Working from Anywhere

Konsep “Working from Anywhere” adalah hasil dari perubahan mendasar dalam paradigma kerja yang semakin berkembang. Ini erat dengan pergeseran dari orientasi output ke outcomes & kenapa pekerjaan yang cuma fokus pada output bisa jadi tidak menguntungkan bagi perusahaan & membahayakan.

Dalam paradigma lama berorientasi output, pekerjaan sering hanya cuma diukur dari sejauh mana seorang karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan. Wal hasil, fokusnya hanya pada produktivitas individual & tidak mempertimbangkan dampak yang lebih besar yang bisa dicapai secara tim secara keseluruhan. Ini seringkali mengarahkan pada perilaku “silo,” dimana tiap individu bekerja sendiri-sendiri tanpa kolaborasi.

Oh ya ini sering kali justru terjadi pada usaha yang mulai membesar, yang tadinya sangat fleksibel, kemudian malah jadi corporate style! Hati-hati!

Konsep “WFA” justru membawa keuntungan karena pekerja bisa belanja ide dari luar & membawa hasilnya ke tempatnya Ia bekerja. Ini bukan cuma tentang seberapa banyak tugas yang diselesaikan, tetapi tentang sejauh mana pekerjaan yang dilakukan mengarah pada pencapaian tujuan bisnis yang lebih besar.

Pergeseran ini menguntungkan karena;

✅ Kolaborasi Lebih Baik:
Dalam lingkungan berorientasi hasil, kolaborasi menjadi kunci. Tim yang bekerja dari mana saja dapat berkolaborasi lebih efektif, menghasilkan solusi yang lebih kreatif & terobosan yang mendorong pertumbuhan perusahaan.

✅ Dampak Lebih Besar:
Orientasi pada hasil memungkinkan perusahaan untuk fokus pada tujuan strategis jangka panjang. Ini membantu mencipta dampak yang lebih besar daripada sekadar mengejar output harian.

✅ Budaya Kerja Lebih Terbuka:
Ketika hasil lebih penting daripada output individu, budaya kerja yang lebih terbuka & kolaboratif bisa berkembang. Ini membantu mengatasi masalah “silo” yang sering muncul.

✅ Tim yang Bertanggung Jawab:
Tim jadi cenderung lebih bertanggung jawab karena mereka harus mengukur keberhasilan mereka berdasarkan dampak yang dihasilkannya.

Jadi, konsep “WFA” ga cuma tentang tempat kerja yang lebih fleksibel, tetapi juga tentang mengubah cara kita memandang pekerjaan.

Selamat berproses!

Disruptive Innovation dan Sustaining Innovation

Tiba di Surabaya, lihat taksi Bluebird yang selalu dirindukan oleh hal-hal baru yang selalu mereka hadirkan dalam pelayanannya. Ibaratnya memasak. Ada yang memperbaiki resep lama, sementara yang lain ciptakan menu baru yang bikin lidah kaget. Dua ‘gaya masak’ bisnis yang heboh: disruptive innovation dan sustaining innovation. Coba kita buka resepnya, resep Bluebird dan Gojek!🚙🚗

Bluebird udah lama jadi primadona di kota-kota besar Indonesia. Dengan armada birunya dan layanan top, mereka jadi pilihan banyak orang. Mereka nggak mau kalah zaman, jadi mulai ada fitur pesan lewat aplikasi dan bayar elektronik.

Tapi, Gojek datang ngebut! Lewat aplikasi, kita bisa pesan ojek cepat dan murah. Gojek nggak cuma itu, layanan makin beragam, dari antar makanan sampai keuangan.

Disruptive Innovation itu kayak Gojek. Teknologi atau bisnis baru yang bikin heboh pasar. Seringkali lebih murah, sederhana, atau lebih mudah diakses.

Sustaining Innovation kayak Bluebird. Inovasi yang buat produk jadi lebih baik tapi tanpa ganti struktur pasarnya. Biasanya dilakukan pemain besar buat tetap eksis.

Saat Bluebird asyik perbaiki layanan taksi mereka, pada tahun 2016 Gojek datang dengan ide segar yang ubah cara kita lihat transportasi. Beda banget pendekatannya! Tapi, mereka akhirnya bersatu dalam satu ekosistem bisnis saat ini, sama-sama mengarungi samudra digital kompak bareng, berubah bareng co-evolution!

Jadi, Bluebird dan Gojek ini ibarat dua chef di dapur bisnis. Yang penting selalu berinovasi, selalu siap saji yang terbaik!

Selamat belajar🚀

The Long Road to Trush

Membangun kepercayaan bisa diibaratkan seperti merintis jalan panjang menuju puncak gunung: penuh tantangan namun penuh pesona bila kita menilik prosesnya. Pada awalnya, The Long Road to Trust dimulai dari setiap individu😙

Dari satu pikiran (individual mind) yang berawal dari rasa ingin tahu dan bersedia belajar, perlahan membentuk sebuah pengetahuan individu (individual knowledge).

Di sini, kepercayaan pada diri sendiri dan keyakinan terhadap apa yang kita ketahui mulai terbentuk.

Namun, di manakah kita bisa menciptakan dampak yang lebih besar? Jawabannya: ketika pengetahuan dan pikiran ini terkumpul dan berkolaborasi, menciptakan apa yang kita sebut sebagai pikiran kolektif (collective mind) dan pengetahuan kolektif (collective knowledge).

Perjalanan dari individual ke kolektif bukan sebuah proses instan loh! Ini adalah serangkaian interaksi, dialog, dan kolaborasi yang terjalin secara konsisten🥳

Trust dalam konteks ini berperan sebagai ‘jembatan’ yang menghubungkan berbagai pemikiran dan kompetensi bersama-sama dalam sebuah wadah yang harmonis😎

Saat Trust terbangun, ruang untuk berbagi pengetahuan terbuka lebar. Individu merasa aman untuk berbagi ide, mencoba gagasan baru, dan tak takut gagal. Semua ini karena mereka tahu bahwa di balik mereka, ada tim yang siap mendukung dan memahami🥳

Trust ini, yang terbangun dalam perjalanan, memungkinkan suatu organisasi untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama, membentuk fondasi yang kuat dalam menciptakan solusi dan inovasi yang berdampak✅

Ingatlah, tiap langkah dalam perjalanan ini penting. Perjalanan dari individual ke kolektif, dari pikiran dan pengetahuan individu menuju pikiran dan pengetahuan kolektif, adalah bagaimana kita bersama-sama merintis jalan panjang menuju kepercayaan🤩

Di sinilah kita bersama membangun, belajar, beradaptasi, dan menciptakan masa depan yang punya meaning dan terjaminberkelanjutannya bagi kita semua🚀

Understanding Business Chemistry

Dibalik kemajuan organisasi tersembunyi kekuatan yang tak terlihat yang menjaga integritas & kemajuan bersamanya: semangat kolektif yang menempatkan organisasi di atas segalanya.

Di sini, berkecambah nilai dasar & menunjukkan jalan dalam proses eksplorasi ketidakpastiannya. Business Acumen & Ethics bukan cuma jadi pengantar dalam panduan, tapi jadi nadi yang mengalir dalam setiap pembuluh kerja anggotanya.

Business Acumen diartikulasikan bukan cuma kemampuan memahami & menavigasi kekompleksan bisnis, tapi juga sebagai penunjuk arah yang membimbing tiap individu untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi organisasi. Mengidentifikasi peluang, menangkap & mengubahnya jadi nilai tambah, selalu dilakukan dengan pandangan jauh ke depan & pertimbangan dampaknya pada organisasi secara menyeluruh.

Sedangkan Business Ethics, jadi kanvas moral dimana tiap keputusan & tindakan dilakukan. Dengan dedikasi untuk melampaui dari sekadar patuh pada regulasi, etika akan mengantarkan tim pada tindakan yang transparan, bertanggung jawab & menghormati semua pihak.

Nilai etika ini, lebih dari sekadar aturan, menjadi ruh yang mendorong tim untuk selalu melakukan yang terbaik.

Jadi penting menempatkan kepentingan organisasi di atas individual jadi prinsip utama. Tiap anggota dengan sepenuh hati mau paham bahwa keberhasilan & keberlanjutan organisasi adalah refleksi dari pengorbanan & komitmen bersama.

Keputusan & langkah yang diambil tidak lagi didasarkan pada ‘Aku’ atau ‘Saya’, tapi ‘Kita’ & ‘Kami’. Setiap tindakan & pengorbanan dibuat & diambil dengan penuh kesadaran bahwa tujuan bersama lebih berharga dibandingkan keuntungan pribadi.

Meski tak selalu terucap, tapi ada kesepakatan sunyi, kode tak tertulis yang jadi petunjuk. Tidak ada ruang untuk kepentingan pribadi, sadar bahwa ketika organisasi berkembang, tiap anggota tim merasakan dampaknya.

Business acumen & etika bisnisnya bersatu, membentuk sebuah entitas yang ngga cuma fokus pada pertumbuhan finansial, tetapi juga pada penciptaan lingkungan kerja kondusif, adil & beretika, serta berkontribusi positif terhadap masyarakat. Nilai-nilai ini ditanamkan jadi pengingat mendorong anggotanya untuk menjaga keberlanjutan.

Parkinson’s Law

Pernah dengar Hukum Parkinson ga? Bukan soal ilmu fisika, tapi sebuah prinsip tentang waktu dan pekerjaan yang cukup menarik.

Coba simak cerita sederhana ini: ada seorang anak kecil bernama Budi. Suatu hari, gurunya memberikan pekerjaan rumah dengan batas waktu satu minggu untuk menyelesaikannya.

Dengan waktu yang cukup lama, Budi memilih untuk bermain, menonton TV, dan melakukan berbagai kegiatan lain, seraya melupakan tugasnya. Sampai di hari terakhir, dia panik dan berusaha menyelesaikan semua pekerjaannya, dan tentu saja hasilnya tidaklah maksimal dan Budi merasa sangat stres😫.

Nah, Hukum Parkinson berbunyi: “Pekerjaan akan membesar sesuai dengan waktu yang tersedia untuk menyelesaikannya.” Meskipun Budi punya banyak waktu, dia tetap menghabiskannya dan hasil pekerjaannya menjadi tidak optimal😖

Bagaimana jika konsep ini kita terapkan dalam sebuah tim atau organisasi? Misalkan, ada proyek A yang harus selesai dalam satu bulan, jika kita ngga bijak dalam mengelola waktu, bisa-bisa kita akan seperti Budi, panik di waktu-waktu akhir dan menghasilkan pekerjaan yang kurang memuaskan.

Lantas, bagaimana cara agar kita dan tim kita tidak seperti Budi? Beberapa langkah bisa diambil!

Pertama, buatlah rencana yang jelas, seperti bagian X dari proyek A harus selesai dalam minggu ini. Kedua, fokuslah dan hindari gangguan. Ketiga, beri waktu untuk istirahat agar tak lelah. Keempat, jaga komunikasi dalam tim agar semua orang mengerti perannya dan progress pekerjaan.

Memang, menerapkan semua ini ngga gampang dan membutuhkan kedisiplinan serta komitmen dari semua anggota tim. Tapi, dengan praktik dan kesadaran yang tinggi, kita bisa banget menciptakan hasil kerja yang berkualitas tanpa harus merasa terburu-buru dan stres!🤯🤯

Unpretentiousness

“Pernah mendengar istilah ‘Unpretentiousness’? Sebuah kata yang mungkin terdengar asing, tapi sebenarnya merangkum esensi sebuah tim atau organisasi yang seru dan menyenangkan untuk dijadiin tempat berkarya.

Bayangin deh sebuah ruangan di mana tiap orang bisa menjadi diri sendiri sepenuhnya, ngga ada tuntutan untuk selalu tampil sempurna, dan setiap usaha dihargai.

Dalam dunia kerja yang serba digital dan cepat ini, membangun sebuah tim yang menerapkan prinsip unpretentiousness kayaknya jadi hal yang segar dan dibutuhkan. Mengapa?

Karena di sini, komunikasi terjadi tanpa rasa takut atau khawatir akan dihakimi. Setiap suara, ide, dan pendapat bisa terdengar dan dihargai dengan seutuhnya.

Unpretentiousness bukan berarti tanpa ambisi atau kompetisi, tetapi bagaimana menghargai dan mengakui setiap kerja keras yang dilakukan oleh setiap individu.

Dalam sebuah tim yang penuh dengan autentisitas dan penghargaan mutual, kolaborasi dan kreativitas bisa berlangsung dengan sangat alami dan menghasilkan inovasi yang tak terduga.

Jika ingin mengeksplor lebih dalam tentang bagaimana membangun dan memimpin sebuah tim dengan prinsip-prinsip ini coba tengok dan baca deh ‘Dare to Lead’ karyanya Brené Brown bisa jadi bacaan yang recommended. Tentang konsep memimpin dengan keberanian untuk menjadi autentik dan menunjukkan kerentanan.

Membangun sebuah organisasi atau tim yang kuat dan inklusif, dimana setiap orang bisa merasa menjadi diri mereka sendiri, tentu menjadi sebuah petualangan yang seru dan bermakna. Setiap langkah, kesalahan, dan keberhasilan yang dihargai, akan memperkaya perjalanan dan membawa pada transformasi positif yang berkelanjutan.

Selamat belajar!

Culture Vs Employee Engagement

Mana Fuck*d Moment yang pernah kamu alamin bareng tim kamu? Fuck*d-up moments dalam perjalanan bisnis bisa aja berupa kejadian-kejadian ini, coba mana yang pernah kamu alami?

1. 😵‍💫Kehilangan Pelanggan Utama:
Kepergian klien utama yang telah lama bermitra dengan perusahaan.

2. 🤯Krisis Keuangan Mendalam:
Kesulitan finansial serius seperti utang yang tidak terbayar.

3. 😔Kegagalan Produk atau Layanan:
Ketidakberhasilan produk atau layanan yang telah diusahakan.

4.🥵Konflik Tim yang Merajalela:
Konflik dalam tim yang tidak terselesaikan dengan baik.

5. 😖Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah:
Perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah yang tak terduga.

6. 🥶Kehilangan Pemimpin Kunci:
Perginya pemimpin atau eksekutif kunci perusahaan.

7. 🫠Gagal dalam Investasi Besar:
Investasi besar yang tidak berhasil.

8. ☹️Kejadian Krisis Tidak Terduga:
Kejadian darurat seperti bencana alam atau pandemi.

9. 🤯Pengalaman Burnout:
Kelelahan fisik dan mental individu atau tim.

10.😳Kehilangan Data Penting: Kehilangan data penting atau pelanggaran keamanan.

Dalam fuck*d-up moments, leadership justru jadi hal sangat penting. Pemimpin memberikan arah yang jelas, ketenangan dalam ketidakpastian, dan visi yang dibutuhkan oleh tim, hati-hati jika kerap menyerah dalam keadaan sulit, tapi senang dalam keadaan baik-baik saja. Perlu berfokus pada tujuan dan mengambil langkah-langkah yang tepat.

Dalam prosesnya, hubungan tim terbentuk lebih dalam, dan peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran muncul dari kekacauan-kekacauannya itu. Jadi, penting diingat bahwa leadership yang kuat adalah cahaya dalam kegelapan kala semuanya terasa berantakan. Tarik napas dulu, beresin satu-satu 🚀🚀

Memahami Perilaku User

Mengapa memahami user akan sangat berdampak bagi proses dan model bisnis kita? 🎉

Sangat penting mengamati persona seseorang dengan perilakunya, seperti apa Ia merespon proses bisnis saat ini dan mengamati apa sesungguhnya kondisi yang ia inginkan dan bagaimana Ia menjalani prosesnya. Memahami siapa yang menjadi user, konteks dan bagaimana pengalamannya sepanjang Ia meraih kondisi yang diinginkan.🤩

Salah satu contoh yang sering kami hadirkan adalah model bisnis Pizza Hut Vs PHD, mengapa ada proses bisnis baru bernama PHD 🍕hadir setelah Pizza Hut, dan bagaimana model bisnisnya bisa begitu bagus? Karena mereka sungguh-sungguh mau paham terkait konsumennya.

Coba kita cek, dengan mulai memahami Pizza Hut dari kebutuhan pelanggannya;
“Bagaimana menghadirkan tempat yang menyenangkan untuk kumpul-kumpul seru, dan hidangan apa yang pas untuk kumpul bareng?
dari definisi ini lahirlah Pizza Hut.

Kemudain bagaimana persone dirumuskan dalam perepektif PHD?
Meredefinisikan kebutuhan pelanggan saat ini, “Bahwa Pizza 🍕 bukan lagi makanan yang enak dinikmati dengan cara Dine-in di restoran, tetapi Pizza adalah makanan teman kumpul-kumpul bersama keluarga atau teman, menemaminya nonton 🎥bersama di rumah atau acara-acara yang menitikberatkan bagaimana meningkatkan mood, kebahagiaan dan kebersamaan pada pertemuan-pertemuan tsb”

Keberhasilan PHD 🍕dalam memahami perubahan konsumen inilah yang membuat mereka bisa melesat dengan proses transformasinya dan berhasil merajai pasar Pizza 🍕 dengan perubahan perilaku konsumennya.

Saat ini, menjadi penting untuk paham dulu bagaimana konsumen melakukan shiftingnya perilakunya, lalu pastikan kita hadir dengan inovasi perbaikan proses bisnis baru apa yang dapat memberikan kondisi lebih baik bagi usernya, kemudian lakukan proses pengembangan produknya, bisa didigitaliasi jadi aplikasi, dibangun jadi infrastruktur atau dikembangkan jadi program🫡

Utamakan memahami bahwa solusi bertumpu pada perbaikan proses bisnisnya, bukan semata-mata produknya!

Selamat menyelami perjalanan konsumen!😎

Sustaining Innovation

Memang jika saat ini kecil perlu kemudian menjadi besar?

Gambaran menjadi besar selalu pada masa lalu selalu dijadikan ukuran keberhasilan, padahal menjadi besar selalu memiliki konsekwensi akan kompleksitas yang semakin tinggi, makin berat dan tak jarang makin banyak drama:)😜

Tetap kecil dan ramping memungkinkan kita berlari lebih kencang, bergerak lebih leluasa dan bermanuver lebih lincah. Untuk membesar yang perlu kita lalukan tinggal memastikan kita bisa merapat dengan simpul-simpul lain dan berkolaborasi dengannya🥸

Tak perlu khawatir dengan ukuran kecil organisasi kita, atau terkait hal lainnya seperti jauhnya kita. Era saat ini kecil adalah sebuah kentungan, begitupun dengan jauh, jauh pun tak jadi masalah selama kita connected, terhubung dengan banyak simpul.

Simpul-simpul kecil yang menarik simpul-simpul kecil lainnya akan menjadi Game-changer, keeberadaan dan sifatnya yang disruptif akan melesatkanya pada kemajuan yang pesat, tumbuh secara eksponensial serta melaju dengan pendekatan-pendekatan baru, terobosan yang tak mungkin dilakukan dimasa lalu, hingga banyak orang bahkan meragukannya hingga ia menjadi pragmatis, konservatif bahkan skeptis🫡

Ukuran kecil dalam organisasi memungkinkan fleksibilitas dan kecepatan respons yang lebih besar terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis🤸

Tetap fokus dengan masa depan & inovasi, adaptif dengan teknologi, dengarkan pelanggan & matangkan budaya kerja yang kolaboratif dan terbuka. Menjadi kecil bukalah keliru, tapi pastikan untuk untuk punya dampak besar sebagai tujuannya🚀

Influence Behaviors

Ngga ada tim yang tiba-tiba hebat atau kuat🤩

Hal paling menantang dalam pertumbuhan bisnis atau organisasi adalah menumbuhkan tim. Menumbuhkan Tim yang sehat menjadi esensial, hingga dalam prosesnya dapat mengaktivasi beragam keahlian dan ide, meningkatkan produktivitas, berbagi beban kerja, meningkatkan kreativitas, dan memberikan dukungan emosional, semuanya berkontribusi pada kesuksesan perusahaan yang lebih besar.

Penumbuhan tim ini dimulai dengan bagaimana kita mau mempercayakan sesuatu pada anggota tim, delegate istilahnya. Delegasi adalah media terbaik proses pemberdayaan tim, hingga tim bisa tumbuh baik dan kuat. Namun proses delegasi punya konsekwensi unik, yaitu mendampinginya, menemaninya belajar dan tumbuh. Bukan sekedar lempar tanggung jawab🥸

Proses mengembangkan tim adalah pilar utama pertumbuhan, membuat organisasi makin dekat dengan tujuan. Untuk makin dekat dan makin lekas sampai, tentu ada banyak konsekwensi yang tumbuh🎉

Jika ingin semakin nyata dan tumbuh probabilitas keberhasilannya, tentu konsekwensinya adalah waktu yang perlu ditekuni dengan kesabaran. Jika ingin kompak dan kuat, tentu ada totalitas mengawalnya jadi konsekwensinya.

Sesuatu mimpi individu atau organiasai kerap loncat kedepan, hingga lupa ada proses yang harus ditekuni. Tim tak bisa tiba-tiba tumbuh dan jadi hebat, leaders yang baik dia akan turun menemani proses tumbuh anggotanya. Bersabarlah. Biarkan mereka belajar dan berkembang, ada waktu yang ngga bisa diskip buat tumbuh, menyelami dinamikanya lah yang membuat tim itu jadi kuat dan kokoh, masih yakin kan mau berdinamika?✔️