Being Critical Vs Creative

Salah satu 21st Century Skills adalah kemampuan bepikir kritis, semalam ketika #unpadkokgitu trendingšŸ˜‚ saya menyikapinya sebagai media belajar bagi mereka, belajar dalam menyampaikan pemikirian kritisnya. Namun, bagi kampus hal ini juga menggugah pemikiran tentang proses pembelajaran yang diselenggarakan kampus untuk melatih lagi kapabilitas berpikir kritis civitasnya.ā£šŸ¤øšŸæā€ā™€ļø
ā£ā£
Merujuk literatur, ā€œCritical thinking is the ability to think clearly & rationally about what to do or what to believe. It includes the ability to engage in reflective and independent thinking. Someone with critical thinking skills is able to understand the logical connections between ideasā€ā£ā£šŸ˜Ž
ā£ā£
Sudah banyak dibahas bagaimana semestinya kampus membuat anakā€‘anaknya terlatih kemampuan berpikir kritisnya, namun rasanya ada yang kurangšŸ§ Ketika kritis pada aspek tertentu namun tak menawarkan cara bersolusi kreatif, terjebak luapanā€‘luapan hasil Fast Thinking yang membawa gelombang masalah barušŸ¤Æ
ā£ā£


Berpikir kritis, sebuah kemampuan menilai sesuatu menggunakan logika & hasil risetnya untuk mengambil keputusan yang baik, hanya saja kita perlu memperkayanya.
ā£ā£
Mengapa saya katakan ada perlu diperkaya? Karena sebuah pemikiran kritis perlu dilengkapi dengan solusi, hingga individu hadir juga dengan solusišŸ¤©
ā£ā£
Bersolusi juga ada ilmunya, ada skillsnya, salah satunya ā€œCreative Thinkingā€ kemapuan bergagasan, ideasi, mengkomunikasikannya hingga mengeksekusinya dengan baik.ā£ā£
ā£
Doyle, 2020 menuliskan, ā€œCreative thinking is the ability to consider something in a new way. It might be a new approach to a problem, a resolution to a conflict between employees, or a new result from a data setā€ā£
ā£
Yuk, kita sandingkan, Critical & Creative Thinking kamu, hingga lengkaplah anak bangsa sebagai individu yang tidak hanya pintar, namun juga cerdas!ā£ā£āœŠ
ā£
Jangan menjadikan generasi ini kaya akan kritik, tapi miskin solusi. Masih banyak waktu kita belajar aneka tools seperti juga terkait berpikir kreatif, melatih diri mengolah insight menjadi solusiā€‘solusi layak eksekusi.ā£ā£ Peer panjang dunia pendidikan, saatnya bangun bersama. PR besar kampus šŸ™Œ
ā£ā£
Yok hadir bawa solusi, kapan mulai bersua berlatih lagi? šŸš€

3 Menit Pitching

Pitch Deck? bagaimana menyusunnya dengan singkat menjelaskan bisnis yang ingin di hadirkan. Walau singkat, harus berisi ā€œdagingā€ semua yaa!ā£ā£ āœŠ
ā£ā£
Nah, ini petunjuk singkat diramu dari Best3Minutes, panduan bikin Pitch Deck!ā£ā£


ā£ā£
1.Pernyataan Singkatā£ā£
Perubahan apa yang kamu hadirkan dari kamu & produknya bagi dunia?ā£ā£
ā£ā£
2.Pain & Gainā£ā£
Masalah apa yang dicobaā€‘hadirkan untuk konsumen? Peluang apa yang ditawarkan? lebih cepat, efektif, efisien, menyenangkan atau bahkah lebih amankah? Seberapa besar masyarakat yang memerlukannya (market size) & apakah sudah divalidasi masyarakat dapat membayar atas tawarannya?ā£ā£
ā£ā£
3.Produkā£ā£
Dibuat sederhana & semungkinnya, apa produknya, cara kerjanya, sudah dites belum? Jangan sampai produk mendominasi pitchā€‘nya yaa!ā£ā£
ā£ā£
4.Product Demoā£ā£
Live Demo penting, cukup ampuh dalam waktu singkat. Screenshoot, produk fisik bisa ditampilkan atau bahkah menampilkan contoh konsumen nyata menggunakannya.ā£ā£
ā£ā£
5.Whatā€™s Unique?ā£ā£
Apa yang unik, teknologi?hubungan pelanggan?kemitraan? Bagaimana menolong pelanggan menghasilkan sesuatu yangbeda atau menghasilkan sebuah alternatif. Tunjukkan bahwa kita sudah melakukan riset pasar & tau keadaan kompetisi yang terjadi.ā£ā£
ā£ā£
6.Customer Tractionā£ā£
Seberapa sukseskah saat ini? contoh konsumen, merek, penjualan, testimoni, tayangan media, kompetisi yang dimenangkan. Gunakan data & fakta.ā£ā£
ā£ā£
7.Business Modelā£ā£
Bagaimana pendapatannya, peluang tumbuh, bisakah berkembang di masa depan, menerangkan jenis industri & teritori barukah? bagaimanakah kemitraan & teknologinya. ā£ā£
ā£ā£
8.Investasiā£ā£
Sudah berinvestasi sendirikah? mengumpulkan uang? Seberapa lagi yang dibutuhkan? Ekspektasi dari investor, jejaring & kepakaran? Hal besar apa yang akan digunakan jika ada investasi? Tahapan yang akan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan investasiā£ā£
ā£ā£
9,Teamā£ā£
Pengalaman tim yang relevan, apa yang dibutuhkan dalam prosesnya? Pencapaian, kesuksesan penjualan & apa yang mengikat tim sebagai wirausaha?ā£ā£
ā£ā£
10.End Statement & Call to Actionā£ā£
Tuntaskan dengan request bagi audiens ā€œWhat is their first next step?ā€ā£
ā£
11. Terakhir, Why You?ā£

Golden Circle

Makna hikmah adalah pemahaman, pengetahuan / kemampuan memahami rahasia yang ada dibalik sebuah peristiwa sehingga dipahamkan atas kebenarannya, menjadi pengingat & menjadi mampu menempatkan sesuatu pada konteksnya.ā£ā£
ā£ā£
Sebuah percakapan bersama kawan, ā€œBetapa bersyukurnya kita bisa melalui masa yang sangat sulit kemarin, akhirnya bisa berangsur normal & melompat. Andai saja tak ada kejadian kemarin, tak mungkin kita bisa melompat lebih tinggi hari ini, jadi ternyata rantaian kejadian kemarin ada hikmahnya yang sangat besar!ā€ā£ā£
ā£ā£

Seringkali kita mendapatkan hikmah setelah sesuatu kejadian berlangsung, meski dilalui dengan aneka beban emosional, energi yang membuncah terlalu tinggi & dinamika yang berat. ā£
ā£
Ada pandangan lain yang juga ternyata penting juga melengkapinya dengan belajar mencari hikmah di awal perjalanan.ā£ā£
ā£ā£
Jika di negara maju, Simon Sinek dengan teorinya Start with Why, mendorong tiap individu untuk berupaya mengidentifikasi setiap purpose yang ingin Ia lakukan dalam setiap mula perjalanannya. ā£ā£
ā£ā£
Menemukan Why di awal justru merupakan proses pencarian hikmah yang mengundang energi yang tinggi dalam mengarungi prosesnya, memberikan alasan kuat berproses & berdinamikanya. Menemukan Why diawal akan mendatangkan energi yang positif dalam prosesnya. ā£ā£
ā£ā£
Cukup berbeda ketika dibiasakan mencari makna setelah sebuah kejadian negatif (baca; dinamika) usai, sepanjang prosesnya justru diliputi kegalauan, rasa cemas, sedih dan lelah meski diakhir kita menemukan Big Pictureā€‘nya.ā£ā£
ā£ā£
Kebiasaan yang perlu dibangun, menumbuhkan kemauan mencari makna, menemukan ā€œstrong whyā€ di awal, diakhiri dengan sesiā€‘sesi retrospektif diakhir sehingga dinamika proses menjadi lengkap karena diakhiri dengan pemaknaan lebih dalam.ā£
ā£ā£
Belajar makna diakhir sering kali karena terjebak terjun langsung pada How & What, tanpa tau alasan besarnya. Meski belum banyak diantara kita mencari hikmah di awal, ada baiknya kita mulai mencobanya. ā£ā£
ā£ā£
Agar tiap ikhtiar diselimuti pemikiranā€‘pemikiran positif & dinamikanya dirasakan sebagai perjalanan yang banyak menghadirkan insight baru sebagai bahan tambahan energi!ā£ā£
ā£
Selamat hari Kamis!ā£ā£

#agilitytransformation

Purpose Making

Pengingat lagi bahwa apa yang kita lakukan bisa jadi sama, dalam sepotong sudut pandang melihat sebuah aktivitas bisa jadi sama. Setiap orang bisa menerjemahkannya sebagai hal yang serupa, atau bahkan sesuka hati diartikan sesuai dengan apa yang pernah Ia alami.ā£
ā£
Yang menjadi pembeda sesungguhnya niat, atau yang saat ini dikenal sebagai ā€œpurpose makingā€. Setiap pergerakan, organisasi bahkan usaha bisnis berlombaā€‘lomba saat ini mengubah orientasinya menjadi purpose. ā£
ā£
Niatan memang tak terlihat dipermukaan, maka sering kali orang yang tak paham bisa mengintrepretasikannya sesuka hati. Padahal niat menjadi pembeda yang tak kentara melahirkan energi yang sangat berbeda. ā£
ā£


Beberapa contoh misalnya, samaā€‘sama jualan, hanya yang satu bertujuan menyenangkan dan menolong pelanggannya, yang lain mencari untung. Samaā€‘sama berjualan. ā£
ā£
Atau yang lainnya, samaā€‘sama terlihat berlatih dan bekerja, satu sisi bisa dilihat sebagai eksploitasi, satu sisi memberdayakan. Hal ini bisa terjada karena tak sanggup melihat fenomena utuhnya, apakah itu berniat atas keuntungan semata atau purpose memandirikannya. ā£
ā£
Sebuah kegiatan yang sama bisa berbeda hasilnya walau dengan cara yang sama. Apalagi jika niat baik yang mengawalinya, energi akan membuncah melahirkan banyak momentumā€‘momentum baru tak terbendung. Momentum baru itu biasanya yang melahirkan banyak energi baru bergerak maju mendapat banyak hal baru yang BEYOND! ā£
ā£
ā£ā€œIf you have a strong purpose in life, you don’t have to be pushed. Your passion will drive you there.ā€ Roy T. Bennett

Bacanya Pelan Pelan

Warning; Bacanya pelanā€‘pelan ya

Belajar dari Model Paradigma Perubahan, API. Banyak banget belajar bagaimana membedakan apa itu Proses Bisnis, Model Bisnis & Enablers? bagaimana merancang perubahannya yang baik. ā£
ā£
Model ini menggambarkan bagaimana mengawinkan Taktik, Operasi & Strategi, yang ternyata akan melahirkan pemahaman keterpaduan apa saja yang perlu dilakukan & siapkan untuk melahirkan perubahan.ā£
ā£
Apa yang perlu dilakukan? Merancang taktik, operasi & strategi!ā£
ā£


Taktik adalah serangkaian tindakan untuk melahirkan produk yang menjadi solusi bagi kebutuhan. Ingat, SOLUSI yaa. Taktik kemudian dilanjutkan jadi Operasi, menerjemahkan bagaimana solusi dibumikan. ā£
ā£
Irisan Teknik & Operasi melahirkan kebutuhan siapa yang akan tampil sebagai Enablers? Agent of change yang mampu menerjemahkan keinginan menjadi proses operasi. Maka menumbuhkan simpulā€‘simpul perubahan menjadi penting, tak dapat dipotong prosesnnya, tumbuhkan!ā£
ā£
Operasi diterjemahkan dengan startegi yang baik, agar terwujud sesuai visi semula. Irisan antara Operasi & Strategi adalah Proses Bisnis, diukur perkembangannya KPIs
ā£
Proses Bisnis mengikuti Staregi, biasanya ini akan mengawal tiap inisiatif bergerak selaras dengan goalsnya, biasanya kami menggunakan Objective Key Results (OKRs) untuk memastikan selaras dengan goals yang diinginkan.ā£
ā£
Sedangkan taktik & strategi dijabarkan dengan Model Bisnis. Dengan Model Bisnislah, kita jadi paham bagaimana eksekusi (sekaligus mengukurnya) & sumber daya apa saja yang diperlukan (Resources). ā£
ā£
Dalam irisanā€‘irisan tsb, maka akan timbul tiga aspek yang penting untuk melakukan proses transformasi, ā£
1) People (Enablers) ā£
Menghadirkan para pemberdaya agen perubahan, ā£
ā£
2) Proses Business (Proses) ā£
Menghadirkan kemajuan diukur dengan angkaā€‘angka kuantitatif kemajuanā£

3) Business Model (Transformasi) ā£
Menghadirkan kematangan, proses transformasinya diukur secara kualitati.ā£
ā£
Jika dilhat keseluruhan, proses ini mengawinkan 2 teknik berpikir yang saling melengkapi 1) Design Thinking pada sisi Taktik, Startegi & Model Bisnis , 2) Critical Thinking pada sisi Operasi, Strategi & Proses Bisnis!ā£

The Jobs To Be Done

Karena memang saat ini pelanggan susah dimengerti kadangā€‘kadang kita bertanya ā€œMemangnya mereka pengennya apa sih? sampai jualan aja susah, mereka tuh maunya apa?

Sebuah teori yang dulu merujuk pada Persona, biasanya membawa kita untuk selalu memahami satu individu tertentu tapi lupa melihat konteksnya. Terjebak fokus persona dengan apa saja kendala, kesukaannya, apa tren di lingkungannya seperti apa yang negatif apapun yang positif kemudian apa yang dia takuti atau apa yang diharapkan dari sisi pribadinya. Komponenā€‘komponen inilah yang selalu jadi pertimbangan bagaimana caranya agar kita benarā€‘benar memahami si pengguna produk.

Ternyata persona ga bisa berdiri sendiri, karena perlu dikaitkan dengan konteksnya, nah belajar konteks ini menjadi menarik. Salah satu teori yang memadukan antara Persona dengan konteksnya adalah ā€œThe Jobs To Be Done TJTBDā€


TJTBD menjelaskan bagaimana kita memandang sebuah produk ataupun solusi dari sudut pandang seorang konsumen menginginkan sesuatu untuk diwujudkan, bahasa singkatnya ā€œMengapa konsumen gunakan produk atau jasa kitaā€

Teori ini menarik! karena membahas tentang bagaimana kita memahami perilaku Pelanggan dari Kenapa, Bagaimana, apa inginnya dan apa kebutuhannya. Istilah menariknya seperti iniā€ People donā€™t buy products; ā€œthey buy better versions of themselvesā€ Didalamnya ada variable fungsi, sosial, main job to be done hingga image yang ingin dihadirkan.

Salah satu ilustrasi bagus adalah produk skateboard. orang bukan ingin saja membeli skateboard, tapi orang itu membelinya untuk melakukan halā€‘hal yang luar biasa, experience baru yang bisa digunakan bukan skateboard.

Jadi dalam The Jobs To Be Done, kita bukan belajar tentang membuat produk saja, tetapi memadukan antara konteks solusi, produk dan outcomes, memahami ketiganya, bukan sekedar produknya.

Contoh lain adalah, ketika kita lihat konsumen yang potensial kemudian kita menjual kamera, maka sebenarnya yang kita jual adalah Kemungkinan mereka dapat melakukan banyak pengalaman baru dengan kamera yang kita jual!

Selamat belajar!

6E Design Thinking

Guys! Istilah baru nih dalam #DesignThinking , jika selama ini kita belajar 6 tahapannya, ada istilah lain nih selain tahapan Observe, Define, Ideate, Prototype, Storytelling & Test yakni 6E & tools apa aja yang bisa jadi bahan buat belajarnya?ā£
ā£

1. Emergence.ā£Kemampuan mengidentifikasi kesempatan. Tools belajar untuk mengeksploitasi langkah ini bisa melalui riset media, observasi tren, bikin matrix atas tren yang terjadi, buat papan inspirasi, mindmap & belajar menuliskan ā€œintent statementā€ā£
ā£
2. Empathy, pada titik ini kita belajar menguatkan kapasitas berpikir kontekstual yang lebih baik. Melatih empati bisa dilakukan dengan membuat stakeholder map, wawancara, persona Canvas, peta empati, moodboard hingga journey mapā£ā¤ļø
ā£
3. Experimentation, ini adalah ā€œGroan Zoneā€, jangan buruā€‘buru ambil kesimpulan, kumpulkan teman, cari aneka sudut pandang. Saatnya menghasilkan aneka ide baru & kembangkan konsepnya! Untuk mengembangkan keterampilan tim agar bisa lebih eksploratif, coba deh beberapa tools seperti brainwriting, insight clustering, konfrontasi semantik, analogi dllā£
ā£
4. Elaboration, tahap ini kita mengelaborasi & menguji langsung dengan beragam materi & solusi semantik dengan memaknai lebih dalam hubungan yang terjadi di dalamnya. Mengembangkan DT memang selalu menyenangkan, salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan elaborasi yang bisa dilakukan dengan berlatih roleplay, rapid prototyping, matriks evaluasi, blueprint & pilot Testing
ā£
5. Exposition, mengkomunikasikan konsepā€‘konsep baru dan solusi yang dihasilkan dari proses sebelumnya. Komunikasi kerap kali jadi masalah dalam tim, oleh karena itu latihlah menggunakan Storyboard, ilustrasi konsep, membuat pernyataan visi, membuat purwarupa, presentasi hingga memvisualiasikan model bisnis jadi tantangan!
ā£
6. Extension, mengimplementasikan konsep pada kondisi nyata, mengobservasinya, mengembangkan & menumbuhkannya. Nah langkah terakhir, kamu bisa belajar dengan menggunakan peta implementasi, media print atau digital, membuat kuesioner, umpan balik & membuat roadmap!ā£
ā£
Banyak yaa bahan belajarnya, santai aja yang penting berprogres! Selamat belajar!ā£ #agilitytransformation

Double Diamond Design Thinking

Menajamkan lagi kemampuan berpikir desain, Design Thinking (DT). Jika membaca teori terkait DT memang kurang pol jika tak jua mempraktekkannya. Bukan sekedar workshop dan atau dalam kelas yaa, tapi sungguhā€‘sungguh mempraktekkannya dalam keseharian, pekerjaan / projectā€‘project yang dilakukan. Proses ini jika dilakukan dalam keseharian memang perlu kesabaran dalam melakukan prosesnya yang bertahap, apalagi ada dua fase penting dalam pendekatan DT seperti mengacu pada model Double Diamonds.
ā£


Dikatakan sebagai Diamond karena prosesnya;
1) Divergen, proses berpikir yang diawali dengan membuka seluasā€‘luasnya wawasan baru, sudut pandang lain, opsiā€‘opsi berbeda dan beragam insght yang berbeda dari orangā€‘orang lain yang berbeda pemahaman atau pengalamannya. ā£
ā£
2) Konvergen, mengerucutkan ragam gagasan dengan memilih/meramu ideā€‘ide yang ditemukan dengan cara memprioritaskan, memilih, memperbaiki, mengidentifikasi dan melakukan mengkonsolidasinyaā£
Faseā€‘fase penting DT meliputi ;ā£
ā£
Diamond keā€‘1, bertujuan mendapatkan definisi permasalahan yang tepat, dipahami sebagai ā€œDoing the right thingsā€ā£
1. Discover (fase riset)ā£
Output: Temuan penelitian, dokumentasi dan temuan tidak terstruktur.ā£
2. Define (fase sintesis) ā£
Output: Sebuah ringkasan akhir, atau yang diperbaiki, pertanyaan penelitian baru Ā«How Might WĀ» atau strategi.ā£
ā£
Diamond keā€‘2, bertujuan menghasilkan solusi terbaik, dipahami sebagai ā€œDoing things rightā€ yang tahapannya meliputiā£
1. Develop (fase ideasi); ā£
Output: Sekumpulan ide, tesis strategis, konsep, draf desain pertama, visi atau prototipe pertama.ā£
2. Deliver (fase implementasi); ā£
Output: Hasil: Produk akhir / solusi & jawaban atas tantangan awal ā£
ā£
Ada3 hal krusial merujuk pada Nessler, 2018ā£
1. Ini bukan kerangka kerja yang selalu harus mirip, gunakan & sesuaikan dengan kondisi yang bisa diadaptasi dengan lingkungan.ā£
2. Bersiap untuk iterasi / memulai lagi dari tiap titik prosesnya, niatkan untuk belajar karena prosesnya tak terbatas.ā£
3. Seperti halnya kreativitas, ā€œit is a never ending processā€ kreativitas adalah kebiasaan melakukan halā€‘hal dengan cara baru untuk menumbuhkan dampak baru yang menjadi pembeda dalam hidup kita (Hyper Island, 2016)

Purpose First

Pengingat lagi bahwa apa yang kita lakukan bisa jadi sama, dalam sepotong sudut pandang melihat sebuah aktivitas bisa jadi sama. Setiap orang bisa menerjemahkannya sebagai hal yang serupa, atau bahkan sesuka hati diartikan sesuai dengan apa yang pernah Ia alami.ā£
ā£
Yang menjadi pembeda sesungguhnya niat, atau yang saat ini dikenal sebagai ā€œpurpose makingā€. Setiap pergerakan, organisasi bahkan usaha bisnis berlombaā€‘lomba saat ini mengubah orientasinya menjadi purpose. ā£
ā£

Niatan memang tak terlihat dipermukaan, maka sering kali orang yang tak paham bisa mengintrepretasikannya sesuka hati. Padahal niat menjadi pembeda yang tak kentara melahirkan energi yang sangat berbeda. ā£
ā£
Beberapa contoh misalnya, samaā€‘sama jualan, hanya yang satu bertujuan menyenangkan dan menolong pelanggannya, yang lain mencari untung. Samaā€‘sama berjualan. ā£
ā£
Atau yang lainnya, samaā€‘sama terlihat berlatih dan bekerja, satu sisi bisa dilihat sebagai eksploitasi, satu sisi memberdayakan. Hal ini bisa terjada karena tak sanggup melihat fenomena utuhnya, apakah itu berniat atas keuntungan semata atau purpose memandirikannya. ā£
ā£
Sebuah kegiatan yang sama bisa berbeda hasilnya walau dengan cara yang sama. Apalagi jika niat baik yang mengawalinya, energi akan membuncah melahirkan banyak momentumā€‘momentum baru tak terbendung. Momentum baru itu biasanya yang melahirkan banyak energi baru bergerak maju mendapat banyak hal baru yang BEYOND! ā£
ā£
ā£
ā€œIf you have a strong purpose in life, you don’t have to be pushed. Your passion will drive you there.ā€ Roy T. Bennett

Dear Yoga, Tantan dan Rudi

Mendengar cuplikan ibu Rektor @universitaspadjadjaran ini sungguh membanggakan, selamat @lebahbandung @madu_masagi ā¤ļø

Duduk di pojok kebun lebah, memandangi bunga warna warni hasil semai sejak awal tahun. Sebuah topik menguat ketika kami merasa WFH juga begitu banyak membawa kebaikan, namun tak terasa dinamika organisasi yang tak saling sapa sejak lama juga berujung pada mulai longgarnya ikatan kami sebagai keluarga. ā£ā£
ā£ā£
Sore ini juga kami mencoba merancang kemenangan, mendiskusikan bagaimana caranya? Kemudian timbul pertanyaan lain, ā€œMengapa perlu menjadi pemenang?, ā€œMenang untuk apa?ā€, ā€œDefinisi kemenangan itu apa?ā€ Diskusi yang menarik, tak terasa 2,5 jam berlalu. Kami mulai memetaā€‘metakan kembali siapa berperan apa, bagaimana kita bisa melihat sekeliling. Menaklukan egosentris kelompok agar mau bertanya ā€œSiapa yang dapat memperkaya pergerakan kita kala kita merasa kita bisa melakukannya sendiri? Sudah bisa dilakukan sendiri, mengapa perlu mengajak pihak lain?ā€, mengapa harus tetap berkolaborasi?ā£ā£
ā£ā£
Mungkin sebagian mulai lupa atas apa mimpi yang sempat tertuliskan atau pada semangat kolaborasi yang sempat dibangun. Menjadi biasa bekerja sendiri, mulai lupa melihat sekeliling, mulai terasa terbiasa mandiri ternyata juga menumbuhkan bibitā€‘bibit ketidakpekaan untuk melihat sekeliling bahwa ada yang tercecer. Padahal era ini adalah era kolaborasi, bukan lagi kompetisi yang lazim meninggalkan keterceceran.ā£ā£
ā£ā£
John Duval menuliskan ā€œCollaboration in the workplace brings people with different backgrounds, skills, expertise, and perspectives together to brainstorm ideas, overcome obstacles, and utilize creative problem solving for the betterment of the companyā€ Semua tim paham ini, hanya memang menginternalisasinya menjadi bagian paling menantang dalam jiwa & skills keseharian.ā£ā£
ā£ā£
Penutup pertemuan sore ini, mengingatkan lagi untuk melatih tegur sapa, menawarkan bantuan, membangun pembicaraan & menemukan irisan bersama hingga yakinkan bahwa kemenangan itu adalah kala kita dapat berjalan bersama, tak satupun tertinggal.ā£ā£
ā£ā£
ā€œtwo heads are better than oneā€