Hari ini saya berdiskusi dengan beberapa kolega dan mengajukan pertanyaan penting: “Apakah ada kesempatan untuk belajar dalam keseharian Anda bekerja?” Pertanyaan ini ditujukan kepada institusi yang sering menuntut karyawan bekerja 100% tanpa memberi ruang untuk pengembangan diri.

Pola kerja seperti ini tidak hanya menciptakan tekanan tinggi, tetapi juga melemahkan potensi individu dan organisasi dalam jangka panjang.

Dalam dunia kerja saat ini, bekerja seharusnya mencakup dua hal utama: bekerja dan belajar. Tanpa kesempatan belajar, tim kehilangan peluang untuk meningkatkan kompetensi, memperluas wawasan, dan merespons tantangan dengan inovasi. Akibatnya, individu menjadi stagnan, sementara perusahaan kehilangan daya saing karena sumber daya manusianya tidak berkembang.

Menurut Self-Determination Theory (Deci & Ryan), individu membutuhkan tiga elemen psikologis utama untuk berkembang optimal: autonomy, competence, dan relatedness. Kesempatan belajar di tempat kerja memenuhi ketiga elemen ini.

Autonomy tercapai ketika tim diberi ruang untuk belajar sesuai minatnya. Competence meningkat melalui tantangan yang mendorong keterampilan baru. Relatedness tumbuh dari kolaborasi dan interaksi selama proses belajar, menciptakan keterhubungan yang kuat dengan rekan kerja dan organisasi.

Tanpa ruang belajar, tim kehilangan relevansi, inovasi terhenti, dan organisasi gagal menyiapkan talenta masa depan. Sebaliknya, dengan mendukung pembelajaran, organisasi tidak hanya memenuhi kebutuhan jangka pendek, tetapi juga membangun keberlanjutan, daya saing, dan inovasi untuk masa depan. Memberi ruang belajar berarti berinvestasi pada aset terpenting: manusia✨

Recommended Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *