Bagaimana Bikin Tim yang Minimal Tapi Gesit?

Sebenernya bikin tim nggak terlalu sulit. Bikin yang lincah karena Ia kecil, lean tapi powerful. Tentang tim sebenarnya ada konsep MVT (Minimum Viable Team)Ā  dimana kondisi tim minimum perlu terdiri dari apa aja?

Hustler, punya kemampuan networking yang luas dan bisa jualan!
Hipster Biasanya dia punya kelebihan dalam hal kreatif! 
Hacker, orang yang inovatif dan akrab dengan teknologi

Nah di Indonesia sebenarnya konsep tim ini sudah ada lama sekali. Kalo kamu kenal dengan tokoh-tokoh pewayangan Jawa, ada tokoh-tokoh terkenal dalam satu kelompok bernama Punakawan.
Punakawan adalah penjelmaan dewa yang terdiri atas Semar dan ketiga anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Kelompok ini dikenal sebagai penasihat spiritual, teman bercengkrama, dan penghibur di kala susah yang bertugas mengajak para ksatria asuhannya untuk selalu berbuat kebaikan.

Nah kalo dihubungkan dengan kekuatan tim, ini sangat cocok, apalagi dengan para pelaku startup yang ingin timnya lean dan cross functional! Nah yang menarik dari Punakawan ini berasal dari kata ā€œpanaā€ yang artinya paham &  kawan yang artinya ā€œtemanā€. 

Peranan masing-masing bisa breakdown seperti
1. Semar, erat dengan leadership. Ia berperan sebagai pemimpin yang hadir dengan kesederhanaan, kejujuran, mengasihi sesama, rendah hati, tidak terlalu bersedih ketika mengalami kesulitan, dan tidak terlalu senang ketika mengalami kebahagiaan 

2. Nala Gareng,  Entrepreneur. Ia hadir seperti hustler, walau ia hadir dengan ketidaklengkapan bagian tubuh, mengalami cacat kaki, cacat tangan, dan mata.

3. Petruk , layaknya Hacker, ia selalu hadir dengan Inovasi. Ia selalu konsisten mencari kebaruan, berpikir panjang dan konsisten.

4. Bagong, Ia layaknya seperti Hipster yang kreativitas. Kreatifitasnya hadir karena kesederhanaannya, sabar, tapi tidak terlalu kagum pada kehidupan di dunia, selalu retrospektif dan belajar dari bayangan dirinya sendiri dan memperbaiki dirinya.

Jadi gimana tim kamu, sudah lengkap belum komposisinya?

Tim akan selalu jadi syarat utama sebuah bisnis melompat!

Dari sekian banyak pengalaman kerjasama dengan beragam tim selama ini, memang selalu ada tim yang hebat dibalik setiap kesuksesan bisnis baru yang Ia jalankan. Jika kita akrab dengan startup atau organisasi modern, biasanya tim pendirinya akan menjadi perekat bagi seluruh bagian yang terlibat didalamnya.

Begitu pula jika kamu bekerja dalam sebuah korporasi, tentunya masih memerlukan tim yang solid untuk mencipta beragam produk-produk baru atau inovasinya. Ini juga berlaku jika kamu seorang Gig Enthusiast! Dimana kamu bergerak kesana kemari sebagai individu yang kemudian melekatkan diri kamu pada ekosistem dimana kamu terlibat didalamnya dalam mengerjakan sesuatu produk/projectnya. Tim akan selalu jadi syarat utama sebuah bisnis melompat!

Ada satu hal penting dalam tim yang hebat, yakni Cross Functional! jika kamu punya tim yang lintas fungsional/keterampilan/kompetensinya maka kamu memiliki probabilitas yang baik untuk menghasilkan produk yang terencana, tercipta dari hasil pembelajaran pada pelanggannya.

Tim lintas fungsi ini bisanya terdiri dari tiga keterampilan dasar, yakni desain, produk dan rekayasa teknik. Jika tim kamu tak punya salah satu dari hal tsb, maka yang diperlukan adalah akses pada sumber keterampilan, kolaborasi atau menggunakan alat bantu dengan basis teknologi.

Tim yang beragam adalah kekayaan, akan mendatangkan perspektif yang kaya dalam bergagasan yang jadi dasar utama inovasi. Trus bagaimana bikin tim yang oke? Jangan lupa sebagaimanapun hebatnya tim kamu, hal yang perlu dikuatkan adalah 1) Bertindak atas dasar data, 2) Lakukan eskperiman, perkaya pengalaman, 3) User Centric, validasi keinginan pengguna, 4) Entrerpreneurial mindset & Skills, bersolusilah dengan cepat, 5) Iterasi, iterasi iterasi!, 6) Validasi asumsi.

Melatih tim dalam kerangka kerja akan jadi wadah baik karena makin lama tim kamu makin hebat!

Kemampuan Berpikir Kritis

Tiap orang melakukan proses berpikir, kemampuan manusia yang melekat pada setiap individu. Namun banyak dari pemikiran kita dibiarkan bias, terdistorsi, parsial, kurang kaya informasi atau bisa jadi terjebak prasangka buruk. Kemampuan berpikir akan berpengaruh pada kualitas hidup & pada apa yang dihasilkan, dibuat atau dibangun. Kualitas pemikiran yang buruk akan berakibat pada konsekwensi mahal baik dari segi waktu, uang atau bahkan kualitas hidup.

Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten atau masalah dimana pemikir meningkatkan kualitas berpikirnya dengan secara terampil dengan melakukan proses terstruktur yang melekat dalam pemikiran & menerapkan standar intelektual pada dirinya. Berpikir kritis, secara singkatnya adalah ā€œself-directedā€, ā€œself-disciplinedā€, ā€œself-monitoredā€ dan ā€œself-corrective thinkingā€.

Untuk mendapatkan hal ini seseorang jelas perlu melatih keunggulannya dirinya untuk menjadi standar yang lebih baik terutama memberikan waktu untuk berlatuh mindful thinking dalam keterampilannya memecahkan permasalahan serta komitmennya untuk mengatasi egosentrisme dan sosiosentrisme yang melekat pada diri kita (R Paul, 2008)

Edward Glaser mengungkap tiga hal ini (1) Sikap yang mempertimbangkan cara bijaksana sesuai dengan konteks masalah & subjeknya (2) Pengetahuan tentang bagaimana Ia menyelediki & melakukan penalaran logis & (3) Beberapa keterampilan yang diperlukan dalam menerapkannya.

Bagaimana melatihnya?
1.Kumpulkan & nilai informasi relevan, gunakan ide-ide yang luas untuk ditafsirkan secara efektif hingga kesimpulan & solusi yang beralasan & logikanya terjaga. Uji juga pada kriteria & standar yang relevan;
2. Melatih berpikir secara terbuka, termasuk menggunakan pemikiran-pemikiran alternatif bagaimana Ia bisa mengenali, menilai apakah sesuai kebutuhan, uji asumsi, memikirkan implikasi serta bagaimana konsekuensi praktisnya.
3. Bumikan, memperkenalkan bagaimana Ia bisa mengkomunikasikannya secara efektif dengan orang lain dalam mencari solusi untuk masalah yang kompleks.

Siapkan ruang-ruang belajar, ciptakan ekosistem yang menumbuhkan kemampuan kritis & kreatif, jadi peka, kontekstual & solutif & berdampak kemudian!

Pengetahuan bisa diakses dimana saja, tapi guru adalah hal lain, penting memburunya!

Pengetahuan luas bisa didapatkan dimana saja, kala pengetahuan didapat hanya dari genggaman tangan.

Namun sering kali kita lupa, ada perbedaan signifikan antara menimba pengetahuan dengan berguru.

Pengetahuan adalah pemahaman/kesadaran pada hal-hal tertentu seperti fakta, informasi, keterampilan & deskripsi yang diperoleh melalui persepsi, belajar, atau pengalaman. Bisa. bersifat praktis/teoritis,bisa juga tersirat terkait dengan keterampilan / pengalaman praktis / bisa juga secara eksplisit terkait pemahaman teoretis.

Studi tentang pengetahuan disebut epistemologi. Hasil akhir serangkaian proses kognitif kompleks, pengetahuan membutuhkan persepsi, asosiasi, penalaran & komunikasi.

Plato mengungkapkan 3 kriteria agar dianggap sebagai pengetahuan. Itu harus dibenarkan, benar & diyakini agar bisa diterima sebagai pengetahuan juga kapasitas pengakuan pada diri manusia.

Lantas, apa bedanya dengan pendidikan? Pendidikan, proses belajar di mana keterampilan & keahlian kelompok tertentu diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya melalui pelatihan, pengajaran atau penelitian. Nah disinilah bedanya pengetahuan dan pendidikan atau berguru.

Berguru memberikan beragam jenis pengalaman, punya efek formatif pada cara seseorang bertindak, merasakan / berpikir dapat dianggap sebagai pendidikan, biasanya berlangsung di bawah bimbingan orang lain, dalam bentuk seorang guru atau instruktur.

Ironinya, saat ini makin banyak lembaga lupa pada konteksnya, bahwa lembaga pendidikan menyampaikan pengetahuan lengkap dengan konteksnya sebagai tempat berguru. Bahkan sering lupa bahwa ini disebut sebagai perguruan bukan lembaga pengetahuan.

Perguruan tinggi misalnya, sering lupa bahwa yang perlu disampaikannya adalah proses pendidikan, yang mendasari pengetahuan yang disampaikan.

Pentingkan kita masih bertemu? Mengapa masih perlu dibimbing langsung? Proses berguru didalamnya sangat erat dengan proses menularkan adab, perilaku, prinsip & kecendekiawanannya. Bukan hanya transfer ilmu yang bisa dilakukan dari mana saja, melainkan lengkap dengan konteks lain seperti karakter fundamental.

Pengetahuan bisa diakses dimana saja, tapi guru adalah hal lain, penting memburunya!

Ukuran Keberhasilan Usaha

Helicopter, helicopter…
Bukan lagu Fazlija, Lagu yang lagi viral di TikTok yaa

Kita ngobrolin istilah helicopter view, istilah yang merepresentasikan tentang cara melihat seluruh sistem dari berbagai aspek (tidak terpaku dalam 1 aspek) sehingga dapat menghasilkan keputusan terbaik untuk masalah pada sistem tersebut.

Tentang bisnis, memang ngga cuma produk, tapi banyak hal yang menjadi penting untuk jadi bahan pembelajaran bagaimana bisnis dapat dikuasai. Mengakuisis beragam keterampilan mesti jadi target.

Salah satu yang penting adalah kemampuan menganalisa dari multi sudut pandang menjadi penting. Apalagi menjalankan usaha yang perlu dipastikan keberlanjutannya.

Kemampuan menganalisa secara komprehensif memang perlu waktu, memahami ke-empat sudut model bisnis misalnya. Perlahan membenahi cara memahami hal-hal yang lebih kompleks dari sekedar produk, tapi juga tentang tren, pasar, kondisi makro hingga kontelasi industri.

Ada hal yang bisa mempercepat proses akuisisi pengetahuan dan keterampilan. Yakni berdiskusi dan belajar bersama tentang hal ini, nah sekarang tiba saatnya kita belajar bareng lagi sambil beramal!

Mencari Cuan!

Memiliki model bisnis yang pas untuk mengembangkan usaha memang perlu proses yang panjang. Bahkan ini tak berkesudahan, selalu saja ada proses iterasi sepanjang waktunya hingga selalu relevan pada setiap jaman.

Model bisnis yang matang adalah model bisnis yang dapat memastikan keberlanjutannya, artinya berlanjut proses inovasinya, bertumbuh juga produk dan bisnisnya serta semakin luas dampaknya.

Ada 10 spot terbaik dalam melakukan inovasi, apalagi untuk mendatangkan keuntungan. Mendapatkan keuntungan tidak selalu dari jualan tentunya. Jika kita memahami kerangka model bisnis, setiap lini didalamnya bisa dioptimalkan untuk mendapatkan keuntungan serta memaksimalkan peluang untuk tetap tumbuh berkelanjutan.

Setidaknya ada 10 sumber keuntungan atau inovasi yang bisa kita ulik untuk diterapkan kemudian dalam bisnis kita. Ke-10 spot ini dibagi menjadi 3 kelompok besar, yakni Konfigurasi, Penawaran dan Pengalaman Konsumen. Pertanyaan yang perlu kita bumikan menjadi strategi adalah;
________________________________
Konfigurasi
1. Model Keuntungan; Bagaimana kita menghasilkan uang
2. Jejaring; Bagaimana kita terhubung dengan yang lain untuk
mencipta nilai
3. Struktur Organisasi; Bagaimana kita menyelaraskan talenta dan aset usaha
________________________________

Penawaran
1. Kinerja Produk; Bagaimana kita menggunakan fitur yang
memuaskan dan fungsional
2. Sistem ; Bagaimana kita mencipta produk dan jasa yang
saling komplementer

________________________________

Pengalaman
1. Pelayanan; Bagaimana kita mendukung dan memperbaiki nilai dari penawaran usahanya
2. Saluran; Bagaimana kita menyampaikan penawaran pada kustomer dan penggunanya
3. Merek; Bagaimana kita merepresentasikan penawaran
dan bisnis
4. Ikatan dengan pelanggan; Bagaimana kita menguatkan interaksi yang
berbeda

Berikut beberpa contoh usaha inovatifnya ya, selamat belajaar!

Momentum Yang Cocok Untuk Membangun Produk Kamu

Sesi coaching hari ini bersama salah satu newborn startup dari Pekalongan!

Seru membahas fundamental bisnis yang penting untuk dipahami, bahwa dalam bisnis memerlukan pemahaman bukan hanya produk yang perlu dikuasai sebagai Hard Skills. Bukan hanya soal biaya, mutu atau kecepatan bagaimana kita menghantarkan sebuah produk pada konsumen dan memastikan mereka puas.

Banyak hal lagi yang perlu kita secara bertahap pelajari, bicara produk tentunya tidak lepas dengan bisnisnya. Bisnis ada banyak tantangan di dalamnya, bagaimana mengembangkan dan memberdayakan talentnya, jejaring kuatnya, pengetahuannya. Bisnis menjadi aspek lain yang perlahan juga kita kembangkan kapasitas internalnya. 

Aspek lainya adalah bagaimana produk dan bisnis kita memikat pasar, ini dinamakan Captivation. Membuat produk kita jadi sasaran jatuh cintanya pelanggan. Aspek ini menjadi penting untuk mengasah tim internal kita dalam hal Soft SKills marketing, positioning, traksi dan penjualan. Menantang bukan? Beri kesempatan tim untuk belajar, karena tidak serta merta mereka langsung menjadi baik.

Aspek lainnya yang tidak kalah penting! Pasar! Faktor eksternal ini penting dipelajari, bagaimana ukuran pasarnya, ada tidak momentum nya, bagaimana membangun momentumnya dan tentunya peta kompetisinya. 

Belajar ke-4 aspek ini menjadikan kita paham bahwa keseluruhannya membawa bisnis kita untuk memiliki keempat aspek penting lainnya;
1. Kapabilitas produk dan bisnis
2. Kesadaran konsumen 
3. Distribusi produk
4. Memetakan permintaan pasar
Ke-4 aspek inilah yang perlu disadari bahwa ngga cukup jika sekedar produk, lengkapi dengan kapasitas lainnya yang dibangun bertahap!

Selamat berproses!

Berorientasi Kemanakah Usaha Kamu?

Diskusi seru hari ini dengan kawan-kawan ODP Bank BNI, terkait bagaimana shifting pemikiran ke Digital Mindset dengan titik beratnya mengubah paradigma dari produk sentris ke user centris.

Kala teknologi menyatukan banyak hal, dampak kolektif dari konvergensi sangat memengaruhi praktik pemasaran di dunia. Tren baru muncul seperti “Sharing Economy & ā€Now Economyā€ terintegrasinya omnichannel, beragam konten pemasaran, CRM sosial, dll. Konvergensi akhirnya mengarah pada ‘keterpaduan’ antara pemasaran digital & tradisional.

Di dunia teknologi yang makin tinggi, setiap orang justru semakin merindukan sentuhan yang lebih tinggi, makin terhubung secara sosial, makin juga ingin hal-hal yang dibuat personal. Dengan dukungan data analitik, produk & layanan jadi lebih personal. Dalam ekonomi digital, kuncinya memang dengan bagaimana kita memanfaatkan paradoks ini.

Di era transisi ini, jelas diperlukan pendekatan berbeda.
1) Perubahan baru yang membentuk dunia kita saat ini adalah konektivitas & subkultur digital. Tak semua pelanggan diciptakan setara. Beberapa segmen mengandalkan referensi pribadi mereka sendiri dan apa yang mereka dengar dari iklan.

2) Adanya kerangka kerja baru yang akan meningkatkan produktivitas dengan memahami jalur-jalur baru yang menghubungkan dengan konsumen di era digital (metrik, industri, dll).

3) Mempelajari taktik utama dunia baru, semua dihasilkan dengan berpusat pada manusia (User Centric & content engagement)

Marketing 4.0 memang menggambarkan sebuah dunia di mana fitur & manfaat menjadi penting, menjadikan kemampuan memahami konsumen jadi pendorong utama inovasi. Kontekstualisasi User Centric dalam kehidupan digital membuatnya makin kompleks karena tidak sekedar human centric, tapi bagaimana individu ini terhubung & sukses menjalani hidupnya di era digital.

Aspek digital mendorong kita melakukan pendalaman erorientasi manusia dengan konteks digital, mencakup tiap aspek dari journey pembeliannya. Coba lihat lagi, apakah kita sudah beralih jadi 4.0, atau jangan-jangan paradigmanya masih berada di Marketing 1.0 Product Centric, atau 2.0 Consumer Centric, & 3.0 Human Centric? Saatnya sungguh-sungguh melompat ke 4.0 Digital Centric!

Apa kabar komunitas kamu?

Masa terberat yaa era Pandemik ini, tapi biasanya komunitas punya pandangan lain, karena biasanya energinya cukup kuat dengan gagasan-gagasan inovatif. Hanya saja mungkin ada juga ada yang bertanya sampai kapan bisa bertahan?
⁣
Coba deh kumpul lagi, manfaatkan untuk remapping lagi komunitasnya dengan kanvas sederhana ini ā€œThe Community Canvasā€ dari CreativeCommon. ⁣
⁣
Ada tiga bagian menarik dari kanvas ini yang dapat memandu komunitas keren kamu yang baru saja akan berdiri, atau sudah lama sekalipun berdiri.

Yok lihat bagian-bagian kanvasnya;⁣
⁣
1. Biru tentang identitas⁣
2. Merah tentang kegiatan⁣
3. Hijau tentang struktur.⁣
⁣
Ngebahas ini bareng-bareng bakal seru, terarah dan jadi paham ā€œthe big pictureā€nya kamunitas kamu.⁣
⁣
1. Identitas. ⁣
Ingin dikenal sebagai apa komunitas kamu, coba definisikan lagi identitas dan tujuannya, lengkapi dengan Value, Brand dan Definisi Suksesnya. Tuliskan agar jelas yaa!⁣
⁣
2. Kegiatan⁣
Program dan kegiatan apa yang jadi penciri komunitas? Dari mulai siapa aja anggotanya, gimana seleksinya, gimana ritualnya, peraturannya bagaimana, pengalaman apa yang akan dirasakan, konten apa yang akan jadi substansi, bagaimana pembagian perannya serta bagaiman melalukan transisinya kedepan.⁣
⁣
3. Struktur⁣
Disebelah kiri adalah tentang organisasi, bagaimana mengelola serta membiayainya. Sedangka sebelah kiri adalah channel dan platform apa yang akan digunakan serta bagaimana mengelola datanya.⁣
⁣
Nah dengan selembar kertas ini, kamu akan lebih jelas gambaran besar komunitasnya. Diskusi bareng besok-besok coba bawa ini yuk, atau tempel aja ditempat kumpul-kumpulnya. Selamat mencoba! Moga makin kompak, lompat lagi! kalau masih kesulitan, kita ngobrol yuuk.

Purpose First

Pengingat lagi bahwa apa yang kita lakukan bisa jadi sama, dalam sepotong sudut pandang melihat sebuah aktivitas bisa jadi sama. Setiap orang bisa menerjemahkannya sebagai hal yang serupa, atau bahkan sesuka hati diartikan sesuai dengan apa yang pernah Ia alami.⁣
⁣
Yang menjadi pembeda sesungguhnya niat, atau yang saat ini dikenal sebagai ā€œpurpose makingā€. Setiap pergerakan, organisasi bahkan usaha bisnis berlomba‑lomba saat ini mengubah orientasinya menjadi purpose. ⁣
⁣

Niatan memang tak terlihat dipermukaan, maka sering kali orang yang tak paham bisa mengintrepretasikannya sesuka hati. Padahal niat menjadi pembeda yang tak kentara melahirkan energi yang sangat berbeda. ⁣
⁣
Beberapa contoh misalnya, sama‑sama jualan, hanya yang satu bertujuan menyenangkan dan menolong pelanggannya, yang lain mencari untung. Sama‑sama berjualan. ⁣
⁣
Atau yang lainnya, sama‑sama terlihat berlatih dan bekerja, satu sisi bisa dilihat sebagai eksploitasi, satu sisi memberdayakan. Hal ini bisa terjada karena tak sanggup melihat fenomena utuhnya, apakah itu berniat atas keuntungan semata atau purpose memandirikannya. ⁣
⁣
Sebuah kegiatan yang sama bisa berbeda hasilnya walau dengan cara yang sama. Apalagi jika niat baik yang mengawalinya, energi akan membuncah melahirkan banyak momentum‑momentum baru tak terbendung. Momentum baru itu biasanya yang melahirkan banyak energi baru bergerak maju mendapat banyak hal baru yang BEYOND! ⁣
⁣
⁣
ā€œIf you have a strong purpose in life, you don’t have to be pushed. Your passion will drive you there.ā€ Roy T. Bennett