Seringnya bertemu Mang Roiz & Kang Indra, kawan dekat yang seringkali mengerjakan project IOT bareng, selalu dekat dengan kata “ iterasi”.
Diawal sebuah project sering kali merasa sungguh berantakan, tidak jelas & berat. Hal ini ternyata memang lazim terjadi, fase dinamakan sebagai “Fuzzy Front End”. yeaay! artinya kita ga aneh2 amat dong selama ini!
Fase memusingkan adalah awal baik dalam sebuah proses inovasi, apalagi jika dikelola baik! Berkaca dari beberapa proses menghilirkan riset menjadi implementable & memberikan dampak, beberapa kejadian ini tampak serupa polanya.
Pagi ini saya mencari literatur yang merujuk apakah fase kusut diawal project ini memiliki dasar teoritisnya? Apa saja titik kritisnya hingga bisa berhasil? Ah ternyata ada 17 faktor bagaimana fase ini agar berhasil dikonversi menjadi pengetahuan & keberhasilan (Henrik Florén).
1. Coba saja gagasan yang visioner!
2. Bumikan agar memungkinkan dieksekusi
3. Perbaiki idenya & pilah-pilah gagasannya
4. Libatkan konsumennya dari awal
5. Ekplorasi data dengan tim & tetap libatkan konsumennya
6. Kerjasama tim lintas fungsi yang kompak
7. Libatkan juga senior / atasan
8. Pre tes dulu teknologi yang akan digunakan
9. Selaraskankan dalam strateginya
10. Definisikan produk dengan baik
11. Kerja sama eksternal agar dapat insight yang bagus
12. Belajar dari pengalaman tim
13. Prioritaskan proyeknya
14. Hadirkan manajemen proyek & manajer proyek
15. Tumbuhkan budaya organisasi yang kreatif
16. Cross-functional team!
17. Renacanakan portofolio produk!
Kondisi fuzzy ini selalu hadir, tinggal komitmen berproses melaluinya, bukunya Kevin Duncan “Smart Thinking” menuliskan ”The Fuzziness never really leaves as long as you are attempting to do something new”.
fase pusing itu selalu ada, kecuali memilih hal-hal “Business as usual” aja. Jadi jika menemukan kesulitan santai aja! Budaya kreatif terbaik adalah melatih untuk terbiasa nyaman pada aneka ragam ambiguitas.
No comment yet, add your voice below!