Menerapkan Tim Lean Jelas Perlu Keterlibatan Total dari Puncak Organisasi hingga ke Bawah

Tidak dipungkiri lagi perbaikan bukan cuma pada produknya, tapi juga pada organisasinya. Bagaiamana organanisasi bisa tetap berjalan dengan tetap lean, tetap juga bisa menemukan komposisi yang pas agar teknis & strategic berjalan dengan lancar berimbang.

Sebagai Social Enterprise beberapa tahun terakhir adalah pembelajaran terbaik, bagaimana menyeimbangkan visi sosial dengan kegiatan profesionalnya. Begitu juga dengan menyeimbangkan timnya, menyeimbangkan visi dengan sosial dengan profitnya. Kemarin kami mencoba regrouping kembali, melakukan temu singkat mingguan, memetakan lagi pain points dalam tim dan memperbaiki strateginya.

Perbaikan yang cepat inilah yang dimiliki oleh kamu-kamu yang punya tim yang lean atau ramping. Struktur bisnis tradisional sering kali menghasilkan struktur kekuatan vertikal yang menerima masukan minimal dari anggota tim dari lini bawah, sehingga sulit untuk meningkatkan proses yang inovatif.

Tim yang lean melibatkan setiap tim & dipastikan diberdayakan dalam membuat keputusan dan memfasilitasi perubahan. Peran dan tanggung jawab masing-masing tim juga menjadi terindentikasi diidentifikasi dengan jelas, serta metode untuk meningkatkan mutu juga terlaksana. Tim diberdayakan membuat perubahan yang wajar tanpa harus bergerak melalui seluruh struktur komandonya, semua diberikan ruang inisiatif, bergerak dengan kreatifitasnya.

Menjadi penting memfasilitasi komunikasi & perbaikan antar tim. Tiap anggota bertanggung jawab menemukan & memecahkan masalah di areanya. Setelah solusi potensial diidentifikasi, anggota tim berkumpul dengan pemimpin tim & mengembangkan solusi.

Kuncinya, setiap kelompok diberdayakan menerapkan peningkatan dalam lingkup tanggung jawabnya. Secara keseluruhan, struktur ini memastikan bahwa setiap tim mampu menerapkan perubahan, memastikan bahwa program memperoleh momentum yang dibutuhkannya.

Menerapkan tim lean jelas perlu keterlibatan total dari puncak organisasi hingga ke bawah. Setiap anggota berdedikasi untuk perubahan positif. Perlu perubahan mendasar budaya kerja, setiap individu belajar jadi fasilitator perubahan, anggota tim perlu belajar terus meningkatkan prosesnya. Gimana rencana tim kamu?

Pemimpin Masa Depan

Menemukan ini di QAspire, cukup memberikan validasi terkait bagaimana sesungguhnya kita membangun wadah belajar. Menyiapkan pemimpin masa depan dengan cara-cara baru yang relevan adalah penting. Bagaimana sesungguhnya mendefinisikan karakter yang dibutuhkan seorang pemimpin?

QAspire mencatatkan empat kriteria pemimpin yang dapat mencipta masa depan.

1.The Learning Person
Bagaimana individu dipersiapkan untuk tetap berenergi untuk selalu belajar, menerapkannya dan merefleksikan proses belajarnya (Learn, Apply, Relect) apakah Ia dilatih untuk belajar secepat dunia yang juga berubah?

2.The Personal Disruptor
Disrupsi adalah sesuatu yang ā€œmenggaguā€ tapi Ia mendatangkan inovasi dan kebaruan. Tak mungkin kita mencipta masa depan jika gagasan kita tak sesuai dengan jaman dan konteksnya. Individu didorong untuk menjadi The Personal Disruptor, membawa perubahan yang inovatif.

3.The Tough-Minded Optimist
Seorang optimis yang yang persisten, yang teguh pendiriannya. Masa depan diciptakan oleh seseorang yang antusias-bermotovasi tinggi yang menginginkan dan atau mempikan sesuatu dengan kuat. Pastikan kita juga memfasilitasi mereka untuk punya mimpi besar yang memotivasinya.

4.The Eager Experimenter
Seseorang yang gemar bereksperimen. Mendukung gagasan-gagasan yang dapt dieksekusi kemudian walau dengam probabilitas kecil sekalipun.

Gimana, siap jadi pemimpin masa depan? #percayaanakmuda

Rebels Still Alive

ā£Sering kali kita merasa jadi orang yang rebellious, orang yang kerap kali membuat gebrakan, namun tentu dalam niatan dan cara yang positif yaa.
ā£
Dalam organisasi memang perlu ā€œtrouble makersā€ dalam konteks yang positif: karena golongan-golongan ini sering kali menjadi kalangan minoritas para pencetus inovasi. Jumlahnya sedikit, sebelum akhirnya mengundang para early adopters dan meluas menjadi mayoritas & melibas kaum skeptikal.ā£
ā£


Terkadang justru kalangan yang enggan berubah, kalangan skeptis yang sering kali mengidam-idamkan status quo karena merasa nyaman dengan zonanya saat ini, yang terbuat dengan kesuksesan masa lalu justru tak paham bahwa menjadi rebel itu penting! Tapi mereka juga perlu tau bahwa Good Rebels itu menjadi hal penting. Adapun Good Rebels itu biasanya; ā£
ā£
Peraturan; Mengubah peraturan jadi adaptif, yang buruk adalah melanggarnya.ā£
ā£
Masalah; melihat sesuatu masalah sebagai hambatan, sedang Good Rebels melihatnya sebagai peluang baru!ā£
ā£
Jika ada perbedaan good rebels biasanya akan meramu dan memperkayanya, bukan mengekslusikanya, mengisolasi dan mengeluarkannya dari kelompok. Ia juga melatih kemampuannya untuk menyimak, tidak selalu meminta orang lain mengajarkannya. Banyak mendengar kemudian Ia racik dengan formula baru, Ia biasanya seorang Divergen Thinkers.
ā£
Bad Rebels biasanya cukup mencari kesalahan pada pihak lain, tapi Good Rebels biasanya menerangkan konteks masalahnyq, mencari akar masalah & menjelaskan perspepktifnya.ā£
ā£
Bad Rebels biasanya sangat ego-centric, semua bermuara pada dirinya, Good Rebels justru Ia fokus pada misinya!ā£
ā£
Nah Rebellious itu keren ā€œin a good wayā€ yaaa memang kita perlu ā€œTrouble Makersā€ juga dalam organisasi kita, tentunya dengan karakter yang positif ya, yang gila dan bersemangat menghadirkan beragam dinamika & inovasi.ā£
ā£
Jadi Change Maker udah pasti akan berteman sepi pada mulanya, itu biasa! Jangan lupa siapkan strategi, baca lebih banyak tentang karakter inovasi, bagaimana membagi sumberdayanya, menuangkannya dalam garis waktu yang tepat agar energinya tak meluap begitu saja.ā£

ā€œRebels and non-conformists are often the pioneers and designers of changeā€ – Indira Gandhi

ā£
Selamat mencoba!

Celebration Grids

Membaca tulisan Prof Teresa Ambel dari Harvard Business School pagi ini, teringat lagi setiap kegagalan yang pernah dialami, atau setiap momen dimana melihat tim berulang kali mengulangi kesalahannya, hahaha.

Dalam bukunya ā€œThe Progress Principle: Using Small Wins to Ignite Joy, Engagement, and Creativity at Workā€ menggambarkan bagaimana keseharian kerja bisa berdampak pada tim. Dari 200 organisasi penelitiannya menemukan tujuh katalis penting untuk mempengaruhi persepsi dan progres yang positif yakni:ā£
ā£
1. Clear Goalsā£
2. Memperkenankan otonomiā£
3. Menyiapkan sumberdayaā£
4. Memberikan waktu cukupā£
5. Memberikan bantuanā£
6. Belajar dari masalah dan keberhasilanā£
7. Memperkenankan ide mengalirā£
Memenuhi ke-7 hal diatas memang sangat menantang! Tapi dicoba pelan-pelan :Dā£

Satu lagi buku yang menarik, ā€˜How to Change the Worldā€ & ā€œManagement 3.0ā€ mengafirmasi bahwa kita justru akan banyak belajar ketika tak dapat memprediksi apakah sebuah eksperimen akan menghantarkan kita pada outcomes yang baik atau buruk. Dalam kata lain, setiap kegagalan & kesuksesan, keduanya diperlukan buat belajar.ā£
ā£
Satu budaya yang perlu dibudayakan adalah; Celebrate Failure! Nah ternyata ada tools bagus dari Jurgen Appelo nih!, namanya Celebration Grid! Dari tiga kelompok ini, budaya manakah yang paling sering kamu temui dalam tim kamu?
ā£


1. MISTAKE THEN LUCKY
2. EXPERIMENT THEN LEARNED!
3. PRACTICES THEN SUCCEEDED!

ā£kemudian cek gridnya yaa
C; Praktek yang baik mengarah pada keberhasilan, ā£
B; Kita bereksperimen kala yak tau akan berhasil/tidakā£
E; Dengan semua eksperimen, ada peluang gagal/berhasil.ā£
F; Ada hal-hal berwarna abu-abu, dimana terkadang praktek-praktek yang baik bisa gagal juga.ā£
D; Kita menghindari kesalahan karena seringkali mendatangkan kegagalanā£
A; Terkadang, kesalahan yang mengejutkan mendatangkan keberuntungan.ā£
ā£

Dari ilustrasi ini,menggambarkan dimana budaya kerja kita berada? Apalah budaya kerja kita banyak mengandalkan keberuntungan, eksperimen atau mengerjakan praktik-praktik yang benar?ā£ Hayoo yang jujur yaa
ā£

Dangerous People

Beberapa tipe yang bisa diklasifikasikan berbahaya buat organisasi kamu terutama dalam Product Management yaa, yang tak terasa akan membawa kita menjauh dari Goals yang sudah disepakati bersama. Perumpamaan memilih tipikal hewanā€‘hewan ini menarik!

Hippo!
Highest Paid Personā€™s Opinion, kelompok ini banyak terjadi pada organisasi yang ketika diskusi banyak didominasi oleh individu yang memiliki gaji tertinggi di organisasinya, bisa Founder atau CEO. Tapi sesungguhnya, ini jangan sampai terjadi karena iklim inklusif yang inovatif justru akan tergerus, apolagi jika opininya menjauh dari visi dan objective. Jika HIPPO ini ngga sejalan dengan Objective bisa jadi kita akan tenggelam.

Wolf!
Working on Latest Fire, golongan anggota tim yang hanya menyisakan sedikit waktunya untuk fokus. Melompatā€‘lompat dari masalah satu ke masalah lain. Wolf akan merusak fokus tim dan efektifitasnya. Jangan lompatā€‘lompat! Fokus barengā€‘bareng!

Rhino!
Really Here in Name Only.
Ini juga banyak terjadi dilingkungan kita, dia ada cuma nunggu gajian. Duh! Mungkin Ia bekerja, tapi tak tau Ia mengerjakan apa, menuntaskan apa. Mungkin Ia tak banyak mengganggu keputusan yang tak diambil, tapi Ia juga tak banyak membantu menuntaskanya. Memiliki proses yang secara jelas prioritas serta didefinisikan prosesnya akan membantu semua anggota tim paham bagaimana pengambilan keputusan dibuat dan beri mereka kepercayaan diri untuk secara aktif terlibat.

Zebra!
Zero Evidence But Really Arrogant. Zebra selalu berpikir bahwa Ia tau segalanya menurut instingnya dari pada fakta sebenarnya. Agar menghindari tipikal individu ini, maka organisasi perlu sungguhā€‘sungguh punya data untuk mengambil keputusan yang tegas.

Tipikal ini bukan saja buat orang lain di tim kita, tapi janganā€‘jangan kita juga sering kali menjadi tipeā€‘tipe ini dalam organisasi, atau bahkan sempat mengalaminya secara berbedaā€‘beda pada project yang berbeda. Waktunya belajar lagi!

#agilitytransformation
#okrs