Social Enterprise
Theory of Change
OKR!
System Thinking
Asset-Based Thinking
Food Formulation
Scrum
Agile
Agile
Kamu udah punya ide bisnis inovatif, dana udah terkumpul, dan siap untuk mulai bisnis. Terus, apa lagi yang harus dilakukan?
Sebelum mengakselerasi ide bisnis kamu, penting untuk kamu tahu apakah produk kamu benar-benar dibutuhkan di pasar atau tidak, supaya waktu dan sumber daya yang udah terpakai tidak terbuang percuma.
Untuk memastikan hal itu, bisa dilakukan dengan cara Market Validation. Apa sih Market Validation itu?
Yuk cari tahu lebih lanjut tentang Market Validation di Agiliclass.
SAVE THE DATE!
š
Sabtu, 27 Februari 2021
š 08.00 – 12.00
š„ļø Via Zoom
š°300k
Early bid: 200k (18-21 Februari 2021)
Daftarnya cukup klik link berikut:
Sampai bertemu di tanggal 27 Februari!
#agilitytransformation#agiliclassof2021#businesswebinar#business#agile#agileculture
Customer Journey
Mengamati perjalanan konsumen selalu menyenangkan, cuma kalo cari contoh kasus belum begitu banyak yang pas & bisa dirasakan banyak orang. Nah kebetulan nemu ini, Starbucks! Sebagian besar tentu bisa membayangkannya.ā£
ā£
Memetakan perjalanan konsumen menjadi menarik, jadi tau dititik mana saja perlu perbaikan pain points secara berkelanjutan.ā£
ā£
Ada dua kategori touchpoints secara vertikal yakni ā£
1) Semakin menggembirakan ā£
2) Semakin menyedihkan ā£
ā£
Sedangkan secara horizontal sumbu Y menggambarkan perjalanan seorang konsumen selama Ia akan, menikmati, & setelah Ia menikmati serta mendapatkannya.ā£
Ilustrasi ini cukup memberikan gambaran jelas bagaimana seseorang mengalami berbagai macam perasaan sepanjang pengalamannya sebagai konsumen atau yang dinamakan sebagai Touchpoints. Touchpoints dari contoh Starbucks dibagi menjadi lima tahapan journey yakni; ā£
ā£
- Antisipasiā£
- Lokasi Kantorā£
- Di kendaraanā£
- Masuk Ruanganā£
- Berjalan masukā£
- Keterikatan (Engagement)ā£
- Antriā£
- Pesanā£
- Bayarā£
- Dudukā£
- Minumā£
- Bekerjaā£
- Keluarā£
- Bebenahā£
- Pulangā£
- Refleksiā£
- Didalam Mobilā£
ā£
Gambaran ini membantu pemiilik usaha untuk memperbaiki pain points yang ditemukan, juga meningkatkan Gain Points. Titik-titik yang kerap mengganggu & bisa jadi membuat konsumen tak lagi mau kembali, atau bahkan menebar Pain Points ini sebagai berita buruk bagi calon-calon konsumen baru.ā£
ā£
Salah satu contoh, coba lihat titik ketika konsumen mulai melakukan proses ke-3 yakni Engagment! Ternyata konsumen mengenali juga bahwa beberapa kali kita bertemu pelayannya, senyum terasa sebagai āFake Greetingā atau ketika bekerja Ia merasa bising, digambarkan dituliskan sebagai āLoudāā£
ā£
Sedangkan pada aspek positif beberapa perlu ditingkatkan adalah ambience, kenyamanan & ketika pulang. Untungnya hasil refleksi akhir pelanggannya āGood Drink!ā yang membuat Ia berkemungkinan besar kembali lagi.ā£
ā£
Peta perjalanan konsumen ini adalah tools paling mudah bagaimana secara gradual melakukan perbaikan. Jadi tak usah buru-buru ya, ketika tau titik-titik ketidaknyamanan, maka satu persatu kita bereskan & tingkatkan. ā£
ā£
Selamat Mencoba!
Channeling
Ngulik lagi model binis. Model bisnis itu semestinya unik yaa, artinya tidak sama dengan model-model bisnis yang lain. Memliki kaitan logika satu dengan yang lainnya. Salah satunya kerap kali di Blok Channel menemukan kita menulisakan offline atau online, atau lebih detail kita menulisakan nama media sosialnya.
Startegi ini kerap kali dalam teknisnya membingungkan karena terlalu general, umum dan sulit menerjemahkannya karena terlalu luas.ā£
ā£
Diingat dan dipahami lagi deskripsinya āChannel adalah saluran, elemen penting dari model bisnis. cara perusahaan berkomunikasi dan menjangkau segmen pelanggannyaā ā£
Channel dibagi jadi dua,
1) langsung
2) tak langsung
Sedangkan fasenya dibagi menjad lima tahapan, 1) Kesadaran, 2) Evaluasi, 3) Pembelian, 4) Penghantaran dan 5) Setelah Pembelian, mirip-mirip Marketing Funnel yaa!ā£
ā£
Jangan lupa juga fungsinya,ā£ yaitu
- Meningkatkan kesadaran di antara pelanggan tentang produk & layanan ā£
- Membantu pelanggan mengevaluasi Proposisi Nilai
- Mengizinkan pelanggan membeli produk & layanan
- Menyampaikan Proposisi Nilai kepada pelangganā£
- Memberikan dukungan pelanggan pasca-pembelianā£
ā£
Nah untuk memulai memetakan startegi Channeling ini, beberapa hal yang perlu dhijawab antara lain;ā£ - Lewat saluran mana segmen ingin dijangkau?ā£
- Bagaimana menjangkau mereka sekarang?ā£
- Bagaimana saluran dibuat terintegrasi?ā£
- Mana yang paling berhasil?ā£
- Mana yang paling hemat?ā£
- Bagaimana mengintegrasikannya dengan rutinitas pelanggan?ā£
ā£
Jika diilustrasikan dengan gunung es, bisa diceritakan seperti ini. Bagi dua blok Channel, bagian terlihat & tak terlihat. Bagian atas atas bisa saja kita menuliskan yang biasa ditulis, Instagram, Facebook, Tiktok untuk yang online, dan atau Tiki, JNE, Kedai untuk offline.
Namun, bagian dalamnya sebenarnya ada saluran-saluran lain diluar media tsb, yakni simpul mana saja yang berupa individu / organisasi yang bisa menjadi simpul hubungan mereferalkan value proposition pada pelanggan.
Jika tau siapa yang akan jadi simpul, maka kita akan tau melalui media apa kita menggerakkannya, bagaimana konten & strategi approach yang tepat!ā£ yuk belajar lagi!