Ken Schwaber, salah satu pendiri Scrum dan tokoh utama Agile, menyatakan bahwa sekitar 75% perusahaan yang menerapkan Scrum tidak mendapatkan manfaat yang diharapkan dari metodologi tersebut🥳

Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang bagaimana mengimplementasikan pendekatan-pendekatan Agile seperti Scrum dengan benar. Pendekagan-pendekatan ini bukan hanya tentang mengadopsi serangkaian peran, acara, dan artefak, tetapi juga melibatkan perubahan budaya dan cara berpikir yang mendalam di dalam organisasi. Budaya!😎

Selain itu, keberhasilannya juga tergantung pada dukungan dari manajemen tingkat atas dan budaya organisasi yang mendukung nilai-nilai Agile, kolaborasi, dan transparansi. 🎯

Jika bergerak tanpa dukungan dan komitmen penuh dari seluruh organisasi, implementasi Agile ini mungkin ngga akan menghasilkan hasil yang optimal🚀

Penting bagi organisasi untuk benar-benar memahami prinsip-prinsip dasar terkait ketangkasan ini, ngga sekedar pelatihan yang tepat, dan bagaimana cara mengadopsi sikap yang terbuka terhadap perubahan dalam budaya dan cara bekerjanya, tapi bagaiaman para pemimpinnya berkesadaran untuk terbuka, merencanakan perubahan yang terukur, dan mempersenjatai timnya dengan skill-skill baru secara bertahap😎

Selamat mengarungi perubahan!

Team of Teams

Tiap kali menjelaskan ekosistem kami itu sebenernya bagaimana bentuknya memang peer menjelaskannya, namun kata yang paling tepat adalah bagaimana setiap goals yang dirancang menggunakan prinsip team of teams.

Team of Teams adalah pendekatan untuk mengatasi kompleksitas dalam pengelolaan organisasi dengan mengintegrasikan beberapa tim independen yang punya otonomi pengambilan keputusan.

Buat tim Agile, Team of Teams penting karena mengakui bahwa dalam lingkungan yang terus berubah & kompleks, tidak ada satu tim tunggal yang bisa mengatasi semua masalah / tugas. Alih-alih, mengintegrasikan tim-tim yang beragam & independen memungkinkan kolaborasi yang lebih baik, pertukaran informasi yang cepat & pemecahan masalah yang efektif.

Hasilnya, tim Agile dapat bisa lebih adaptif, responsif & terhubung dengan baik dengan bagian lain dari organisasi. Ini memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan yang lebih besar & kompleks dengan lebih baik, sambil tetap menjaga kecepatan & fleksibilitas dalam mencapai goalsnya.

Bagaimana cara membentuknya?

🥳Identifikasi Tim-Tim yang Relevan:
Tentukan tim-tim yang memiliki peran & tanggung jawab yang saling terkait atau memiliki keahlian khusus yang relevan dalam mencapai tujuan bersama.

🥳Jelaskan Visi & Tujuan Bersama:
Pastikan setiap tim memahami perannya dalam mencapai tujuan keseluruhan.

🥳Fasilitasi Komunikasi & Kolaborasi:
Pastikan ada saluran komunikasi yang terbuka dan efektif antara tim-tim yang berbeda. Dukung kolaborasi & pertukaran informasi secara aktif.

🥳Penuhi Otonomi & Kepercayaan:
Beri otonomi dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan tugas mereka. Bangun kepercayaan antara anggota.

🥳Bentuk Tim Gabungan:
Dalam beberapa kasus perlu membentuk tim gabungan yang terdiri dari anggota dari beberapa tim yang berbeda untuk menyelesaikan tugas ertentu.

🥳Tetapkan Pemimpin Bersama:
Bertugaa memfasilitasi kerjasama & koordinasi antara tim-tim yang berbeda, harus memiliki keterampilan dalam membawa timnya bersama mencapai tujuan bersama.

🥳Evaluasi & Koreksi:
Evaluasi berkala untuk menilai efektivitasnya.

Tapi, ini semua perlu komitmen, kerjasama & komunikasi yang kuat dari semua anggota yaa!

Mindset Shifts for Organization Transformation

Mentransformasikan budaya menjadi tantangan paling berat karena melibatkan perubahan sikap, nilai, dan kebiasaan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun. Manusia cenderung terikat pada rutinitas & pola pikir yang sudah familiar, sehingga mengubah cara berpikir & bertindak dapat sulit diterima oleh sebagian besar orang.

Selain itu, proses transformasi budaya juga melibatkan banyak aktor & elemen beragam. Koordinasi & konsistensi dalam menghadapi tantangan ini bisa menjadi sulit karena masing-masing entitas memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda.

Selain itu, resistensi juga sering muncul. Orang-orang mungkin takut / tidak percaya terhadap perubahan tersebut, terutama jika mereka merasa perubahan tersebut akan mengancam posisi, keamanan, atau identitas mereka.

Tantangan lain adalah dalam mengukur keberhasilan transformasi budaya karena sifatnya yang abstrak & kompleks. Perlu komitmen jangka panjang & upaya bersama untuk mencapai perubahan yang signifikan & berkelanjutan.

Mentrasformasikan budaya organisasi, terutama dalam mindset shifting, menjadi tantangan paling berat karena adanya faktor-faktor kompleks yang terlibat di dalamnya. Kenapa ini menjadi tantangan yang berat?

✔️Keberlangsungan & konsistensi: Proses mindset shifting memerlukan kesabaran dan konsistensi dalam menghadapi perubahan sikap, keyakinan, dan perilaku karyawan.

✔️Resistensi terhadap perubahan: Mindset shifting bisa dianggap mengancam stabilitas dan rutinitas yang sudah dikenal, sehingga resistensi terhadap perubahan sering muncul.

✔️Budaya organisasi yang kuat: Budaya organisasi yang telah ada sejak lama & terkonsolidasi dengan baik dapat menghambat perubahan mindset.

✔️Kompleksitas manusia: Setiap individu punya pandangan, pengalaman &kepercayaan yang berbeda.

✔️Kepemimpinan & komitmen: Proses mindset shifting memerlukan dukungan penuh dari kepemimpinan tingkat atas.

✔️Pengukuran & evaluasi: sulitnya mengukur kemajuan & keberhasilan perubahan mindset secara objektif.

Meskipun tantangan ini nyata, upaya mindset shifting adalah langkah krusial untuk itu kesabaran, kerjasama & komitmen dari seluruh organisasi jadi penting agar berhasil proses transformasinya🚀

Pemetaan Stakeholders adalah Proses yang Berkesinambungan

Punya banyak kenalan? Teman hasil silaturahmi yang tak putus tentunya jadi kekuatan yang penting, modal keberhasilan dimasa datang. Coba deh rapihkan dengan memetakannya karena hal ini akan membantu organisasi untuk mengidentifikasi, memahami, dan berinteraksi dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau pengaruh terhadap tujuan kita. Beberapa hal kenapa penting memetakan stakeholders;

🤨 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan: Memahami kepentingan dan perspektif berbagai pihak membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan & harapan mereka terhadap organisasi.

😎Mengurangi konflik: kita dapat mengidentifikasi potensi konflik kepentingan dan mengambil tindakan pencegahan untuk menguranginya.

🤩Mendukung pengambilan keputusan: jadi paham siapa saja yang terpengaruh oleh proyek atau keputusan tertentu membantu dalam mengambil keputusan yang lebih informasional & punya dampak positif.

🫣Meningkatkan komunikasi: bisa merancang strategi komunikasi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Gimana memulainya?

🚗Identifikasi stakeholders: Buat daftar semua pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh organisasi, termasuk individu, kelompok & lembaga.

🚙 Prioritaskan stakeholders: Tentukan siapa saja yang memiliki pengaruh atau kepentingan yang tinggi terhadap organisasi.

🚐 Kumpulkan informasi: Dapatkan data tentang setiap stakeholder, termasuk tujuan, kepentingan, posisi & tingkat pengaruh mereka terhadap tujuan kita.

🚕 Buat peta visual: Gunakan peta atau matriks untuk menggambarkan informasi yang dikumpulkan. Secara sederhana bisa gunakan sumbu X dan Y untuk menggambarkan tingkat kepentingan & pengaruhnya.

🚓 Analisis & tindakan: Analisis hasil pemetaan untuk mengidentifikasi kesempatan dan tantangan. Kemudian rancang strategi untuk berinteraksi dengan masing-masing stakeholder secara efektif.

Ingat yaa bahwa pemetaan stakeholders adalah proses yang berkesinambungan, dan kita perlu memperbarui peta tersebut seiring berjalannya waktu dan berubahnya kondisi organisasi.

Jangan putus silaturahmi yaa, pastikan tetap connected!🚀🚀

Mengelola Inovasi pada Model Bisnis

Bareng kawan-kawan Petani Milenial di Makassar, kembali membawa pemahaman bagaimana mengelola inovasi pada model bisnisnya. Model bisnis adalah kerangka dimana kita bisa mencipta sekaligus menangkap nilai.

Mencipta nilai ialah bagaimana kita dapat menghasilkan, memasarkan dan menyampaikan produk atau jasa. Sedangkan menangkap nilai adalah bagaimana kita bisa menghasilkan keuntungan (profit) dan pendapatan (revenue)

Walau terlihat sederhana dengan 9 bloknya, terdapat 4 bagian utama yang perlu kita pahami detail teknisnya. Yakni;

1. Operating Model: 🤼‍♀️
bagaimana rantai nilainya, model beban biaya dan organisasinya.

2. Value Proposition: 🏋🏻‍♀️
Segment kostumernya, bagaimana menghantar produk dan jasanya.

3. Market Model: 🎯
bagaimana kemampuan kita dalam proses pemasaran dan penjualan

4. Revenue Model: ⚓️
bagaimana model struktur pembiayaan termasuk investasi, cash flow dan keuntungan.

Agar lebih dalam, yok kita pahami dulu perbedaan-perbedaan istilahnya agar kita tak salah dalam merencanakannya;

1. Revenue vs profits 😎
pendapatan dihasilkan dari penjualan suatu produk. Keuntungan adalah jumlah bersih uang yang diperoleh setelah Anda membayar biaya penjualan dan pemasaran serta pengoperasian, mis. gaji, kantor, pemanasan, operasi

2. Resources vs assets 🚙
sumber daya adalah sesuatu yang kita bisa gunakan untuk mencapai suatu tujuan sedangkan aset adalah sesuatu yang bernilai – aset adalah istilah akuntansi untuk sesuatu yang bernilai, semisal sebidang tanah.

3. Creating value vs capturing value💲
menciptakan nilai adalah cara kita dalam menghasilkan sesuatu yang ingin dibeli pelanggan. Sedangkan menangkap nilai melibatkan penetapan harga, metode pengisian, dan bagaimana kita kemudian menghasilkan uang – keuntungan yang diperoleh saat pelanggan membeli.

4. Saluran distribusi vs saluran komunikasi🛵
Saluran distribusi adalah cara kita membawa produk atau layanan ke titik di mana pelanggan dapat membeli, misalnyadi rak di toko ritel atau di situs web. Saluran komunikasi adalah cara kita menjangkau pelanggan untuk memberi tahu mereka tentang produk kita dan memengaruhi mereka untuk membeli.

Selamat ngulik model bisnisnya yaa!
🚀🚀🚀

Keterampilan Memahami Konteks

Dunia yang makin kompleks tentunya memerlukan keterampilan memahami sebuah permasalahan dengan konteks yang lebih luas dan dalam, mengapa jadi penting?

1.Biar ngga bingung dengan kompleksitas😚
Berpikir sistem membantu kita memahami bagaimana semua komponen saling terkait dalam suatu sistem dan bagaimana tindakan di satu bagian dapat berdampak pada bagian lainnya. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat mengidentifikasi solusi yang efektif dan menghindari konsekuensi tak terduga.

2. Biar jadi paham atas informasi yang dilihat😎
Memungkinkan kita untuk mengevaluasi kebenaran dan kualitas informasi yang kita terima, serta mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda. Berpikir kritis membantu kita menghindari penipuan atau manipulasi, serta membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan pemahaman yang akurat.

3. Agar lebih paham melihat keterkaitannya 🥳
Inovasi dan kreativitas: Berpikir sistem memungkinkan kita untuk melihat pola dan hubungan yang mungkin tidak terlihat pada pandangan pertama. Ini membuka pintu bagi inovasi dan kreativitas dalam memecahkan masalah yang kompleks. Dengan berpikir kritis, kita dapat mengidentifikasi peluang baru, menghasilkan gagasan yang orisinal, dan menciptakan solusi yang inovatif.

4. Agar lebih efektif😃
Logikanya ditarik lebih luas dan panjang, hal ini akan memungkinkan kita untuk menganalisis situasi secara menyeluruh, mengidentifikasi akar masalah, dan menghasilkan solusi yang terbaik berdasarkan pemikiran logis dan bukti yang ada. Dengan keterampilan ini, kita bisa menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dan mencapai hasil yang lebih baik.

5. Jadi paham big picturenya🙄
Peningkatan pemahaman: Dengan berpikir sistem dan berpikir kritis, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita. Kemampuan ini membantu kita melihat gambaran yang lebih luas, menghubungkan informasi dari berbagai disiplin ilmu, dan memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang kompleksitas fenomena dan permasalahan yang dihadapi.

Dengan mengembangkan keterampilan ini, kita dapat menjadi pemikir yang lebih baik, pengambil keputusan yang lebih bijaksana, dan inovator yang lebih kreatif🤩

Membangun Konsistensi Mencapai Tujuan

Bersama kawan-kawan Banjarmasin, satu hal yang jadi isu utama berusaha adalah membangun konsistensi, hal paling menantang karena perlu dedikasi & disiplin yang konsisten untuk menjaga pola tindakan atau perilaku yang diinginkan.

Melakukan sesuatu secara terus-menerus, bahkan ketika kita tidak merasa termotivasi atau saat menghadapi tantangan jadi terasa sulit karena manusia cenderung terpengaruh oleh perubahan suasana hati, godaan, atau kesulitan yang timbul dalam perjalanan menuju tujuannya.

Tapi, konsistensi adalah kunci keberhasilan jangka panjang dalam banyak hal, baik itu mencapai tujuan pribadi, membangun hubungan yang sehat, atau mengembangkan keterampilan baru.

Untuk menjadi konsisten dalam bisnis, cobain ini deh:
1. Tentukan tujuan yang jelas, spesifik, terukur & realistis untuk bisnis kamu. Punya visi yang jelas akan membantu kita tetap fokus & termotivasi.

2. Buat rencana tindakan: rencana yang terperinci tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Jadwalkan tugas-tugas harian, mingguan & bulanan yang bisa dikerjakan secara teratur.

3. Prioritaskan pekerjaan: Identifikasi tugas-tugas yang paling penting & berdampak besar. Fokus sama hal-hal yang benar-benar penting & hindari terjebak dalam tugas-tugas yang tidak mendukung tujuan utama.

4. Jadwalkan waktu secara konsisten: Tentukan jadwal kerja yang konsisten & patuhi komitmen tersebut. Disiplin dalam mengatur waktu akan membantu kita menjaga konsistensi dalam melakukan tugas-tugas yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis.

5. Bangun kebiasaan sehat: Ciptakan kebiasaan yang mendukung keberhasilan, seperti bangun pagi, berolahraga & mengelola stres. Keberhasilan bisnis seringkali terkait dengan kesehatan fisik dan mental yang baik.

6. Evaluasi & adaptasi: evaluasi rutin terhadap kemajuan langkahnya. Identifikasi apa yang berfungsi & apa yang perlu diperbaiki. Jika ada perubahan yang perlu dilakukan, sesuaikan rencananya.

7. Jaga motivasi: Bisa berupa membaca, berinteraksi dengan mentor, komunitas, atau cari inspirasi dari pengusaha sukses lainnya.

Ingat yaa bahwa konsistensi adalah proses yang membutuhkan waktu & kesabarann hingga sampai tujuan.

Konsep “Conscious Competence”

Sering merasa berat, kesal bahkan rasanya mau marah dalam sebuah lingkup pekerjaan bisa jadi adalah tanda memang kita perlu belajar lagi, tak cukup kompeten dengan tantangan yang dihadirkan, perlu ruang dan waktu memperbesar kapasitas.

Ada sebuah konsep bernama “Conscious Competence” yang sering digunakan dalam pembelajaran & pengembangan keterampilan seseorang. Ada 4 tingkat kesadaran & kemampuan yang dimiliki individu saat kita menguasai suatu keterampilan.

🤨Pertama, kondisi “Unconscious Incompetence” (Kita tak sadar kalau kita tak mampu ). Pada tahap ini, seseorang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan tentang suatu hal, dan bisa jadi kita juga tidak menyadari kekurangan tersebut.

😩Kedua, “Conscious Incompetence” (Sadar jika Ia tak mampu). Pada tahap ini, seseorang sadar bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam suatu hal tertentu.

🤓Ketiga, “Conscious Competence” (Sadar akan Kemampuan) adalah tahap di mana seseorang telah belajar & mengembangkan keterampilan baru, tapi mereka harus tetap fokus dan sadar dalam menggunakannya. Pada tahap ini, individu punya kemampuan & pengetahuan yang cukup, tetapi masih memerlukan usaha & kesadaran untuk menerapkannya dengan benar.

😎Keempat “Unconscious Competence” (Tidak Sadar tentang Kemampuan) adalah tingkat puncak dalam pembelajaran keterampilan. Pada tahap ini, seseorang telah menguasai suatu keterampilan secara alami sehingga mereka dapat melakukannya dengan lancar dan tanpa perlu berpikir secara sadar.

Dengan memahami konsep ini “Conscious Competence,” kita bisa mengenali tahapan pembelajaran & pengembangan dirinya, serta paham apa yang diperlukan untuk mencapai tingkat kemahiran yang lebih tinggi.

Kamu ada di level mana?🥳

Turunkan Tujuan dengan Kerangka Model Bisnis

Duduk bersama diruang gagasan kami di Rumah Kolaborasi @thelocalenablers . Sebuah pertanyaan menarik didiskusikan tentang tujuan, bagaimana mendeskripsikan tujuan, bagaimana menurunkannya, dan bagaimana teknis dalam kesehariannya🤔

Tidak pernah bosan mengatkan bahwa yang perlu kita lakukan adalah mengingat tujuan, “Follow the dreams, not follow the money” 🫣

Kemudian, bagaimana mengejawantahkannya? Kala dalam kesehariaannya kita sering kali terbalik memjadikan uang sebagai tujuannya, tak terasa sedikit demi sedikiit meninggalkan tujuannya

Meninggalkan tujuan, kerap kali terjadi karena tidak ada mekanisme penyelarasan, dalam manajemen dikatakan proses alignment, dengan mengevaluasi hasil yang diperoleh apakah selaras dengan tujuan, atau makin menjauh?😥

Yang menjadikannya menjauh biasanya karena kita tak bisa menggambarkan tujuan dengan jelas, jikapun ada tercetuskan, imajinasinya tak kuat menancap dalam hati dan pikiran, lebih parahnya tak terpelihara dalam ritual hariannya🧐

Untuk memastikan tujuan, sebaiknya kongkretkan dalam sebuah kalimat yang jelas dan insipratif, kemudian rancanglah model bisnisnya. Dalam model bisnis yang jelas, kita jadi tau apa yang perlu dilakukan untuk menghasilkan kunci-kunci hasil menuju tujuan, siapa yang dilibatkan, perlu siapa yang ingin ditemui, bagaimana mengelola sumberdayanya, bagaimana menyampaikan tujuan ini pada khalayak hingga banyak orang tertarik turut membangunnya, saluran apa yang digunakan dan bagaimana membangun ketertarikannya hingga bagaimana bisa menghasikan langkah-langkah yang lebih dekat dengan tujuannya.

Sesungguhnya pertanyaanya bukan tentang seberapa banyak kamu menghasilkan uang, atau seberapa banyak kamu bekerja keras, tapi sedekat apalagikah kamu dengan tujuannya?

Menurunkan tujuan dengan menggunakan kerangka berpikir model bisnis akan membantu kamu menjelaskan apa saya yang perlu diurai dalam keseharian kerjanya, hasil-hasil kunci apa yang perlu dicapai hingga kita tau persis apa yang perlu dibangun dalam kesehariannya, setiap langkah hariannya menjadikan kita lebih dengan tujuan🥳

Yok kita turunkan tujuan dengan menggunakan kerangkan model bisnis;🚀