Flywheel Effect

Melanjutkan konsep Hedgehog kemarin, ga jauh dari #janganlelahberproses, didalamnya terdapat aktivitas yang konsisten menuju sebuah goal. Seiring perjalanannya, niat belajar jadi hal penting seperti dalam konsep yang diutarakan Jim Collins, dalam bukunya Good To Great, Turning the Flywheel.ā£ā£
ā£ā£
Kita kembali dulu ke jaman SMA, belajar Fisika!ā£ā£
A flywheel (roda gaya) adalah peralatan mekanikal, dirancang menyimpan energi rotasinya secara efisien (energi kinetik). Flywheel menahan perubahan kecepatan rotasi pada saat inersianya. Jumlah energi yang disimpan sebanding dengan kuadrat kecepatan rotasi & massanya. Cara untuk mengubah energi simpanan Flywheel tanpa mengubah massanya adalah dengan menambah/mengurangi kecepatan rotasinya.ā£ā£
ā£ā£
Mengacu konsep ini, Flywheel Effects menitikberatkan pada bagaimana kita memanfaatkan momentum, bukan serangkaian list langkah yang perlu dilakukan. Mirip dengan Agile, adaptif pada titikā€‘titik baru & memanfaatkan insightnya untuk melompat lebih baik.ā£ā£
ā£ā£

Flywheel as ā€œReinforcing Loopā€ digambarkan seperti ini;ā£ā£
ā€œA series of good decisions, supremely well executed, taken with disciplined thought, that added up one upon another over a very long period of time to produce a great resultā€ ā£ā£
ā£ā£
Flywheel Effect dimulai dengan;ā£ā£
1.Curiosityā€‘fed Big Questionā£ā£
Saya ingin tau tentang apa?ā£ā£
ā£ā£
2.Researchā£ā£
Jika sangat ingin tau sesuatu, jangan sekedar menunggu jawabannya jatuh dari langit, perlu komitmen untuk belajar & memandu riset tentangnya.ā£ā£
ā£ā£
3.Chaos to Conceptā£ā£
Chaos itu biasa, dalam prosesnya jangan lupa untuk membuka peluang ide & insight dari beragam penjuru hasil proses belajar & riset yang dijalankan.ā£ā£
ā£ā£
4.Writing & Teachingā£ā£
Tulis hasil belajarnya, segera bagikan! Momentum & insight lebih baik biasanya akan hadir setelah itu.ā£ā£
ā£ā£
5.Impactā£ā£
Setidaknya kita punya dampak positif bagi dunia jika merampungkannya kelakā£ā£
ā£ā£
6.Fundingā£ā£
Fund & Feed your next big questions!ā£ā£
ā£ā£
Coba bayangkan loops Flywheel Effect ini, ga salah jika seseorang tekun memutarkan rodanya secara persisten, suatu hari Ia akan ditemui jauh didepan, sementara bagi yang tak tekun, lupa bahwa waktu terus berjalan & orang lain tetap berlari.

Ngga Turun Dari Langit

Klien itu ga dateng dengan sendirinya, ada proses panjang dibalik transaksi yang didapatkan, tidak tibaā€‘tiba juga datang sendirinya. Sebuah kejadian ketika salah satu tim merasa tak memiliki kepentingan membuat berbagai press release, update kegiatan, atau sekedar share pengetahuan pada mediaā€‘media yang pas untuk diketahui khalayak ramai. Padahal ini adalah salah satu proses penting dalam membangkitkan kesadaran, awal mula keberhasilan penjualan bermula.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Dalam startup ada kalanya sebagian tim lupa bahwa mereka adalah kawan terpenting membentuk sebuah probabilitas keberhasilan marketing terjadi. Setiap anggota penting untuk paham bagaimana sesungguhnya dibalik transaksi yang terlihat sederhana, ternyata memiliki “journey” panjang bagaimana konsumen dari tahu hingga transaksi hingga loyal, biasanya ini disebut Marketing Funnel.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£

Marketing Funnel awalnya adalah evolusi dari konsep Elias akhir abad 20, dengan konsep AIDA, Awareness, Interset, Desire & Action. Perkembangannya menjadi banyak dikenal sebagai Marketing Funnel. Secara sederhana disebut TOFUā€‘MOFUā€‘BOFUā€ top of funnel, middle of funnel, and bottom of funnel sebagai elemen pentingnya ga bisa dipisah, sebagai satu kesatuan utuh, tiap bagian harus bekerja sempurna agar journeynya berhasil. Hingga kita tau satu persatu mengurangi beragam hambatan dalam saluran pemasaran, tools ini memungkinkan kita tahu apa yang penting dilakukan untuk mempengaruhi konsumen pada tiap tahapnya;ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Awareness: ā£ā£ā£
Konten substansi udah bagus belum? ini online & offline yaa! buat strategi konten yang menarik bagi audiens & membuat mereka mudah menerima interaksi di masa datang.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Consideration: Pendukung produk & buktiā€‘bukti yang membantu pelanggan saat mereka membandingkan produk kita dengan yang lain.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Conversion: Proses pembelian yang dibuat sesederhana mungkin agar mengurangi risiko batalnya pembelian.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Loyalty; Buat program yang bikin pelanggan makin loyal, bisa dengan hubungan yang lebih baik, diskon reguler, interaksi email / lainnya atau mempertahankan pelanggan di media sosial.ā£ā£ā£
ā£ā£ā£
Advocacy: Konsumen loyal jadi variabel penting saluran pemasaran masa depan.

TUNA? Apa lagi?

Ngga ada formulasi pasti menghadapi ketidakpastian hari ini, yang pasti adalah mencoba merubah mindset & menguji hal baru, hingga kita dapat merespon baik perubahan. Kala kita tak bisa lagi merujuk best practice masa lalu, karena variable perubahan kali ini begitu banyak & tiap variabelnya punya dinamika perubahan unik, cepat & sulit diprediksi.ā£
Jika belakangan ini begitu santer mendengar VUCA, Volatile, Uncertain, Complex & Ambiguous konsep yang menggambarkan derasnya perubahan & halā€‘hal yang diakibatkanya. Kemarin kita bahas bagaimana menjawabnya dengan VUCA Prime (Vision, Understanding, Clarity & Agilty)! Konsep ini awalnya digunakan oleh militer selama tahun 90ā€‘an, menginspirasi sekolah bisnis untuk dapat mengelola situasi bisnis yang relatif dapat diprediksi.ā£
ā£
Selain VUCA saat ini memang lebih condong pada kondisi TUNA! apalagi di era pandemik ini, kala kondisi Turbulent, Uncertain, Novel & Ambiguous, memberikan suguhan nyata adanya pergeseran VUCA ke TUNA. Jika tidak benarā€‘benar memahami ini akan terjebak dengan lelah berkepanjangan. ā£
ā£
TUNA ini hadir dari gagasan bahwa dunia saat ini tidak pasti, terus merespon terkait apa hal berikutnya yang dapat dilakukan karena terlalu banyak variabel yang dapat berubah setiap saat, tidak dapat diprediksi, hingga perlu benarā€‘benar belajar menangkap akar masalah dan mencari jalan keluarnya. ā£
ā£
Lebih lanjut bukan hanya mencari jalan keluar tapi juga berlatih bagaimana agar tetap gesit & menghadapi masalah berikutnya esok hari. Karena saat ini tidak ada hal yang ā€œoneā€‘sizeā€‘fitsā€‘allā€ untuk semua masalah strategis, penting juga untuk kita memahami industri & memprediksinya.ā£
ā£

Untuk beradaptasi sesungguhnya ada method bagus agar kita dapat keep on the track, agar tetap menjadi agile & adaptif. Salah satunya adalah dengan melakukan banyak retrospektif, nah ini salah satu tools bagus buat kita berlatih agar kita bisa belajar beradaptasi. Starfish Model membantu kita mereview, apa yang seharusnya untuk terus dilakukan, dikurangi, tambahkan, hentikan dan mulai! Coba deh dalam keseharian, lama kelamaan kita akan tumbuh lebih matang dan adaptif.Selama mengarungi TUNA!ā£

Biar Ga Cape Jualan

Belajar jualan memang Peer, keterampilan penting memonetisasi untuk memastikan organisasi berjalan. Sederhananya ini adalah proses mengubah sesuatu agar dapat menjadi penghasilan. ā£
ā£
Monetisasi kerap tak mudah dipahami karena sering kali tak jadi urgensi, dalam keseharian tak handsā€‘on belajarnya, atau karena kultur kerja melakukan hal yang sama sepanjang waktu, bekerja silo sendiriā€‘sendiri tak melihat Helicopter View bahwa proses monetisasi adalah sebuah rantai yang tak bisa terputus pada satu bagian.ā£
ā£

Bagi para wirausaha & timnya, monetisasi perlu sungguhā€‘sungguh bisa terasa & mendarah daging dalam tiap aktivitasnya bersama tim. Karena ini jadi darah segar yang selalu berjalan dipompa bagi kehidupan usahanya. Kehilanganya maka tinggal tunggu kematiannya. Proses monetisasi paling mudah memang dengan Marketing Funnel. Bahwa jualan itu melalui proses, dari hulu ke hilir. Biasanya dibagi menjadi 3 / 4 tahap, yakni:ā£
ā£
Top of the Funnel (TOFU)ā£
ā€‘ Proses menjangkau audiens baruā£
Middle of the Funnel (MOFU)ā£
ā€‘ Proses membangun kesadaranā£
Bottom of the Funnel (BOFU)ā£
ā€‘ Proses konversi jadi pembelianā£
Evangelistā£
ā€‘ Proses mengembangkan loyalitasā£
ā£
Tahap paling sering terlupakan adalah merangkaikannya jadi sebuah kesatuan proses. Apalagi dengan tahap Evangelist, mengembangkan loyalitas setelah mereka membelinya! Pada tahap ini justru tahap paling krusial, bebapa tips untuk mengisi tahap ini adalah dengan mengisinya dengan;ā£
ā£
1. Ada feedback antara penjualan dan pemasaran tentang kualitas TOFUā£
2. Cari & Pahami alasan utama orang tidak membeli / membeliā£
4. Proses ke MOFU & BOFU harus mulus & menarikā£
5. Coba ulik Net Promoter Score (NPS) untuk mensegmentasikan pelanggan & berkomunikasi sesuai segmennyaā£
6. Carilah peluang upsell yang masuk akalā£
7. Dorong studi kasus dan testimonial di antara para loyalisā£
8. Lanjutkan pengujian sebanyak mungkinā£
ā£
Nah setelah kita belajar funneling, sesungguhnya ada hal penting saat ini dalam bentuk Flywheel! tak jauh beda dengan Funnel, hanya saja, Flywheel menekankan pada Customer Centricity, juga berputar tak putus untuk selalu melakukan perbaikan dan terjaga keberlanjutannya.ā£
ā£
Selamat belajar!

IKEA Effect

Beli barang yang perlu dirakit sendiri, kemudian stress dan beberapa skrupnya malah ilang dan berakhir cape tapi malah begitu mencintai produknya, karena selain barangnya bagus juga ada effrort kita membangunnya, capenya terbayaršŸ¤£
ā£
Ada sebuah bias kognisi yang sering kali kita dapatkan dari sebuah produk yang kita beli, salah satunya dinamai ā€œThe Ikea Effectā€ dari sebuah penelitian tahun 2011 yang menawarkan Value Proposition yang tak biasa pada barangā€‘barang yang mereka tawarkan sebagianā›ā›
ā£
ā€œThe IKEA effectā€ menggambarkan sebuah produk dengan harga terjangkau karena mengeluarkan komponen buruh perakitan dalam harga pokoknya. Bahkan dengan cara ini pelanggan justru mencintai produknya, walau dalam perjalanan merakitnya mereka kehilangan bautā€‘baut atau tak tepat memasangnyašŸ› šŸ› 
ā£

ā€œThe IKEA effectā€ diidentifikasi Michael I. Norton of Harvard Business School dkk di tahun 2011. Dalam tulisannya mengungkapkan bahwa walau kita merakitnya sendiri, kemudian salahā€‘salah, ngga sempurna justru mendatangkan sebuah perasaan ā€œover valueā€ bagi penggunanya, ada ikatan relasi emosional yang tumbub didalamnya. Customer Relationshipnya justru terbangun. Riset ini membuktikan bahwa mengundang pelanggannya untuk menambahkan sedikit lagi usaha dalam membentuk sebuah produk menjadi utuh akan membuatnya lebih menghargainyaā¤ļø
ā£
Sebenernya fenomena ini sudah ada dalam tulisan Festinger tahun 1957, pada produk Teddy Bear! Kala itu namannya Buildā€‘aā€‘bear. Walau dijual lebih mahal namun dalam prosesnya justru mengurangi variable biaya buruh namun proses merakitnya menyenangkan:)ā£
ā£
Dalam bidang lain, seperti jasa misalnya, ada istilah populer di negara barat yakni ā€œhaycations,” ketika orang kota membayar buat membeli pengalaman menjadi petani!šŸ¤ 
ā£
Selalu menarik belajar psikologi konsumen! Saat ini makin banyak yang pake Ikea! Jadi inget @lebahbandung sambil berpetualang tapi bayar dan puasšŸ¤£šŸ¤£šŸ¤£šŸŒ»šŸ
ā£
Makin banyak pengusaha yang mengadopsi ini, ada proses perubahan ā€œviewing consumers as “recipients of value” to instead “coā€‘creators of value.” ā£
ā£
Produk kamu udah mulai dirancang memiliki pengalaman ini ngga?šŸ‘šŸ‘

Merayakan Kegagalan

Sebelum Pandemik disudut Rumah Kolaborasi ada helaian postā€‘it yang setiap harinya didengan ragam kesalahan, “Wall of Fails” namanya. Hanya saat pandemik ini kebiasaan ini mulai hilang karena cukup dibuat panik dengan kondisi serba menantang sepanjang 6 bulan terakhir:(ā£
ā£
Diingatkan lagi oleh seorang kawan, untuk mengembalikan kebiasaan merayakan kesalahan ini. Kebiasaan penting untuk dirawat saat yang lain melarang untuk salah. Tapi inget ya konteksnya adalah ā€œThe real challenge is not to either accept or reject failure, but rather to differentiate between whether they are in execution or innovation modeā€ā£

ā£Membuat tujuan jangka panjang yang diturunkan dalam strategi bertahap memang lebih mudah jika secara nyata bertemu muka melakukan evaluasi & retrospektif berkala, berlatih untuk tidak jaim antar sesama tim & dipenghujung justru merayakan kesalahan! Thomas Edison pernah memaknai kesalahan, Ia katakan ā€œI didnā€™t fail 1,000 times. The light bulb was an invention with 1,000 steps.ā€ ā£
ā£
Wall of Fails ini seru! Tembok berisi aneka kesalahan yang dbuat ditulis pada kertas berwarna mencolok! Beranikan tiap orang menuliskan tiap kegagalannya. Melakukan kesalahan, berakibat kegagalan adalah resiko proses inovasi, karena inovasi adalah hasil dari experimental. Orang yang berani melakukan kesalahan, dalam sudut pandang lain justru adalah orang yang paling heroik karena Ia mampu mengambil keputusan dan resikonya. ā£
ā£
Harvard Business Review menuliskan, bahwa merayakan kesalahan sangat berhubungan dengan keberhasilan inovasi. Proses ini justru menggambarkan seberapa berani untuk melompat! ā€‘ Celebrating those kinds of failures will help your people learn to fail gracefully, growing from the experience ā€‘ā£
ā£
Alasan mengapa banyak organisasi sulit berinovasi, karena dalam kesehariannya mental mengeksekusi terhambat, tidak memberanikan bereksperimen mengembangakn kegagalan sebagai pintu dalam mengembangkan beragam produk, jasa atau proses baru.ā£
ā£
Failure is a key to learning, growing and figuring out what works. But before you either celebrate or punish failure, make sure you know what you are trying to achieve by doing so ā€‘Ron Ashkenasā€‘
ā£
ā£#agilitytransformation

Innovation Matrix

Apa itu ekosistem inovatif, makhluk apa ini?ā£
ā£
Pernah dengar kata kolaborasi kan? Paling mudah mengemukakannya, hanya memang menantang tak semudah membalikkan tanganšŸ™Œ Ada proses panjang menumbuhkannyašŸŒ“
ā£
Sering kali kita juga gontokā€‘gontokan merasa paling unggul di wilayahnya masingā€‘masing. Merasa paling maju dibidang keilmuannya, paling hebat teknologinya, paling keren solusinya atau hebat karena memiliki talentaā€‘talentanya unggul.ā£
ā£


Pendekatan Inovasi Itu dapat dibagi menjadi 4 wilayah & bisa jadi ide kamu ngga jadiā€‘jadi solusi & kenyataan karena ternyata kita hanya fokus pada salah satunya saja. Wilayah itu meliputi ā£
ā£
1) Kecerdasan, menyangkut kemampuan berpikir & analisa serta kemampuan memahami realitas, ā£
ā£
2) Teknologi mencakup pendekatan & teknologi seperti alat, digitalisasi, metode, data sehingga memungkinkan sebuah inovasi dilakukan,ā£
ā£
3) Solusiā€‘solusi, menyangkut penguasaan methodologi, pendekatan baru serta tools yang membantu pada proses ā€œreality shapingā€ & ā£
ā£
4) Talenta, berfokus pada bagaimana memobilisasi para talentaā€‘talenta potensial mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kesiapan timnya untuk membuat perubahan dengan mengadopsi caraā€‘cara belajar paling cocok untuk diberdayakan dengan meningkatkan kapasitasnya.ā£
ā£
Keempat wilayah tersebut ternyata memiliki irisannya šŸ§Jika ditelaah irisan kolaborasi ini menitikberatkan pada kemampuan kita untuk menguasai berbagai keterampilanā€‘ kolaboratif yang sudah tidak bisa dihindarkan lagišŸ„³
ā£
Nesta 2018 dalam tulisannya mengungkapkan kemampuanā€‘kemampuan ini meliputi; ā£
1) menyelenggarakan inovasi yang terbuka,
2) perkembangan yang positif, ā£
3) open making policy,ā£
4) action research,ā£
5) System thinking, ā£
6) kegiatan trandisipliner, ā£
7) Design Thinking, ā£
8) Human Centered Design, ā£
9) Living Labs,ā£
10) Service Design, ā£
11) UX Design & ā£
10) transformasi digital. ā£
ā£
Hal inilah yang menjadi kunci kemampuan kolaborasi interdisipliner kita, nyawa utama kolaborasi. Yuk belajar lagi!šŸš€šŸš€šŸš€ #agilitytransformation

Menjadi Abduktif

Masa menantang era Pandemik, untuk entrepreneur ini jadi kawah candradimuka berlatih ketahanannya. Jika ada pertanyaan kapan akan pulih lagi? Banyak riset menunjukkan bahwa saat normal itu masih panjang. Data usaha yang tutup semakin tinggi, tak terperhatikan, larut dalam naiknya jumlah penderita Covidā€‘19. Beberapa negara bahkan secara resmi mengatakan dalam resesi. Usahaā€‘usaha bergelimpangan, bagi yang timnya masih utuh, berjalan & ditemani ekosistem positif, beruntung sekali kalian.ā£
ā£
Saat sulit akan selalu hadir seiring dinamikanya, datang dengan beragam konteks seiring tumbuh. Ada rasa syukur dibalik ini, belajar lebih banyak tentang empati, kesempatan, berbagi kebaikan hingga mengumpulkan kekuatan kreatifitas tentang bagaimana mencapai sebuah goals dengan cara yang ā€œdipaksaā€ berbeda.ā£

ā£Sebuah hasil akan diracik dengan variabel yang beragam, apa yang dilakukan & bagaimana melakukannya. Dalam teori Kees Dorstā€™ reasoning pattern ada 5 pendekatan logika.ā£
ā£
1. Ideal. Kebanyakan kita diajari berpikir linear, tau apa yang dikerjakan, tau cara & tau seperti apa perdiksi hasilnya. Umumnya terjebak dengan cara pikir linear ini, sayangnya banyak variabel tak ideal karena kehilangan salah satu “what”, “how” atau “hasilnya”.ā£
ā£
2. Logika Induktif. Ini mulai banyak terjadi, seiring perkembangan jaman. Hal & cara yang sama dilakukan masa lalu belum tentu sama hasilnya sekarang. Saatnya bereksperimen! Berlatih kemampuan lateral. Coba aja dulu!ā£
ā£
3. Deduktif. Tau apa & tau yang dihasilkan, tapi belum tau caranya. Disinilah pentingnya ā€œSlow Thinkingā€ cari cara baru penting jadi kebiasaan baru, cara lama bisa jadi sudah usang.ā£
ā£
4. Abduktif. Kamu tau apa & cara yang diinginkan. Tapi ga tau sumber dayanya. berlatih melihat sekeliling. Contoh; tidak selalu dimulai dengan uang, kemampuan melihat potensi sekeliling bisa dilatih untuk menangkap momentum & memulainya.ā£
ā£
5. Abduktif II. Ingin sesuatu, tapi ga tau sumberdaya & caranya. Disini pentingnya ekstra slow thinking. Ketiadaan What & How bukan berarti menjerumuskan pada kegagalan, tapi ini adalah wadah yang kaya untuk belajar mencari What & membangun keterampilan How. ā£
ā£
Tetep istiqomah yaa
#agilitytransformation

3 Menit Pitching

Pitch Deck? bagaimana menyusunnya dengan singkat menjelaskan bisnis yang ingin di hadirkan. Walau singkat, harus berisi ā€œdagingā€ semua yaa!ā£ā£ āœŠ
ā£ā£
Nah, ini petunjuk singkat diramu dari Best3Minutes, panduan bikin Pitch Deck!ā£ā£


ā£ā£
1.Pernyataan Singkatā£ā£
Perubahan apa yang kamu hadirkan dari kamu & produknya bagi dunia?ā£ā£
ā£ā£
2.Pain & Gainā£ā£
Masalah apa yang dicobaā€‘hadirkan untuk konsumen? Peluang apa yang ditawarkan? lebih cepat, efektif, efisien, menyenangkan atau bahkah lebih amankah? Seberapa besar masyarakat yang memerlukannya (market size) & apakah sudah divalidasi masyarakat dapat membayar atas tawarannya?ā£ā£
ā£ā£
3.Produkā£ā£
Dibuat sederhana & semungkinnya, apa produknya, cara kerjanya, sudah dites belum? Jangan sampai produk mendominasi pitchā€‘nya yaa!ā£ā£
ā£ā£
4.Product Demoā£ā£
Live Demo penting, cukup ampuh dalam waktu singkat. Screenshoot, produk fisik bisa ditampilkan atau bahkah menampilkan contoh konsumen nyata menggunakannya.ā£ā£
ā£ā£
5.Whatā€™s Unique?ā£ā£
Apa yang unik, teknologi?hubungan pelanggan?kemitraan? Bagaimana menolong pelanggan menghasilkan sesuatu yangbeda atau menghasilkan sebuah alternatif. Tunjukkan bahwa kita sudah melakukan riset pasar & tau keadaan kompetisi yang terjadi.ā£ā£
ā£ā£
6.Customer Tractionā£ā£
Seberapa sukseskah saat ini? contoh konsumen, merek, penjualan, testimoni, tayangan media, kompetisi yang dimenangkan. Gunakan data & fakta.ā£ā£
ā£ā£
7.Business Modelā£ā£
Bagaimana pendapatannya, peluang tumbuh, bisakah berkembang di masa depan, menerangkan jenis industri & teritori barukah? bagaimanakah kemitraan & teknologinya. ā£ā£
ā£ā£
8.Investasiā£ā£
Sudah berinvestasi sendirikah? mengumpulkan uang? Seberapa lagi yang dibutuhkan? Ekspektasi dari investor, jejaring & kepakaran? Hal besar apa yang akan digunakan jika ada investasi? Tahapan yang akan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan investasiā£ā£
ā£ā£
9,Teamā£ā£
Pengalaman tim yang relevan, apa yang dibutuhkan dalam prosesnya? Pencapaian, kesuksesan penjualan & apa yang mengikat tim sebagai wirausaha?ā£ā£
ā£ā£
10.End Statement & Call to Actionā£ā£
Tuntaskan dengan request bagi audiens ā€œWhat is their first next step?ā€ā£
ā£
11. Terakhir, Why You?ā£

6E Design Thinking

Guys! Istilah baru nih dalam #DesignThinking , jika selama ini kita belajar 6 tahapannya, ada istilah lain nih selain tahapan Observe, Define, Ideate, Prototype, Storytelling & Test yakni 6E & tools apa aja yang bisa jadi bahan buat belajarnya?ā£
ā£

1. Emergence.ā£Kemampuan mengidentifikasi kesempatan. Tools belajar untuk mengeksploitasi langkah ini bisa melalui riset media, observasi tren, bikin matrix atas tren yang terjadi, buat papan inspirasi, mindmap & belajar menuliskan ā€œintent statementā€ā£
ā£
2. Empathy, pada titik ini kita belajar menguatkan kapasitas berpikir kontekstual yang lebih baik. Melatih empati bisa dilakukan dengan membuat stakeholder map, wawancara, persona Canvas, peta empati, moodboard hingga journey mapā£ā¤ļø
ā£
3. Experimentation, ini adalah ā€œGroan Zoneā€, jangan buruā€‘buru ambil kesimpulan, kumpulkan teman, cari aneka sudut pandang. Saatnya menghasilkan aneka ide baru & kembangkan konsepnya! Untuk mengembangkan keterampilan tim agar bisa lebih eksploratif, coba deh beberapa tools seperti brainwriting, insight clustering, konfrontasi semantik, analogi dllā£
ā£
4. Elaboration, tahap ini kita mengelaborasi & menguji langsung dengan beragam materi & solusi semantik dengan memaknai lebih dalam hubungan yang terjadi di dalamnya. Mengembangkan DT memang selalu menyenangkan, salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan elaborasi yang bisa dilakukan dengan berlatih roleplay, rapid prototyping, matriks evaluasi, blueprint & pilot Testing
ā£
5. Exposition, mengkomunikasikan konsepā€‘konsep baru dan solusi yang dihasilkan dari proses sebelumnya. Komunikasi kerap kali jadi masalah dalam tim, oleh karena itu latihlah menggunakan Storyboard, ilustrasi konsep, membuat pernyataan visi, membuat purwarupa, presentasi hingga memvisualiasikan model bisnis jadi tantangan!
ā£
6. Extension, mengimplementasikan konsep pada kondisi nyata, mengobservasinya, mengembangkan & menumbuhkannya. Nah langkah terakhir, kamu bisa belajar dengan menggunakan peta implementasi, media print atau digital, membuat kuesioner, umpan balik & membuat roadmap!ā£
ā£
Banyak yaa bahan belajarnya, santai aja yang penting berprogres! Selamat belajar!ā£ #agilitytransformation