Melatih objektivitas jadi sangat penting dalam organsiasi pembelajar, menumbuhkan sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat & pertimbangan pribadi atau golongan dalam menilai sesuatu hasil 🎁
Objektivitas berarti hal-hal yang bisa diukur yang ada di luar pikiran / persepsi manusia. Sedangkan subjektivitas adalah fakta yang ada dalam pikiran manusia sebagai persepsi, keyakinan & perasaan🤔
Penilaiaan subjektif memang sah-sah saja selama didasarkan pada akal sehat, tahu konteksnya & kemudian memvalidasinya. Subjektivitas memang kerap dikaitkan dengan pandangan & perasaan seseorang, bisa bersifat jujur / tidak jujur, bisa sesuai / tak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Subjektifitas bisa membawa seseorang melihat bahwa pandangan & perasaannya kerap bertentangan dengan masyarakat disekitarnya, oleh karena itu, jika seseorang memiliki penilaian subjektif, maka Ia perlu memvalidasi pandangan & perasaannya🔍
Pandangan objektif akan cenderung bebas nilai sedangkan subjektif sebaliknya, hubungan kerja keduanya memiliki kelebihan & kekurangannya. Dalam tradisi ilmu pengetahuan objektivitas akan menghasilkan pengetahuan kuantitatif sedangkan subjektivitas akan menghasilkan pengetahuan kualitatif🥁
Subjektivitas yang tidak diuji kerap menimbulkan chaos, terlebih budaya-budaya kolot yang melanggengkan budaya takut bertanya, validasi hingga berakibat fatal kemudian. Menilai orang akan lebih jernih dari karyanya, bukan dari Individunya sebagai persona. Persona akan sangat tergantung perspektif penilainya, basisnya akan sangat relatif. Namun jika melihat karyanya akan sangat berbeda akibatnya, karena melepaskan aspek relativitas dan didasarkan pada fakta✅
Nilai yang dihasilkan oleh upaya penelaahan objektif menghasilkan kebenaran tunggal, kemudian akan runtuh jika ada hasil lain yang menunjukkan perbedaan. Sedangkan penelitian subjektif cenderung majemuk, bergantung konteksnya🖼️
Melatih kebenaran subjektifitas memang perlu waktu, tapi akan lebih mudah hidup jika kita menilai orang dari karyanya, tak perlu pusing memikirkan personanya, jangan-jangan karena terlalu sibuk memikirkan persona orang lain, malah kita yang lebih urgent membenahi diri daripada orang tsb❤️