Business As Usual

Pengen hal dan terobosan baru, tapi kerap terjebak dengan rutinitas?

Di tengah kesibukan organisasi, sering kali fokus pada tujuan utama terabaikan. Program yang berjalan, rapat yang bertumpuk, dan rutinitas harian bikin kita terjebak dalam whirlwind—pusaran aktivitas mendesak yang sering kali tidak penting. Di sinilah 4 Disciplines of Execution (4DX) hadir untuk membantu organisasi tetap bergerak menuju Wildly Important Goals (WIG)nya.

4DX adalah sistem yang dirancang untuk menyelaraskan energi tim pada tujuan yang paling penting. Mulai dari Fokus pada yang sangat penting, memilih 1-2 tujuan krusial, hingga Bergerak pada Lead Measures, memastikan indikator utama mendorong kemajuan. Disiplin ketiga, Keep a Compelling Scoreboard, menciptakan papan skor yang transparan dan memotivasi, sementara Create a Cadence of Accountability membangun budaya evaluasi rutin untuk menjaga komitmen tim.

Tidak cuma itu, 4DX juga sangat relevan untuk melengkapi metode OKR (Objectives and Key Results) serta Agile Project Management.

Gunakan OKR membantu organisasi menetapkan tujuan besar yang terukur, dan Agile Framework bakal bantu kita buat fokus pada fleksibilitas serta respons cepat terhadap perubahan. Kalo kamu pake 4DX untuk menyeimbangkannya, ini bakal memberikan kamu fondasi eksekusi yang solid.

Dengan mengintegrasikan ketiganya, organisasi bisa mencapai keseimbangan antara perencanaan strategis, eksekusi yang disiplin, dan kemampuan adaptasi.

4DX bukan hanya alat eksekusi, tetapi juga pengubah budaya kerja. Di tengah kesibukan, ia membawa organisasi kembali pada tujuan utama, menjadikan setiap individu terlibat dan bertanggung jawab. Tidak peduli seberapa sibuknya, dengan 4DX, tujuan besar menjadi lebih terarah, terukur, dan mungkin dicapai.

The Three Horizons Of Growth

Guys! Ati2 terjebak teknis, nanti lupa berpikir strategis”
Kalimat yang kerap terucap, mengingatkan tim untuk menyeimbangkannya adalah sebuah peer, meski ada seperangkat tools untuk menjaganya, tapi masih sering tergoda juga untuk meladeni monentum tapi membutakan pada goals yang sesungguhnya.

Beberapa saat lalu juga pernah menuliskan tentang organisasi bertangan dua, atau yang biasa disebut sebagai Organisasi Ambidextery.

Organisasi Ambidextery adalah organisasi bertangan dua kala Ia perlu menghadapi tantangan untuk memberikan inovasi yang cepat namun disaat yang sama Ia juga perlu memelihara perbaikannya yang berkelanjutan dengan menata birokrasi organisasinya.

Nah, kali ini kita bahas bukan yang bertangan dua, tapi organisasi dengan tiga Horison.

McKinsey and IFF* menerbitkan model horison pertumbuhan, memang makin memantang menyeimbangkan inovasi. Hingga bisa jadi sebuah organisasi yang inovatif memang perlu banyak belajar adaptif, aplagi perubahannya dilakukan diatas perubahan.

Yuk kita kenalan sama “The Three Horizons of Growth’ (Horizon model):

Horizon 1 = ‘Keeping the lights on‘ ─ driven by optimization and sustaining innovation (change).
Organisasi dijalankan dengan mengoptimalkan serta menjaga kebetlanjutan inovasi.

Horizon 2 = ‘Building future ventures‘ ─ driven by disruptive innovation, operating in known markets.
Membangun masa depan, yang didorong oleh inovasi disruptif, menjalankannya di pasar yang sudah diketahui.

Horizon 3 = ‘Imagining the future‘ ─ driven by disruptive innovation, entering uncharted waters.
Horison ini adalah horison yang sangat penting, membayangkqn masa depan, dipandu oleh inovasi disruptif, mengeksplorasi beragam kebaruan yang tak pernah ditemukan sebelumnya.

Selamat bereksplorasi!

Siapa Costumers Anda?

“Jadi Design Thinking itu apa Pak?”
Sebuah pertanyaan kolega pagi ini. Menarik juga diulas dari POV saya;)

Design Thinking adalah pendekatan kreatif yang berfokus pada memberikan solusi nyata yang relevan bagi pelanggan, bukan sekadar menciptakan produk. Inti dari pendekatan ini adalah memahami kebutuhan individu secara mendalam, termasuk konteks, tantangan, dan harapan mereka. Dengan pemahaman ini, solusi yang dibangun akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna✨

Pendekatan ini berbeda karena menekankan proses berpikir yang mendalam, terstruktur, dan iteratif. Prosesnya melibatkan eksplorasi masalah secara menyeluruh, eksperimen, dan penyempurnaan solusi melalui berbagai siklus umpan balik. Dengan kata lain, solusi tidak dihasilkan sekaligus, tetapi melalui serangkaian langkah yang terus berkembang. Proses ini memastikan bahwa solusi yang dihasilkan selalu relevan dan dapat diterima dengan baik oleh pengguna✨

Disebut sebagai slow thinking, pendekatan ini menuntut waktu untuk benar-benar memahami permasalahan dan menciptakan solusi yang terbaik. Alih-alih terburu-buru, Design Thinking mengedepankan pemikiran yang cermat, empati terhadap pengguna, dan pengujian ide secara berulang✨

Melalui Design Thinking, organisasi dan individu bisa menemukan ide-ide baru yang tidak cuma inovatif tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata pada pengguna. Pendekatan ini ideal digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga pengembangan produk dan layanan🎁

Ngerapihin Proses Bisnis Yang Berantakan Mudahnya Mulai Dari Mana?

Sering merasa proses bisnis kamu berantakan dan kurang efisien? Atau mungkin, kesulitan menghubungkan setiap bagian dari operasional agar bekerja secara terstruktur? 🧐

Inilah saatnya kamu kenal pentingnya proses bisnis yang terdokumentasi dan terstruktur dengan baik. Di balik setiap bisnis yang sukses, ada proses yang dijalankan dengan konsisten, rapi, dan sesuai tujuan organisasi. Proses bisnis yang terarah membantu menjaga kualitas, efisiensi, dan kepuasan pelanggan—dan inilah kunci untuk mencapai performa yang optimal dalam bisnis🗝️

Namun, membangun proses bisnis yang efektif tidaklah mudah, apalagi untuk organisasi yang kompleks. Di sinilah The Zachman Framework berperan. Framework ini bukan sekadar alat teknis, tetapi juga strategi yang membantu memahami, merancang, dan mengelola setiap elemen penting dalam bisnis 📁

Dengan struktur dua dimensi yang menyusun perspektif mulai dari perencana hingga pengguna, serta menjawab pertanyaan kunci seperti apa, bagaimana, di mana, siapa, kapan, dan mengapa, Zachman Framework memungkinkan kamu mengidentifikasi semua komponen yang diperlukan untuk mendukung operasional dan mencapai tujuan bisnis.

Bayangkan kamu bisa melihat seluruh peta bisnis kamu—data, peran tiap tim, teknologi yang digunakan, hingga proses sehari-hari—dalam satu gambaran besar. Inilah yang dilakukan oleh Zachman Framework, memungkinkan setiap fungsi dan sistem bekerja bersama-sama secara harmonis, terstruktur, dan mudah dipantau. Dengan kerangka kerja ini, setiap bagian dalam organisasi bisa terorganisir secara logis, komunikasi antar tim menjadi lebih jelas, dan semua pihak memahami peran serta tujuan mereka🎉😂

Pendekatan ini memudahkan kamu untuk menjaga transparansi, melatih karyawan baru, serta mengoptimalkan setiap aspek bisnis agar siap beradaptasi menghadapi perubahan pasar dan teknologi. Kerangka ini bukan hanya alat bantu teknis, melainkan strategi bisnis untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan efisiensi operasional yang lebih tinggi😉

Sekarang, kamu ngga perlu bingung lagi! Dengan memahami dan menerapkan Zachman Framework, kamu bisa menjalankan bisnis dengan arah yang lebih jelas dan mencapai hasil yang lebih maksimal🎉

Siapa Yang Ga Paham Visi Tempatnya Bekerja

“Sering kali, kita bekerja tanpa memahami visi organisasi; yang lebih kita pedulikan adalah apakah kita bisa tumbuh menjadi individu yang lebih baik di sini, meskipun organisasi mungkin bukan fokus utama.” 🤯

Pernyataan ini menggambarkan dilema, antara memilih antara tujuan pribadi dan tuntutan organisasi. Namun, tujuan pribadi dan visi organisasi dapat berjalan selaras jika keduanya dipahami secara mendalam dan dikomunikasikan dengan baik🥳

Ada empat dimensi yang perlu kita pahami agar kita bisa menyeimbangkan beragam hal hingga tau benar purpose yang ingin kita capai, yakni dimensi Strategic, Personal, Organizational dan Tactical. yuk kita bahas bareng!🧐

Di level Strategic Personal, kita perlu mengeksplorasi tujuan pribadi kita: mengapa kita bekerja di sini, apa yang diharapkan dari karier ini, dan bagaimana ingin berkembang sebagai individu. Strategic Organizational, di sisi lain, menuntut pemahaman mendalam tentang visi besar organisasi dan bagaimana peran kita mendukung tujuan tersebut. Di sinilah peran penting pemimpin atau founder muncul; mereka harus terus mengingatkan tim tentang alasan pendirian organisasi dan nilai-nilai inti yang mendasarinya, sehingga purpose pribadi karyawan selaras dengan visi organisasi😚

Aspek Tactical Personal mencakup langkah-langkah praktis untuk mewujudkan tujuan pribadi. Founder atau CEO juga harus menyediakan platform & peluang bagi tim untuk mengembangkan potensi mereka, menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu berkontribusi secara bermakna dan selaras dengan tujuan pribadinya🤩

Tactical Organizational fokus pada penerapan strategi organisasi melalui tindakan harian. Pemimpin punya peran kunci dalam mengarahkan setiap langkah tim—dari inovasi hingga kolaborasi—agar selalu mendukung visi jangka panjang. Dengan arahan yang jelas, setiap tindakan taktis tim akan lebih terarah dan efektif😍

Menyatukan keempat aspek ini akan menciptakan dampak positif yang selaras dengan purpose pribadi & visi organisasi. Pemimpin yang bisa menjaga keseimbangan ini akan menghasilkan tim yang lebih termotivasi, inovatif, dan setia pada misi organisasinya!✈️

Selamat belajar!🎉

Innovate

Ketika mendengar kata inovasi, kita sering membayangkan teknologi canggih atau ide-ide besar yang tampak jauh dari jangkauan. Padahal, inovasi sering kali hadir dari hal-hal sederhana yang dekat dengan kehidupan kita dan memberi dampak nyata. Inovasi bisa muncul dari perbaikan kecil atau penggabungan fungsi yang membuat hidup lebih praktis dan nyaman❤️

Misalnya, Inovasi Incremental, di mana perubahan kecil secara bertahap meningkatkan kualitas produk atau layanan. Contoh seperti smartphone yang setiap tahun mendapat fitur tambahan, atau nasi goreng dengan variasi topping baru. Meskipun tampak sederhana, inovasi ini membuat produk lebih relevan dan bermanfaat dengan penyesuaian kecil😂

Lalu ada Inovasi Modular, di mana berbagai elemen digabungkan untuk menciptakan solusi baru. Contoh sederhananya adalah kursi pijat yang menggabungkan tempat duduk dan pijatan, atau Nasi Magelangan yang memadukan nasi goreng dan mie. Inovasi ini memanfaatkan hal-hal yang sudah ada dan memberikan fleksibilitas dalam menciptakan produk baru yang fungsional🍛🍛🍛

Jangan lupakan juga Inovasi Fungsi Baru, di mana produk lama diberi kegunaan tak terduga. Contohnya, kursi besi di depan Indomaret, yang awalnya hanya tempat duduk, kini dipandang sebagai “terapi dadakan” dalam meme. Inovasi ini membuktikan bahwa produk sederhana bisa memiliki makna baru dari cara penggunaannya di masyarakat.

Inovasi tidak harus megah atau berteknologi tinggi. Justru, inovasi yang membumi—lahir dari perbaikan kecil, penggabungan fungsi, atau makna baru—sering memberi dampak terbesar. Inovasi sejati adalah yang kita rasakan langsung dalam kehidupan sehari-hari, membuat hidup lebih baik dan lebih mudah🤩🤩🤩

Integrity

Integritas dalam inovasi adalah fondasi yang melekat pada setiap individu yang terlibat, meskipun sulit dicatat atau diukur secara langsung. Nilai ini dibentuk melalui komitmen terhadap prinsip etika, keputusan yang bertanggung jawab, dan dedikasi untuk melakukan hal yang benar dalam setiap langkah inovasi. Meski tak selalu terlihat secara eksplisit, integritas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan jangka panjang inovasi.

Individu yang menjunjung integritas akan menghargai proses inovasi dengan menjalani setiap tahapnya secara etis dan bertanggung jawab. Mereka tidak akan tergoda untuk mengambil jalan pintas atau merusak kualitas hanya demi hasil cepat. Setiap langkah dari ide hingga implementasi dijalani dengan kesadaran akan pentingnya kualitas dan keberlanjutan, yang akhirnya menciptakan produk atau layanan yang lebih kuat dan punya makna.

Orang dengan integritas tidak hanya melihat rekan kerja atau tim sebagai sumber daya, tetapi sebagai mitra yang berharga. Mereka memberikan ruang bagi kreativitas, mendukung kesejahteraan, dan memastikan setiap kontribusi dihargai secara adil. Dalam lingkungan seperti ini, inovasi tumbuh subur karena setiap individu merasa termotivasi dan didukung.

Mengelola jejaring dengan integritas juga merupakan aspek penting. Individu berintegritas memastikan hubungan dengan mitra eksternal, pelanggan, dan komunitas dibangun atas dasar kepercayaan, transparansi, dan keadilan. Mereka tidak hanya mencari keuntungan jangka pendek, tetapi berfokus pada kemitraan yang saling mendukung dan memberikan nilai tambah jangka panjang. Jejaring yang dikelola dengan baik akan memperkaya inovasi dan membuka peluang kolaborasi yang lebih luas.

Dengan integritas yang melekat pada individu, inovasi yang dihasilkan tidak hanya sukses secara teknis tetapi juga lebih berdampak positif secara sosial dan ekonomi. Organisasi yang dibangun atas nilai-nilai integritas menciptakan inovasi yang berkelanjutan dan relevan, serta membawa perubahan yang signifikan. Integritas menjadi landasan penting yang, meski tidak selalu terlihat, membentuk inovasi yang punya makna, tanggung jawab dan memastikan keberlanjutan jangka panjangnya🎉🎉

Innovation Sweet Spot

Menciptakan produk ngga cuma untuk memenuhi kebutuhan loh! Tapi juga untuk berkontribusi positif bagi lingkungan & masyarakat. Ini namanya “Innovation Sweet Spot” yang menekankan bahwa inovasi harus mempertimbangkan desirability (keinginan), viability (kelangsungan bisnis), feasibility (kelayakan teknologi), dan integrity (dampak sosial dan lingkungan). Perubahan ini didorong oleh kesadaran konsumen, regulasi & tantangan global yang makin intens🤯

Konsumen sekarang jadi peduli dengan dampak sosial & lingkungan dari sebuah produk, bikin perusahaan berupaya menunjukkan tanggung jawab sosialnya. Pemerintah makin ketat juga mengatur praktik bisnis berkelanjutan, sementara tantangan global menuntut usaha juga aktif mengatasi masalah lingkungan & sosialnya 🙄

Integritas membangun kepercayaan dengan pelanggan & pemangku kepentingan, jadi variable keunggulan kompetitif penting. Bisnis yang beroperasi dengan integritas cenderung bisa berjalan tahan lama karena mempertimbangkan risiko lingkungan & sosial, dalam jangka panjang mengurangi risiko & biaya. Praktik ESG (Environmental, Social, and Governance) bikin usaha jadi mudah menarik talenta & investor📈.

Misal, perusahaan pertanian yang mengembangkan produk pangan organik harus mempertimbangkan integritas. Produk harus sehat & bebas pestisida (desirability), harga jual menguntungkan (viability), & teknik organik dapat diterapkan secara luas (feasibility). Selain itu, metode pertanian harus ramah lingkungan, menjaga kesuburan tanah, & memberikan upah adil kepada petani (integrity)🫡

Integritas sekarang jadi elemen krusial. Inovasi yang mempertimbangkan integritas jadi jaminan buat meningkatkan reputasi, kepercayaan & keberlanjutan bisnisnya.

Dalam konsep “Innovation Sweet Spot” di mana keinginan konsumen, kelangsungan bisnis, kelayakan teknologi & integritas bertemu, Inovasinya jadi berhasil!🎉

Di Indonesia 🇮🇩 , integritas sekarang kok jadi sering kali terabaikan 😭karena berbagai kepentingan jangka pendek. Namun, bagi kamu! anak muda yang masih kental dengan idealisme, semoga bisa jadi agen-agen perubahan yang bisa mencipta lebih banyak inovasi berkelanjutan di masa depan. Aamiin!😇😇 cc @youngimpactgenerator ❤️

Era Linier Vs Era Non Linier

Jika ada orang yang bertanya “Uangnya dari mana?” bisa dipastikan individu ini cukup memerlukan penyesuaian cara berpikirnya agar bisa tetap relevan di era saat ini, karena saat ini segala sesuatu jadi tak linier, malah makin non linier yang bagi sebagian besar orang tak masuk akal. Pertanyaan kritis sekarang bukan tentang uangnya dari mana, tapi proses bisnis, bagaimana model bisnisnya, lebih jauh lagi adalah bagaimana ekosistemnya dirancang?😎

20 tahun terakhir, dunia memang berubah yang radikal, disrupsi, sulit bagi kebanyakan segera menyesuaikan cara berpikirnya, apalagi yang bergelut di dunia bisnis makin Ia tak bisa mengejar ketertinggalannya makin banyak kebingungan muncul.

Jadi apa sebenarnya yang terjadi 20 tahun terkahir ini?

1. Disrupsi Produk:
Hingga 2000an, disrupsi produk memang mendominasi, tapi di tahun-tahun berikutnya inovasi & perubahan dalam kategori produk terjadi dengan lambat & cenderung konstan.

2. Disrupsi Layanan:
Setelah tahun 2000an perkembangan jasa layanan mengalami peningkatan disrupsi yang signifikan antara tahun 2000-2020, tapi kemudian jadi lebih stabil setelahnya. Ini mencerminkan adaptasi layanan terhadap kebutuhan konsumen yang berubah & bergeser menuju model yang lebih efisien & responsif.

3. Disrupsi Platform:
Kategori platform menunjukkan peningkatan disrupsi yang tajam rentang & terus meningkat tahun 2000-2020 hingga seterusnya. ini tandanya, platform digital & teknologi sudah menjadi pendorong utama perubahan dalam cara bisnis beroperasi, berinteraksi dengan konsumen & menciptakan nilai.

4. Disrupsi Ekosistem Bisnis:
Lepas era Covid-19, disrupsi jadi sangat beda! istilah ekosistem bisnis jadi disrupsi yang paling signifikan, menandakan bahwa jaringan kompleks dari berbagai entitas yang kolaboratif jadi model bisnis paling penting di era ini. Ekosistem bisnis punya peran kunci dalam mendorong inovasi & menciptakan nilai baru di pasar yang semakin terhubung & terintegrasi.

Makin kompleks & tinggi interkonektivitasnya, gimana udah siap?🚀

Model Bisnis Konvensional & Model Bisnis Sosial

Model bisnis konvensional & model bisnis sosial punya perbedaan mendasar dalam visi, tujuan, dan penggunaan keuntungan. Model bisnis konvensional fokus pada keuntungan maksimal bagi pemegang saham & pemilik usaha. Keuntungan yang dihasilkan biasanya digunakan untuk memperbesar lini usaha yang ada atau membuka lini usaha baru, dengan tujuan utama meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan imbal hasil finansial yang lebih besar bagi para pemilik modal✨

Sebaliknya, model bisnis sosial punya visi yang lebih luas, berfokus pada dampak sosial dan pemberdayaan komunitas. Model bisnis sosial didorong oleh visi sosial yang kuat dan menggunakan pendekatan profesional dalam operasional usahanya. Sebagian keuntungan yang dihasilkan dialokasikan untuk memberdayakan penerima manfaat, memastikan mereka dapat mandiri dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Ini menciptakan siklus positif di mana usaha tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan😇

Kesalahpahaman umum adalah bahwa model bisnis sosial hanya berfokus pada visi sosial tanpa pendekatan bisnis yang profesional. Padahal, keberhasilan model bisnis sosial sangat bergantung pada kemampuan mengintegrasikan visi sosial dengan strategi bisnis yang efisien dan efektif. Dengan demikian, bisnis sosial dapat beroperasi secara berkelanjutan dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat sambil tetap menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mendukung operasionalnya😎

Sebaliknya, model bisnis konvensional beroperasi dengan prioritas utama pada ekspansi bisnis dan peningkatan profitabilitas tanpa fokus utama pada dampak sosial🤩

Dalam mengelola model bisnis konvensional, pengelola fokus pada optimalisasi operasi, pengembangan produk, strategi pemasaran, dan manajemen risiko untuk meningkatkan profitabilitas dan memperluas pasar. Sementara itu, pengelolaan model bisnis sosial memerlukan pendekatan lebih holistik, termasuk pengembangan program pemberdayaan, kolaborasi dengan komunitas lokal, serta monitoring dan evaluasi dampak sosial yang dihasilkan. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk memastikan dana digunakan sesuai tujuan sosial yang telah ditetapkan📈